tag:blogger.com,1999:blog-69372266098732338712024-02-08T11:27:30.503+08:00Perempuan Seperti IbuPEREMPUAN SEPERTI IBU,
Sebuah Novel tentang cinta dan birokrasiAndi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.comBlogger49125tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-70685615215204159122012-01-31T21:07:00.004+08:002012-02-02T13:13:46.527+08:00All I Need Is A Courage<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Ketika pertama kali <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">ask to join this group</i></b>,
saya tidak yakin akan mampu mencapai 50K dalam satu bulan. Tugas-tugas kantor
yang bejibun, kewajiban sebagai ayah dari seorang bayi berusia1 bulan yang tak
bisa diremehkan, serta hobby lain yang tak berhubungan dengan dunia tulis
menulis yang juga tidak bisa saya tinggalkan, membuat saya tidak terlalu
optimis. Benarlah sebutan rekan-rekan di group ini, bahwa yang ikut adalah para
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">nekaders.
</i></b>Sayapun maju dengan modal nekad.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6BcXPBBE_CxGrADmXswTQRMAkfpO5fc1Ry75PXzt6FXXRMHLzfrIxUXIxlrzFIEscrpKbskPwJJMxpM3zngdYV62cvH5oZ3MBsk1MypPyy_0AiBOgDwTfWfawmuy39mFmyLQw9F9fECQ/s1600/Screen+shot+2012-01-30+at+9.30.37+AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6BcXPBBE_CxGrADmXswTQRMAkfpO5fc1Ry75PXzt6FXXRMHLzfrIxUXIxlrzFIEscrpKbskPwJJMxpM3zngdYV62cvH5oZ3MBsk1MypPyy_0AiBOgDwTfWfawmuy39mFmyLQw9F9fECQ/s320/Screen+shot+2012-01-30+at+9.30.37+AM.png" width="320" /></a></div>
<span lang="IN"><br /></span><br />
<span lang="IN">Ternyata yang saya butuhkan memang hanya
penyemangat. Rekan-rekan yang dengan setia me<i style="mso-bidi-font-style: normal;">like</i> setiap postingan status saya, pembaca yang mengunjungi blog
saya dan sesekali meninggalkan komentar, menjadi cambuk yang melecut punggung
saya untuk terus menulis dan menulis. Anehnya, semakin banyak yang saya tulis,
semakin banyak yang minta untuk saya tuliskan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN">Tak terkecuali, pengalaman menjelang deadline
yang berujung pada konfrontasi saya dengan istri, sebagaimana yang pernah saya
tulis sebagai salah satu status saya, membuat saya tiba pada target 50K dua
hari sebelum malam ini. Saya
menyebutnya sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">blessing in disguise</i>.
Rasanya sungguh tak nyaman, tidur bersama orang yang bahkan tak sudi melihat
wajah kita. Tapi itu membuat ide saya tumpah bagaikan air terjun ke
lembaran-lembaran kertas virtual di layar komputer.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXtr9W4Qrhk-UYwJ9QL42xhLfDULrSC-d8zSONItt4ddpFauFd4YVSLhkIEnmHyLaSU-lRj1r1LK3Rgn-RAkwFfyDwDMsA476ivgASVqtAT2n-BJy672HKICuc-EebHNvfAXw6L3cSKtA/s1600/win1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXtr9W4Qrhk-UYwJ9QL42xhLfDULrSC-d8zSONItt4ddpFauFd4YVSLhkIEnmHyLaSU-lRj1r1LK3Rgn-RAkwFfyDwDMsA476ivgASVqtAT2n-BJy672HKICuc-EebHNvfAXw6L3cSKtA/s320/win1.gif" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><i>I can’t imagine, what kind of writer I will be
without this group</i>. Banyak terima kasih kepada para admin group, juga kepada segenap
teman baru yang secara tidak terduga telah menjadi bagian dari hidup saya dalam
satu bulan terakhir ini. Sekali lagi <i>thanks a lot</i>.</span></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-45341509144774290472012-01-30T10:10:00.002+08:002012-01-31T19:28:08.960+08:00Epilog<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">Rumah di pinggiran kota itu mendadak
ramai. Puluhan orang polisi berpakaian lengkap meloncat dari sebuah mobil pick
up. Sebagian besar di antaranya langsung berlari dan menempatkan diri di sekeliling rumah, sementara
sebagian kecil lainnya merengsek masuk ke dalam rumah. Seorang pria yang berpakaian
preman, berdiri paling depan melambaikan selembar surat perintah penahanan
kepada tuan rumah.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">Gemetar, lelaki paruh baya berkacamata
tebal itu melorot di tempat duduknya. Di dalam surat penahan itu tertulis
namanya sebagai: Tersangka tindak pidana percobaan pembunuhan. Ia diangkut
dengan tangan terborgol menuju ruang tahanan Polres. Meninggalkan istri dan
anak-anaknya yang menjerit pilu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">Di tahanan Polres, tiga orang temannya ternyata sudah lebih dahulumeringkuk di dalam ruang tahanan yang sempit itu. Seorang pria
berperawakan gemuk yang selama ini dia panggil boss juga sudah berada di
tempat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">Kelimanya berkumpul, terdiam menyaksikan
pintu berjeruji besi dikunci dari luar. Mareka hanya saling pandang dan mencoba mencari kekuatan dari rekan masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">Ibong dan rekan-rekannya ditangkap karena terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa merekalah aktor
intelektual di balik usaha pembunuhan terhadap Sufri, Sang Wakil Bupati. Sedangkan si Boss, pria gendut yang selama ini menjabat sebagai Sekreataris Daerah adalah dalang atas semua kejadian itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: 'Times New Roman';">TAMAT<o:p></o:p></span></i></b></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-73638046654752380352012-01-30T10:09:00.002+08:002012-01-30T10:09:34.472+08:00Chapter Fourty Five<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pagi menjelang ketika telponnya
berdering. Edo terbangun dan melihat bahwa yang menelponnya adalah Imran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, pak?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, Do. Tolong, kamu segera ke sini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Baik, pak.”</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo meninggalkan kamarnya dan berlari
menuju ruang perawatan di mana Tenri sedang dirawat. Di dalam ruangan itu,
Imran dan Istrinya sedang duduk di sisi tempat tidur. Nurani menangis, kentara
dari suara isaknya yang makin lama<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>makin sering terdengar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia memanggilmu, Edo.” Kata Imran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo segera mendekati tempat tidur Tenri.
Dilihatnya mata gadis itu terpejam. Tarikan nafasnya tersendat dan sesekali
terlihat berjuang keras agar bisa menghirup udara. Edo menggenggam tangannya
yang dingin bagai es. Gadis itu membuka matanya. Memandang Edo tepat di
matanya. Edo emngambil selembar kertas tissu, lalu diusapnya butir-butir
keringat yang memenuhi wajah dan leher Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Edo...” suaranya lebih mirip bisikan,
tertutup oleh suara tarikan nafasnya yang gemuruh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, sayang. Aku di sini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sayang... aku...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo ingin melarangnya berbicara. Tapi
tampaknya Tenri ingin mengatakan sesuatu. Ia kibaskan tangannya seolah menyuruh
Edo diam dan mendengarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan mengerahkan sisa-sisa tenaganya,
akhirnya Tenri berhasil mengucapkan sebuah kalimat, “Aku... mencintaimu,
Edo.”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oh, itulah kalimat yang
selama sekian bulan ini dikejar-kejar oleh Edo. Itulah kalimat yang sepanjang
kebersamaan mereka ditunggu Edo dengan segenap hati dan jiwanya. Dan Tenri baru
saja mengucapkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku juga mencintaimu.” Bisik Edo. Ia
tidak lagi merasa jengah atau sungkan, meskipun Imran dan istrinya ada di
tempat itu menyaksikan mereka. Imran dan Nurani telah menganggapnya sebagai
bagian dari keluarga besar mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri menganggukkan kepala, bibirnya
bergerak seolah berkata : “aku tahu, aku tahu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo tidak kuasa membendung air matanya.
Imran dan Nurani juga menangis menyaksikan adegan itu. sesaat kemudian, Edo mulai
merasakan genggaman tangan Tenri mengendur di tangannya. Mata Tenri memandang
lurus ke atas dengan tatapn kosong. Suara tarikan nafasnya yang tadi terdengar
berat dan menggembungkan dadanya sekarang sudah tidak terlihat. Edo memandang
wajah Imran dan Nurani beerganti-ganti, berharap mereka melakukan sesuatu. Tapi
rupanya Imran dan Nurani sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Imran
menekan sebuah tombol<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Waktu terasa bergerak sangat lambat,
ketika kemudian seorang dokter muncul dan memeriksa keadaan Tenri. Lalu
menyatakan bahwa Tenri telah tiada. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Inna
lillahi wa innaa ilayhi raji’un.</i> Tangis Nurani meledak di dalam pelukan
suaminya. Imran sendiri tak bisa menyembunyikan tangisnya. Keduanya tenggelam
dalam gelombang kesedihan yang teramat dalam. Keduanya beganti-ganti menciumi
wajah Tenri. Hati Edo robek menyaksikan pemandangan memilukan itu. Ia keluar
ruangan dan menghubungi ayahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dad,
She’s gone</i>.” Suara Edo terbata menyampaikan berita itu kepada ayahnya.
Beberapa saat lalu, dokter baru saja menginformasikan bahwa Tenri secara resmi telah
dinyatakan meninggal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sorry
to hear that, son</i>.” Jawab ayahnya. Suaranya juga terdengar shock. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo menutup telpon lalu kembali menemani
Imran dan istrinya. Ia harus menunggu instruksi dari Imran untuk selanjutnya segera
kembali ke hotel tempatnya menginap dalam empat hari terakhir ini untuk
membereskan pakaiannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Proses pemulangan Jenazah Tenri ke
Makassar akan dilakukan segera oleh pihak rumah sakit dan saudara-saudara Imran
yang ada di Singapura. Imran cukup menyelesaikan seluruh biaya administrasi di
rumah sakit ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tepat pukul 10 pagi, pesawat carteran yang
disewa khusus untuk mengangkut jenazah Tenri lepas landas dari Bandara Changi
menuju ke Makassar. Di dalamnya seluruh keluarga Imran dan Nurani yang selama
ini menemani mereka di Singapura sudah turut serta. Termasuk Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar,
sebuah ambulance dan puluhan mobil sudah menunggu di sekitar terminal. Begitu
pesawat carteran itu mendarat dan terparkir di tempat yang telah ditentukan,
seluruh mobil itu bergerak ke depan tangga pesawat untuk menerima penumpangnya.
Kurang dari seperempat jam kemudian, mobil itu sudah berlari membelah jalan tol
menuju ke kediaman Imran di kawasan Hertasning.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Suasana duka seketika menyelimuti rumah
megah itu. Edo tak kuasa menahan haru. Apalagi ketika seluruh keluarga besar
Imran yang telah berkumpul sebelumnya di rumah itu bertemu dengan rombongan yang
membawa jenazah Tenri dari Singapura.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pelayat dari berbagai kalangan
berdatangan. Relasi-relasi bisnis keluarga Imran hadir dalam jumlah yang besar.
Pejabat-pejabat provinsi juga termasuk geburnur, kapolda, panglima kodam dan
sebagainya, hadir menyampaikan belasungkawa. Demikian pula puluhan bupati dan
walikota yang kebetulan sempat berada di Makassar pada hari itu. rombongan
pejabat dari daerah datang bergelombang, tumpah ruah di halaman rumah itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Upacara pemakaman digelar hari itu juga.
Prosesi persemayaman dan pemakanan relatif tidak bertele-tele. Kebetulan tidak
jauh dari situ, terdapat kompleks pemakaman keluarga yang memang sudah
disiapkan oleh keluarga besar Imran sejak beberapa tahun lalu. Saat berbicara
di hadapan seluruh pelayat, Imran tak kuasa menyembunyikan kesedihannya. Selama
dua puluh tahun terakhir ini, ia berjuang sekuat tenaga agar anak itu bisa
tetap menjadi perhiasan dalam hidupnya. Menjadi permata hati dalam keluarganya.
Namun karena Tuhan berkehendak lain, ia tidak punya daya selain menerima
ketentuan itu dengan kelapangan dada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Suka duka membesarkan anak itu adalah
saat-saat terindah yang tak mungkin dilupakan Imran. Ia bercerita, bahwa tidak
jarang ia harus bangun dan lari pontang-panting di tengah malam demi agar hidup
anak tersayangnya ini tetap terjaga. Tangis pertamanya, senyum pertamanya, kata
pertamanya, langkah pertamanya, seluruhnya masih segar dalam ingatan Imran.
Lalu kini, semua itu berakhir tanpa dapat ia cegah dengan tumpukan kekayaannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia berterima kasih kepada seluruh orang
yang telah memberikan simpati, terutama kepada Gubernur, Kapolda dan Pangdam.
Juga kepada semua sejawat, relasi bisnis dan pejabat pemerintah daerah yang
telah datang menyatakan simpati dan belasungkawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tepat saat adzan tanda waktu ashar
berkumandang, jenazah Tenri dimasukkan ke dalam liang lahat. Proses penimbunan
lubang kuburan tidak makan waktu lama, segera sesudah seluruh tanah galian itu
kembali ke asalnya, sebuah gundukan tanah merah terbentuk dengan nisan yang
tegak berdiri di tengahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Para pelayat sudah meninggalkan tempat
itu satu persatu. Imran dan Nurani yang sangat terpukul atas kepergian anaknya
adalah keluarga terakhir yang meninggalkan tempat itu. Edo masih berdiri
mematung. Angin sore yang bergerak perlahan menebarkan aroma bunga kamboja yang
mistis. Matahari sudah mulai berwarna jingga. Beberapa meter di luar kompleks
pemakaman itu, suara lalu lalang kendaraan menerobos di sela-sela pepohonan
yang bisu. Mata Edo terpaku pusara yang masih baru itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kompleks makam keluarga itu dirasakan Edo
kembali sepi, kecuali seseorang yang berjalan perlahan mendekati Edo. Suara
gemerisik dedaunan yang terinjak di belakangnya menyadarkan Edo. Ia berbalik
dan melihat ayahnya berjalan mendekatinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dad?” Edo kaget. “Kapan datang?” Ia
hampir tidak percaya kalau itu ayahnya. Ia menghapus air mata yang secara tak
sengaja menetes di pipinya. Ardi merangkul anaknya dan membiarkan Edo
menumpahkan kesedihan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dari tadi, nak. Begitu menerima telponmu
tadi pagi, ayah langsung berangkat ke sini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ayah tiba jam berapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi melihat jam tangannya, “Pukul 2 WIB.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok Edo nggak lihat? Sempat ke rumah Pak
Bupati ‘kan tadi, Dad?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka berdua berjongkok di sisi pusara
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sayang sekali aku tidak sempat bertemu
dengannya.” Kata Ardi. Sebuah tekanan aneh menyertai intonasi suaranya yang
didengar Edo sebagai bentuk penyesalan yang mendalam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Seandainya aku bisa membawanya menemui
ayah, mungkin nyawanya bisa tertolong, maksud ayah begitu ‘kan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak juga, nak. Tapi ayah tahu apa yang
sesungguhnya terjadi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo memandangi ayahnya dengan tatapan
bertanya. “Really? Bagaimana mungkin?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi mengangguk. “Bahkan akulah penyebab
semua kekacauan ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maksudnya, Dad?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi menghela napas panjang. Ia mengajak
Edo berdoa di sisi pusara Tenri lalu mengajaknya meninggalkan kompleks
pemakaman keluarga itu. Mereka Ardi berencana menginap satu malam sebelum
kembali ke Bandung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Rasa penasaran Edo akan pernyataan
ayahnya sebagai penyebab kekacauan terjawab malam harinya. Di kamar hotel itu
Ardi menjelaskan maksud pernyataannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di dalam setiap sel manusia, terdapat
sebuah bagian utama yang disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">telomere</i>.
Telomere ini memungkinkan sel mengalami pembelahan berkali-kali hingga bisa
mencapai 50 – 70 kali pembelahan. Setiap kali terjadi pembelahan, telomere
memendek dan akhirnya tidak bisa mendukung terjadinya pembelahan. Pada kasus
Tenri, Telomerenya jauh lebih pendek dari manusia yang dilahirkan secara
normal.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa bisa, Dad? Bukankan semua manusia
memiliki potensi telomere yang sama?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Benar, Do. Tapi Tenri bukan anak yang
lahir dari proses pembuahan normal. Ia adalah hasil kloning. Pada waktu proses
kloning, pemilik sel tunas sudah berusia lebih dari tiga puluh lima tahun. Dengan
demikian, proses pembelahan sel yang seharusnya bisa berlangsung hingga 70
kali, sudah terdistorsi oleh sel induknya dalam proses pembelahan di kehidupan
sebelumnya. Dengan demikian, secara biologis, usia Tenri sesungguhnya sudah
lebih dari lima puluh lima tahun.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tunggu dulu, Dad. Tenri hasil kloning? Klon
siapa? Apakah itu berarti ia bukan anak biologis dari Pak Imran dan istrinya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya. Tenri adalah klon ibumu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo memandang ayahnya dengan tatapan tak
percaya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi kemudian mencoba menjelaskan secara
gamblang tentang proses kelahiran Tenri. Setiap individu yang lahir berasal
dari sebuah sel yang mengalami pembelahan secara terus menerus. Dalam kasus
anak kembar</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-no-proof: no;"> identik, kedua embrio berasal
dari bersatunya satu sel telur dan satu sel sperma, yang segera sesudah
pembuahan terpisah jadi dua. Kedua bayi kembar ini mempunyai cirri-ciri dan
jenis kelamin yang sama. Kembar identik biasanya memiliki kantung ketuban yang
terpisah, tetapi berbagi plasenta yang sama. Meskipun kadang-kadang ada 2
plasenta, namun jarang sekali kembar yang hanya mempunyai satu ketuban dan satu
plasenta. Kembar tiga juga dapat identik, dengan satu sel telur terpisah
menjadi tiga embrio. Namun, lebih sering kembar tiga berasal dari sel-sel telur
yang terpisah atau sebagai dua sel telur, salah satunya terpisah membentuk
embrio ketiga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-no-proof: no;">Dalam kasus Tenri, pemisahan Embrio terjadi setelah Minarti dewasa. Dengan
mengambil </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-no-proof: no;">sel tunas dari
sumsum tulang Minarti, Ardi menyimpan bakal tubuh kembaran istrinya itu untuk
dititipkan pada sebuah sel telur agar dapat berkembang sebagai individu yang
baru. Sel tunas adalah blue print segala organ tubuh manusia. Ia adalah sel
muda yang amat mudah tumbuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-no-proof: no;">Dalam perkembangannya, janin yang tumbuh dari sel tunas
tadi memiliki salinan DNA yang persis sama dengan individu darimana ia berasal.
Itulah sebabnya, Edo melihat Tenri sebagai perempuan yang persis sama dengan
ibunya. bukan hanya wajahnya tetapi juga bentuk fisiknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Organisme hasil Kloning tetap tumbuh
sesuai hukum-hukum biologis. Yaitu melalui tahap pembelahan sel dari satu
menjadi dua, empat, delapan dan seterusnya. Sehingga mustahil menemukan kembar
identik hasil kloning yang berusia sama seperti yang sering ditampilkan dalam
film-film Hollywood.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kedua
organisme juga hanya memiliki persamaan dari segi fisik. Kecenderungan psikis,
mental, cara berpikir dan hal-hal yang bersifat spiritual pada kedua organisme
tetap tumbuh sebagaimana lazimnya manusia normal. Mereka juga tetap harus
melalui proses belajar yang sistematis untuk dapat memiliki kemampuan
sebagaimana halnya manusia biasa. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-no-proof: no;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Yang membedakan mereka dengan manusia
lainnya hanyalah karena mereka tidak berasal dari hasil proses reproduksi alamiah
pertemuan ovum dan spermatozoa yang masing-masing memiliki 23 kromosom.
Melainkan berasal dari sebuah sel tunggal yang sudah memiliki kromosom lengkap
sebanyak 46 pasang. Sehingga, jika organisme hasil reproduksi alamiah hanya
mewarisi masing-masing setengah sifat genetis induknya, maka organisme hasil
kloning 100% mewarisi sifat genetis sel induknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu tentu sudah mendapat informasi
mengenai penyakit Tenri selama berada di Singapura ‘kan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Penyakitnya aneh, Dad.” Kata Edo pada
ayahnya. “Di samping mengalami penyusutan massa otot, Tenri juga mengalami
osteoprorosis akut. Sesuatu yang seharusnya terjadi pada orang yang sudah
berusia di atas lima puluhan tahun. Ia juga dideteksi sudah mengalami
menopause. Pokoknya tidak ada dokter yang bisa mengetahui apa penyebab penyakit
Tenri.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Itulah yang terjadi, Edo. Dan memang
akulah yang menjadi sumber kekacauan ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, Dad. Saya tidak paham hubungan
ayah dengan Pak Imran. Apakah beliau memang pernah menjadi pasien ayah?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dua puluh tahun lalu, Edo. Mereka datang
membawa masalah tidak punya keturunan setelah menikah lebih dari tujuh tahun.
Mereka minta bantuan ayah karena Saat itu ayah memang merupakan satu-satunya
dokter spesialis ginekolog di Indonesia yang berhasil melakukan inseminasi bayi
tabung. Penelitian terus menerus membuat ayah berhasil mengembangkan suatu
teknik reproduksi yang dapat berlangsung tanpa melalui proses pembuahan,
melainkan dengan cara mengambil sel tunas dari organisme tunggal yang akan
digandakan. Ketika percobaan ini berhasil <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ayah implementasikan terhadap beberapa spesies hewan yang
berbeda-beda, ayah berkesimpulan bahwa pada manusiapun hal serupa dapat
dilakukan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Ayah hanya menyampaikan informasi itu kepada ibumu. Karena
kalau langsung dipublikasikan secara terbuka, ayah khawatir akan menimbulkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">cultural shock </i>di tengah masyarakat
seperti yang terjadi sekarang ini pada kasus rekayasa genetika yang baru-baru
ayah alami.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ayah sangat mencintai ibumu. Dan kamu
harus tahu, Edo. Ibumu sangat mencintaimu. Mungkin karena terpengaruh pada
informasi yang dia peroleh dari fiksi-fiksi ilmiah atau dari film-film, ia
meminta ayah mengklon dirinya. Alasan sebenarnya jauh dari ilmiah. Ia sangat
ingin melihatmu tumbuh dewasa. Ia ingin mendampingimu sebagai seorang ibu. Ayah
sudah berusaha menjelaskan bahwa prosesnya tidak akan seperti itu, tapi ia
ngotot. Rasanya ayah tidak bijaksana mengecewakan dia di akhir hidupnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ayah pertaruhkan karier dan masa depan
ayah untuk melaksanakan pesan ibumu. Makanya, ketika Pak Imran dan istrinya datang
dengan masalah kesuburan, Ayah melihat itulah peluang terbaik untuk
melaksanakan pesan ibumu. Bukan sperma dan ovum mereka yang ayah tanam di rahim
istrinya Pak Imran, melainkan klon ibumu. Itulah yang lahir sebagai Tenri.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ayahnya sudah mengatakan seluruh
kebenaran yang harus diketahuinya. Terlepas dari penyakit Tenri, terlepas dari
hidupnya yang terlalu singkat, Edo tetap tak ‘kan mungkin bisa menikahi Tenri.
Betapapun besarnya cinta yang dimilikinya terhadap gadis itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tenri adalah ibuku dalam bentuk yang berbeda</i>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maafkan ayah, Edo. Karena kesalahan
ayah, kamu ikut menanggung akibatnya. Ini tidak seharusnya terjadi jika saja
ayah lebih tegas pada ibumu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo tidak tahu harus mengatakan apa pada
ayahnya. Ketika lampu kamar dimatikan. Matanya nyalang dalam kegelapan. Mengapa
kehidupan serumit ini yang harus dia hadapi? Bayangan wajah Tenri berkelebat.
Berganti-ganti dengan wajah ibunya. wujud ibunya mengejawantah di dalam diri
Tenri. Meskipun waktu kebersamaan mereka terlalu singkat, tapi paling tidak, ia
telah mencintai Tenri dengan caranya sendiri sebagaimana seharusnya. Jika saja
Tenri memiliki waktu yang lebih lama, ia akan rela melakukan apapun demi
kebahagiaan Tenri. Karena itu berarti, ia telah membahagiakan ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo menyerap informasi itu dan akhirnya
menyadari, bahwa rupanya itulah arti dari segala keanehan yang dia alami selama
ini bersama Tenri. Ketika pertama kali melihat wajah Tenri, ia merasa wajah itu
pernah dilihatnya suatu waktu di masa lalunya. Ternyata wajah itu adalah wajah
ibunya. ketika ia memeluk Tenri dan menghirup aroma tubuhnya, Edo merasa pernah
mencium aroma seperti itu di masa lalu, ternyata itu adalah aroma tubuh ibunya.
Ketika Edo melihat Tenri tertidur pulas dengan wajah yang memancarkan
kedamaian, Edopun merasa pernah melihat wajah damai seperti itu di masa lalunya
yang ternyata adalah wajah damai ibunya ketika tengah tertidur. Juga ketika
wajahnya berada di atas tubuh Tenri, iapun merasakan sensasi yang sama. Tenri
telah menghadirkan sosok ibu yang dirindukannya selama ini.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">“Selamat jalan, Tenri. Selamat jalan, Ibu...” Bisiknya, dan
air matanya merembes tanpa disadarinya.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-10508670644708310092012-01-30T10:08:00.003+08:002012-01-30T10:08:41.536+08:00Chapter Fourty Four<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pesawat yang membawa Edo dari Jakarta
tiba di Changi International Airport tepat pukul 11.35 Waktu Singapura. Saat
pintu pesawa dibuka, Edo bergegas meninggalkan tempat duduknya dan menerobos
kerumunan penumpang di lorong tengah. Beberapa orang sempat terdorong sehingga
menyumpahi Edo. Edo tidak peduli. Pesan dari Tenri sangat jelas baginya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Datanglah, secepat yang kamu bisa</i>.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di depan terminal 1, ia segera mengikuti
petunjuk arah yang ada untuk mendapatkan taxi. Dari sana ia minta diantar ke
Bugis Junction. Seorang kenalan ayahnya memberi petunjuk melalui pesan singkat
bagaimana ia bisa tiba di rumah sakit itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Raffless Hospital Singapura berdiri megah
dengan bangunan setinggi 14 lantai yang menempati satu blok kota di 390
Victoria Street. Ia segera memasuki gedung itu dan menemukan meja resepsionis
di lobby. Dengan data pasien yang sudah dia kantongi ia diberi petunju oleh
petugas menuju ruang perawatan dimana Tenri berada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo termangu di pintu masuk. Matanya
lekat memandangi tempat tidur di mana Tenri terbaring. Edo seperti melihat
seseorang yang sangat berbeda. Dalam sakitnya selama lima hari ini, wajah ceria
gadis itu telah sirna, berganti wajah kuyu pucat pasi tanpa sinar kehidupan.
Bibirnya <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>biru kehitaman.
Sekeliling matanya juga menghitam dan berubah cekung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo mendekat. Mengambil kursi lalu duduk
di sisi tempat tidur. Ia terus mengamati wajah gadis itu dan mencoba mencari
kecantikan dan keceriaan yang tersisa darinya. Ia gagal. Bahkan beberapa helai
rambut Tenri tampak kelabu, seperti uban. Lewat bedside monitor, Edo mencoba
mengamati denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuh Tenri. Pengalaman sering
diikutkan oleh ayahnya ke tempat praktek membuatnya sedikit tahu tentang maksud
angka-angka itu. Diraihnya tangan Tenri yang dingin lalu digenggamnya dengan
lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri... aku datang.” Bisiknya di dekat
telinga Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gadis itu tetap diam tak bergerak. Tidak,
ia bergerak sedikit. Tangannya yang digenggam Edo bergerak. Edo mempererat
genggaman tangannya. Mencoba mengalirkan kehangatan lewat jemarinya. Menurut
Nurani yang ditemuinya di luar ruang perawatan tadi, Tenri sudah siuman sejak
dua hari lalu. Tapi ia lebih banyak tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri...” Bisik Edo lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gadis itu membuka matanya. Pandangannya
bertemu dengan pandangan Edo. Sekilas binar ceria berpendar dari sepasang mata
itu. Edo bisa melihatnya. Ia tersenyum dan membawa tangan gadis itu ke bibirnya
lalu dikecupnya dengan lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Edo..., kamu datang sayang?” Katanya,
terbata-bata. Matanya yang tadi berbinar sekarang berkaca-kaca dipenuhi air
mata. Edo mengusap air mata Tenri dengan lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Begitu menerima pesanmu, aku segera
berangkat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa lama sekali?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku harus menunggu penerbangan langsung
yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">available</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri tersenyum. Ia mengangguk mengerti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku senang sekali kamu mau datang.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku juga senang bisa ketemu kamu lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nanti uang tiketnya minta sama ayahku,
ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ssstt. Kamu tidak usah pikirkan itu.”
Edo menaruh telunjuk di bibirnya. “Pokoknya, sekarang aku ada di sini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia menarik napas panjang dengan susah
payah. Ia eratkan pegangan tangannya pada tangan Edo sekuat tenaganya.
Sepertinya ia sudah tidak mampu melanjutkan bincang-bincangnya dengan Edo. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Istirahatlah. Aku akan ada di sini, di
sampingmu.” Kata Edo. Sambil berdiri dan mengecup kening Tenri. Gadis itu
mengangguk. Mereka terus berpegangan tangan sampai Tenri kembali tertidur. Edo
menatap wajah itu sesaat lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Imran merangkul Edo dengan erat.
Berkali-kali ia mengucapkan terima kasih karena pesan Tenri yang meminta Edo
datang dipenuhi dengan segera. Imran lalu bercerita bahwa tim dokter yang
menangani Tenri tidak bisa memberikan diagnosis yang tepat atas penyakit yang
diderita Tenri. Sehingga yang bisa mereka lakukan hanya menjaga agar Tenri
dapat bertahan selama mungkin.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Edo sempat berkenalan dengan beberapa saudara Imran. Bisnu
juga ada di situ dan langsung membuka medan perang dingin. Edo mencoba memahami
perasaan pemuda itu dan tidak terlalu memberikan respon. Ia datang ke sini
karena Tenri yang memanggilnya, dan itu lebih dari cukup. Apalagi Imran sendiri
menerimanya dengan baik. Lagipula, jika direnungkan lebih dalam, Tenri adalah
orang yang sebaiknya mendapatkan seluruh perhatian dan konsentrasinya, bukan
Bisnu.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-46931048286726177262012-01-30T10:08:00.000+08:002012-01-30T10:08:00.292+08:00Chpater Fourty Three<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri berteriak keras, dengan ayunan
penuh, bola itu dipukul tepat ke arah posisi Edo berdiri. Edo tidak berkutik.
Upayanya menahan bola itu dengan half volley gagal. Bola itu meluncur cepat
melewati celah antara kaki kanan dan raketnya. Edo berbalik untuk memungut bola
yang sudah memantul di tembok belakang lapangan. Ketika ia kembali menghadap ke
tengah lapangan, ia tidak melihat Tenri di posisi yang semestinya. Matanya
mencari, dan terbelalak ketika Tenri masih berada di posisi terakhir ia lihat.
Tapi kini dalam keadaan tertelungkup.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo berteriak memanggil namanya,
mengagetkan semua orang yang ada di lapangan Tennis itu. Edo segera berlari
mendekati gadis itu. Ragu-ragu ia menyentuh bahu Tenri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri, Tenri....” tidak ada jawaban. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri....,” masih tidak ada jawaban. Edo
mencoba membalikkan tubuh itu. Wajah Tenri terlihat pucat dengan bibir
kebiruan. Edo panik. Ia raba nadi dipergelangan tangan Tenri. Denyutnya lemah.
Sementara itu nafas Tenri terlihat tersendat dan tertahan di tenggorokan. Tenri
sama sekali sudah tidak sadar. Edo mencari Sangkala, yang ternyata juga sudah
berlari mendekat ke tempat itu bersama orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ngka, Telpon dokter! Telpon dokter!
Cepat!” Teriak Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bawa saja ke rumah sakit,” sahut
seseorang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Telpon pak Bupati, kata seseorang lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nanti saja, bawa dulu ke rumah sakit,”
menyanggah yang lain<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya bawa ke rumah sakit.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siapkan mobil, cepat.” Jerit Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Seseorang berlari membawa kunci mobil dan
menyalakan mesin mobil terdekat dari lapangan, “Ya, yang itu saja. Yang
terdekat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Suara orang-orang berbicara itu terdengar
panik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan dibantu beberapa orang, Edo
membopong Tenri ke mobil tersebut. Edo sendiri ikut naik di mobil tersebut dan
memangku Tenri di pangkuannya. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, ia terus
menyalahkan dirinya sendiri, kenapa di hari ini ia melayani permainan keras
gadis itu. Tapi ia ingat kembali, gadis itu sendiri yang menantangnya.
Keluarkan pukulan terbaikmu, Edo. Katanya tadi. Edo tidak terpancing, dan tetap
menjaga <i style="mso-bidi-font-style: normal;">power </i>pukulannya walau ia
mulai mengarahkan bola ke sudut-sudut lapangan. Dengan penuh semangat Tenri
berlari ke sana ke mari mengejar bola hingga akhirnya ia terjatuh di tengah
lapangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ban mobil berdecit ketika berbelok
memasuki halaman rumah sakit umum daerah dan kembali berdecit nyaring ketika
berhenti tepat di depan instalasi Gawat Darurat. Beberapa orang perawat membawa
brankar mendekati pintu mobil yang terbuka. Beberapa perawat segera meraih
tubuh Tenri yang berada di pangkuan Edo dan membaringkannya di brankar. Brankar
itu segera dilarikan menuju ruang observasi. Dokter jaga dan perawat di
instalasi gawat darurat segera melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Sebuah
selang infus mengalirkan cairan melalui nadi Tenri. Masker oksigen dikalungkan
dan dihubungan dengan selang pada sebuah tabung yang memompa zat asam secara
simultan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Denyut nadi lima puluh, Tekanan darah
90/60 mmHg, suhu tubuh di bawah 36 degree. Pernapasan 16 kali permenit. Seru
beberapa orang perawat hampir bersamaan setelah melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital terhadap Tenri. Seorang perawat lainnya mencatat angka-angka
itu pada selembar kartu rekam medis yang telah dibubuhi nama Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pintu dan tirai ditutup. Dokter dan
beberapa orang perawat bergumul dengan berbagai peralatan medis, berpacu dengan
waktu untuk menyelamatkan nyawa Tenri. Wajah Edo masih terlihat tegang.
Menunggu di depan ruang tindakan dengan perasaan tidak menentu. Bayangan wajah
Imran dan istrinya yang murka tak dapat ia singkirkan dari benaknya. Semua
orang pasti menyalahkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala muncul di ruang tunggu itu dan
memberitahu Edo bahwa Pak Bupati sudah diinformasikan mengenai kejadian yang
menimpa anaknya. Sekarang dalam perjalanan dari rumah dinas menuju ke rumah
sakit ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo berterima kasih pada Sangkala.
Barang-barangnya aman bersama Sangkala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Imran dan istrinya menyerbu memasuki
ruang tunggu. Edo berdiri menyambutnya, tapi tidak bisa berkata apa-apa?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bagaimana, Do?” Tanya Imran. Istrinya
mendekati pintu tapi dicegah oleh seorang perawat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Belum tahu, pak sementara masih
ditangani sama dokter.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kita harus segera membawanya ke
Makassar.” Kata Imran kepada istrinya. Edo terdiam dan menyetujui bahwa itu
keputusan yang tepat. Fasilitas pelayanan kesehatan di daerah ini memang masih
sangat minim. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Meski terlihat khawatir, Imran dan
Istrinya tidak menampakkan reaksi berlebihan seperti yang dibayangkan Edo. Ya,
Edo membayangkan ibunya akan pingsan, dan ayahnya akan memakinya habis-habisan
karena dialah penyebab sakitnya Tenri. Dari sikap Imran dan Istrinya, Edo
menangkap isyarat bahwa ini bukan kejadian pertama yang terjadi pada Tenri. Hal
itu agak menenangkannya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berarti
colapsnya Tenri bukan sepenuhnya salahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Untung kejadiannya pas saat kamu sama
dia, Do.” Edo terkejut. Imran tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Edo
berdiri, menawarkan tempat duduknya dengan sopan. Tapi Imran menolak dan
memberi isyarat agar Edo tetap duduk. Edo hanya mengangguk hormat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia memang sering kena serangan seperti
itu. Sejak dulu, sejak masih kecil.” Kata Imran pada Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Oo... “ Edo melongo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Anehnya, tidak ada dokter yang tahu
penyakitnya.” Lanjut Imran. “Kami sudah berusaha mengobatinya kemana-mana, tapi
tidak berhasil. Dari yang paling tradisional sampai yang paling canggih, semua
gagal.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo terdiam, tidak tahu mau bicara apa.
Ia hanya memusatkan perhatian pada setiap patah kata yang disampaikan oleh
Imran. Nurani, Istri Imran duduk di salah satu sudut ruangan, ditemani beberapa
orang istri kepala perangkat daerah yang sudah mulai berdatangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kadang saya berpikir Tuhan tidak adil
pada Tenri. Dia satu-satunya anak yang kami miliki, tapi kebugaran fisiknya tak
pernah benar-benar prima. Ia harus mengonsumsi banyak obat-obatan setiap hari
agar bisa tetap berdiri.” Jelas Imran. Matanya nampak berkaca-kaca. “Itu juga
alasan utamanya, kenapa kami tak terlalu kecewa ia tidak melanjutkan pendidikan
di Australia. Kami lebih senang dia tetap ada di sini dan setiap saat bisa
menjaganya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di hadapan Edo, Imran berusaha tegar.
Tapi Edo bisa menangkap kerapuhan pria itu akibat penyakit anaknya. Edo sungguh
bisa memahami apa yang dirasakan Imran. Pengalaman bersama ayahnya memberikan
cukup banyak wawasan tentang arti seorang anak bagi orang tuanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terima kasih, Edo. Selama beberapa bulan
terakhir ini, dia terlihat sangat bahagia. Dia banyak cerita tentang kamu di
rumah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya juga berterima kasih, pak. Diberi
kesempatan untuk menjadi sahabat Tenri.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dokter yang menangani Tenri keluar dari
ruangan observasi dan mencari keluarga pasien. Imran dan Istrinya mendekati
dokter itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak Bupati, sementara ini kami hanya
bisa menjaga agar kondisinya tidak bertambah buruk. Kami sarankan ananda segera
dirujuk ke Makassar untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, dok. Terima kasih. Kami memang akan
membawanya sekarang.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ambulance yang membawa Tenri berangkat
sekitar satu jam kemudian diikuti mobil Imran. Malam mulai turun, dan kegelapan
mulai menyelimuti kompleks rumah sakit itu, ketika kedua mobil itu menghilang
dari pandangan Edo. Bersama Sangkala, Edo meninggalkan rumah sakit itu dan
kembali ke rumah kontrakannya.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Dari informasi yang diberikan oleh ajudan Imran yang ikut
dalam rombongan itu melalui pesan singkat, Edo tahu bahwa Tenri bukannya dibawa
ke salah satu Rumah Sakit yang ada di Makassar, melainkan langsung diterbangkan
ke Singapura.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-1750538463061966212012-01-30T10:07:00.003+08:002012-01-30T10:07:17.538+08:00Chapter Fourty Two<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi ingin memanfaatkan malam ini dengan
berkonsentrasi menulis naskah klarifikasinya terhadap Majelis Ulama Nasional. Iseng-iseng
ia buka inboxnya dan mendapati ternyata ada sebuah pesan datang dari Edo
beberapa menit yang lalu.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi membuka pesan itu dan mengunduh
attachmentnya yang ternyata sebuah file berekstensi JPG. Ardi mengamati foto
itu sekilas, jantungnya berdesir. Ia baca pesan anaknya yang berbunyi: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ayah, dia sangat mirip dengan salah satu
foto ibu</i>. Dengan sebuah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">photo paper</i>,
ia pindahkan gambar yang ada di layar ke printer. Terdengar suara dengung halus
dari printer laserjet ketika benda itu bekerja. Kurang dari lima menit
kemudian, printer itu memuntahkan hasilnya. Ardi meraih kertas itu, lalu
membawanya ke tempat yang lebih terang. Kacamata bacanya diletakkan dengan
benar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ya, gadis ini sangat mirip dengan
Minarti. Sebuah pikiran melintas di benaknya. Jangan-jangan, inilah orang yang
dicari-carinya selama ini. Selama beberapa tahun terakhir ini, diam-diam ia
terus mencari gadis itu, karena itulah hasil percobaan paling berani yang
pernah dilakukannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dua puluh tahun yang lalu, beberapa bulan
setelah istrinya meninggal, ia telah menginjeksi inti sel mendiang istrinya ke
dalam sitoplasma sel ovum seorang wanita untuk selanjutnya ditanamkannya di
dalam rahim wanita itu. Prosedur yang kemudian dikenal dengan kloning itu tidak
pernah diimplementasikan kepada manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Perbuatan itu terpaksa ia lakukan karena
bermaksud memenuhi permintaan terkahir sang istri yang meninggal karena
penyakit Kanker Cervix.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menjelang
dijemput ajal, Minarti memohon kepada Ardi agar ia diberi kesempatan melihat
anak mereka, Edo, tumbuh dewasa meskipun bukan sebagai dirinya sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Saat itu, Ardi berusaha menjelaskan bahwa
meskipun klon diri Minarti itu nantinya tumbuh sebagai seorang manusia, tapi ia
tidak akan memiliki perasaan yang dimiliki oleh Minarti. Ia adalah individu
yang lain, meskipun memiliki kesamaan jasmani yang benar-benar serupa. Minarti
tidak peduli. Ia terus memohon dan memohon, agar Ardi memberinya kesempatan
yang berharga itu. Cobalah, katanya. Bagaimana Ardi akan tahu apa yang terjadi
kalau tidak mencobanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Akhirnya, Ardi tidak kuasa menolak. Maka
dari tubuh istrinya, Dr. Ardi mengambil beberapa sel tunas yang kemudian
diawetkannya dalam cairan nitrogen pada suhu –50 <sup>o</sup>C. persoalan yang
kemudian dihadapinya adalah, di mana sel tunas itu akan dikembangkan? Karena
agar bisa hidup sebagia embryo yang akan tumbuh menjadi manusia, sel tunas itu
harus mempunyai habitat berupa sel telur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kedatangan sepasang suami istri dari
Sulawesi beberapa bulan kemudian dengan kasus subfertil tiba-tiba menjadi jalan
keluar bagi permasalahannya. Ketika itu, pasangan yang muncul di rumahnya
beberapa tahun lalu atas pemberitahuan salah seorang rekannya mengaku sebagai
seorang pengusaha dari Sulawesi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Rekan
saya di Ujung Pandang telah memberitahukan rencana kedatangan anda berdua
kepada saya tadi malam.” Katanya, sambil mempersilakan kedua tamunya untuk
duduk kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Terima
kasih.” Jawab sang suami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Mereka
lalu berbasa basi tentang beberapa orang yang mereka kenal selama beberapa saat
sampai cangkir teh mereka menyisakan sepertiga isinya. Lalu sampailah mereka
pada inti pembicaraan. Mereka menjelaskan pada Dr. Ardi bahwa mereka telah menikah
selama tujuh tahun. Namun belum dikarunia seorang anakpun. Mereka mendapat
informasi mengenai program Bayi Tabung yang dikembangkan Ardi dan merasa
tertarik untuk mencoba. Siapa tahu melalui Dr. Ardi, mereka kelak bisa menimang
anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Dr.
Ardi tersenyum santun mendengar penjelasan mereka. Lalu menjelaskan bahwa
kehamilan memang merupakan sesuatu yang gampang-gampang susah. Tidak sedikit
pasangan yang mengeluh karena mereka tidak mampu mengendalikan kelahiran anak.
Sementara di pihak lain, ada pula pasangan yang justru tidak beruntung
mendapatkan keturunan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi menerangkan bahwa kasus subfertil atau infertil biasa
terjadi pada setiap orang. Biasanya karena kemampuan salah satu dari pasangan,
apakah suami atau istri menghasilkan sperma atau sel telur yang memungkinkan
terjadinya konsepsi. Kasus seperti itu relatif bisa diatasi dengan metode yang
tepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dr. Ardi lalu menjelaskan secara singkat mengenai prosedur
yang akan mereka tempuh. Secara umum ada dua cara yang dapat ditempuh dalam
upaya membantu pasangan subfertil. Yang pertama melalui inseminasi buatan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande"; mso-no-proof: no;">atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Intrauterine
Insemination </i>(IUI) yaitu prosedur dimana sperma dari hasil ejakulasi dicuci
untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari seluruh sperma. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande"; mso-no-proof: no;">Selanjutnya
Sperma itu disimpan ke dalam kateter lalu dimasukkan melalui leher rahim menuju
rahim di mana sperma akan disimpan. Setelah itu, tergantung pada sperma,
bagaimana agar ia bisa menemukan cara untuk mencapai tuba falopi dan menemukan
telur untuk dibuahi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande"; mso-no-proof: no;">Prosedur
ini hanya bisa dilakukan pada perempuan dengan tuba falopi terbuka, dan
biasanya dikombinasikan dengan beberapa bentuk stimulasi rahim, seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Injectable Gonadotropins</i>. Ini semacam
persiapan medis dari hormon-hormon yang diproduksi oleh otak untuk menstimulasi
rahim mempersiapkan telurnya untuk dilepaskan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-layout-grid-align: none; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande"; mso-no-proof: no;">Cara
kedua adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">In Vitro Fertilization</i>
(IVF) atau biasa disebut program bayi tabung, adalah proses dimana ovarium
distimulasi untuk memproduksi banyak telur yang kemudian diekstraksi dari rahim
melalui penyedotan. Prosedur ini dilakukan dengan melakukan bius total, tetapi
tanpa memasukkan tabung ventilasi mekanis melalui tenggorokan. </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande";">Sel
telur dan sperma lalu diletakkan di suatu cawan untuk membiarkan pembuahan
terjadi, dan diinkubasi selama 3-5 hari. Beberapa dari embryo yang dihasilkan
lalu diletakkan di dalam kateter dan disimpan di dalam rahim bersama embryo
beku yang tersisa.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Lucida Grande"; mso-no-proof: no;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Paasngan suami istri itu setuju menempuh
prosedur yang paling efektif yang bisa dilakukan oleh Ardi. Kerinduan mereka
untuk segera menimang momongan mengalahkan ambisi apapun yang mereka<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>miliki selama ini. Jangan hiraukan
biayanya, dok. Kata mereka. Kami akan membayar berapapun biayanya, asalkan kami
bisa punya anak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ini akan butuh waktu, kata Ardi, yang
disambut dengan antusias oleh pasangan itu. mereka bersiap menjalani
serangkaian tes yang ternyata menunjukkan bahwa pada dasarnya, sang suami dan
istrinya dalam keadaan sehat. Hanya saja sang suami mengalami </span><i><span lang="IN" style="color: #262626; font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: no;">Oligoszoospermia</span></i><i><span lang="IN" style="color: #262626; font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-no-proof: no;">.</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">
Yaitu jumlah </span><span lang="IN" style="color: #262626; font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: no;">sperma kurang dari semestinya</span><span lang="IN" style="color: #262626; font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-no-proof: no;">. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="color: #262626; font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-no-proof: no;">Kepada pasangan itu, Ardi lalu memberikan
obat-obatan penyubur yang akan dikonsumsi selama tiga hari. Selanjutnya, tiga
hari berikutnya, sperma dan ovum mereka akan diambil dan dipertemukan dalam
sebuah cawan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sel Sperma dan ovum itu kini ada di
hadapan Ardi. Namun pikirannya berubah. Bukan sperma sang suami yang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>diambilnya sel tunas mendiang istrinya,
lalu diinjeksi ke dalam sel ovum Nurani yang telah dipisahkan dengan inti
selnya. Benda yang sangat kecil itu memasuki dunianya yang baru. Dalam hitungan
menit, kedua jenis benda itu bereaksi dan menyesuaikan diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Comic Sans MS"; mso-bidi-font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-weight: bold; mso-no-proof: no;">Secercah pita DNA
yang mengandung gen diinjeksi ke dalam sebuah molekul DNA yang disebut Vektor.
Selanjutnya vektor tadi mentransportasikan gen ke sel penerima, di dalam sel
penerima itu, vektor membelah diri dan membuat salinan identik dirinya termasuk
gen. saat host membagi diri, salinan molekul DNA yang sudah direkombinasi
menjadi cloning. Setelah semakin banyak sel membelah diri, klon sel penerima
terbentuk, sehingga setiap sel memiliki salinan DNA yang persis identik.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sekarang tinggal menunggu, apakah setelah
berada di dalam cangkang ovum, sel tunas istrinya akan membelah diri. Ini butuh
waktu sedikit lebih lama. Protein-protein yang tersusun dalam pita DNA akan
menggandakan diri dan menghasilkan klon sebagaimana sel asalnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Penantian itu berbuah kegembiraan. Proses
kloning berhasil. Dengan demikian sel yang telah berbentuk embryo itu dapat
segera diimplantasikan ke dalam rahim wanita. Ardi menguatkan hati untuk
menghubungi pasangan itu yang segera muncul dan siap melaksanakan implantasi.
Proses berlangsung dengan lancar. Sekarang tinggal menunggu paling tidak selama
dua minggu untuk mengetahui apakah embryo yang sudah ditanam itu membelah diri
dengan sempuna.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Harapan Ardi dan pasangan itu terwujud.
Lewat pemeriksaan yang sangat teliti, Wanita itu dinyatakan positif hamil. Ardi
gembira, meskipun dalam hati kecilnya ia tidak berharap hal itu terjadi.
Bagaimanapun juga, ini adalah ‘penipuan’ ilmiah kepada pasangan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tak
ada yang paling menghantuinya selama ini selain perasaan berdosa. ketika ia
berhasil menanam embrio di rahim perempuan itu. ia berharap agar embrio itu
abortus. Agar pada kesempatan selanjutnya ia dapat melakukan hal yang benar.
Lagi pula harapan itu bukannya tanpa alasan. Dari sepuluh embrio yang ditanam
ke dalam rahim. Dapat tumbuh setengah sudah lumayan. Dari yang setengah itupun
paling tidak hanya 2 atau tiga yang bisa bertahan hingga lahir. Dan biasanya
yang lahir juga tidak akan bisa hidup normal. Namun ternyata harapannya tidak
terkabul. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Embrio
itu tumbuh menjadi janin yang sempurna. Bahkan kabar terakhir yang di dengar
dari pasangan suami istri itu adalah bahwa bayi itu telah lahir. Jenis
kelaminnya perempuan. Sesuatu yang tidak perlu diinformasikan kepada Dr. Ardi.
Karena ia bahkan sudah tahu jauh sebelum bayi itu dilahirkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Ternyata,
bayi itu kini telah tumbuh dewasa. Tapi benarkah dia orangnya? Ia harus
memastikannya. </span><span style="font-family: "Times New Roman";">Tes DNA?
Perlu dipertimbangkan. Tapi apa alasannya? Bagaimana ia menjelaskan pada Edo
bahwa ia butuh DNA gadis itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Untuk apa,
dad? Untuk memastikan ia bukan kloning ibumu</i>. Tapi sanggupkan ia menjawab
pertanyaan Edo dengan jawaban seperti itu? </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Lama Ardi terdiam, memikirkan cara sampai
ia kemudian menepuk jidatnya dan menyebut dirinya sendiri sebagai lelaki bodoh
yang tidak berguna. Kenapa tidak ia cari saja data pasien itu dua puluh tahun
lalu. Sesekali Edo sering menyebut nama Bupati<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Secepat kilat ia terbang ke ruang
penyimpanan arsip. Kali ini ia harus berjuang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>melawan alerginya terhadap debu. Dengan saputangan
ditutupnya hidung dan mulutnya. Di dalam ruangan itu dibongkarnya laci yang
bertuliskan angka 1991. Ada sekitar lima ratusan arsip rekam medis di laci
itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dari seluruh arsip yang ada, ia pilahkan
dari tahun ketahun, hingga akhirnya ia menemukan kumpulan arsip tahun 1991. Ada
lebih dari enam puluh berkas. Satu demi satu ia buka, sampai akhirnya ia
menemukan informasi pasien yang berasal dari Sulawesi. Di kolom nama pasien,
tertulis dengan tinta hitam berukuran besar, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ny. Nurani Imran</i></b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi terkulai di tempat penyimpanan Arsip
itu. Matanya nanar memandangi arsip itu. berarti benarlah sudah. Tenri adalah
orang itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Minarti, Oh, Minarti...akhirnya
kau benar-benar hadir kembali.</i> Bisiknya berulang-ulang. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kau sudah menyaksikan anakmu tumbuh dewasa,
sayang. Sekalipun dalam cara yang aneh</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 16px;">Sekarang, inilah persoalan utamanya. Edo tidak boleh
mencintai gadis itu. Mereka muhrim. Tapi bagaimana mengatakannya? Bagaimana
membuat Edo mengerti bahwa Tenri adalah ‘saudara kembar ibunya’? Ardi
merenungkan berbagai cara yang tak melukai hati anak yang sangat dicintainya,
tapi hingga ia tertidur kelelahan di depan komputer, solusi itu tidak terbayang
di benaknya sama sekali. Hanya sebaris kalimat yang sempat ia tuliskan pada
anaknya beberapa saat sebelumnya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keep
away from her</i>.</span></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-48143133497063433012012-01-30T10:06:00.002+08:002012-01-30T10:06:29.632+08:00Chapter Fourty One<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala memandangi foto-foto Tenri yang
sudah tersimpan di komputer Edo. Edo hanya mengamati dari tempat tidur, sambil
sesekali mencuri pandang pada foto-foto yang berganti-ganti itu.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia memang cantik, ya, Doy.” Katanya.
Sambil cengar cengir sendirian. Edo hanya diam memandanginya dari tempat tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Itu cuma fotonya, ngka. Aslinya jauh
lebih cantik.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, percaya. Apalagi kalau sudah
dilihat dari dekat. Dekat sekali, sampai bau tubuhnya bisa tercium.
Wuah...<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pasti cantik sekali.”
Katanya, sambil tertawa menggoda. Edo melempari temannya itu dengan bantal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sudah lebih satu jam Sangkal elihat semua
foto Tenri yang tersimpan di Folder khusus bernama Tenri di Komputer Edo. Foto itu
bergerak silih berganti, digerakkan oleh tangan Sangkala. Sampai suatu ketika
Edo tersentak kaget.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebentar, Ngka. Tahan.” Katanya
tiba-tiba. Sangkala kaget.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apanya yang ditahan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kembali ke gambar yang tadi!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Yang mana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Coba, kembali, ya, ya yang itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo bangkit dari tempat tidur, menyuruh
Sangkala minggir dari tempatnya duduk. Ia mengambil alih tempat duduknya. Edo
kembali mengamati foto itu. Sebuah foto dengan sudut pengambilan dari samping
kanan mengingatkannya pada sesuatu. Ia merasa pernah melihat foto seperti itu
sebelumnya, tapi yang jelas bukan foto Tenri melainkan foto seseorang yang
pernah dikenalnya. Sekarang jantungnya terasa berdegup lebih kencang. Ia merasa
pendar-pendar kebenaran membayang di depan matanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tangannya menggerakkan kursor ke sebuah
folder foto yang lain. Dan setelah susah payah mencari, ia menemukan foto tua
yang sudah didigitasi dengan scanner. Foto seorang perempuan muda dengan sudut
pengambilan yang juga dari samping kanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kedua foto itu disandingkan, cahaya layar
komputer dia buat lebih terang. Dengan Software pengolah foto, Edo mengatur
foto itu berdekatan sehingga secara serentak dapat dibandingkan. Sangkala
memperhatikan Edo dengan seksama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tangan Edo lalu bergerak lincah menggeser
dan mengklik kursor kesana kemari untuk melakukan berbagai perubahan pada kedua
foto tersebut. Mulai dari menyesuaikan model rambut Tenri yang lurus dengan
rambut ikal wanita muda di foto yang satu sampai mengantur ketajaman dan
saturasi gambar itu. Hasilnya membuat Edo dan Sangkala ternganga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Meskipun diproduksi dalam waktu yang jauh
berbeda, dan dibuat dari dua wanita yang sangat tidak mungkin bertemu, namun
ternyata di antara keduanya terdapat kesamaan. Bukan hanya pada wajah, tapi
juga pada posturnya, sikapnya, cara duduknya dan sebagainya. Pantaslah wajah
itu memang sangat tidak asing. Karena di wajah Tenri ia melihat wajah Minarti,
ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo tidak hapal benar wajah ibunya.
Usianya empat tahun ketika ibunya meninggal akibat kanker Cervix, tapi sejumlah
foto yang tersimpan di album foto keluarga sering menjadi bahan cerita ayahnya
menjelang tidur. Dari ayahnyalah ia bisa meredakan kerinduannya yang tak
terperi kepada ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ibunya tinggi semampai, kata ayahnya
suatu ketika. Hidung dan matanya, persis seperti mata Edo. Kalau mau lihat
hidung dan mata ibumu, lihatlah hidung dan matamu. Kata ayahnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ngka, kau lihat? Foto ini adalah foto
ibuku. Yang ini adaah foto Tenri. Coba lihat, apa perbedaan di antara keduaya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala mendekat, memperhatikan kedua
foto itu dari dekat. Iapun terkejut dengan fakta yang barusan didapati oleh
Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bisa ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Entahlah, Ngka. Ini luar biasa aneh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bukan luar biasa lagi, Doy. Ini ruuarrr
biasa.” Kata Sangkala, menirukan tag sebuah iklan minuman energi di televisi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada sesuatu yang aneh.” Kata Edo
kemudian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apanya yang aneh? Ini biasa aja kok,
Doy. Banyak orang yang wajahnya mirip satu sama lain. Ini hanya sebuah
kemiripan yang nyaris sempurna.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, mereka seperti kembar identik”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kembar identik.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kembar identik adalah orang yang memiliki
gen dan kode DNA yang persis sama. Tapi biasanya itu terjadi pada kasus anak
kembar.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tahu dari mana kamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ayahku seorang genetisis.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kukira ayahmu dokter kandungan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memang, tapi ia juga memperdalam ilmunya
dalam bidang genetik.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, itulah anehnya. Kenapa bisa dua
orang dari generasi berbeda bisa memiliki persamaan yang identik seperti ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Cuma wajahnya, doy.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak. Sekarang aku baru ingat, aroma
tubuh tenri juga mirip aroma tubuh ibuku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ah, doy, kamu makin ngelantur. Ibumu
‘kan sudah... maaf. Sudah wafat sekian tahun yang lalu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Betul, ngka. Tapi aku masih bisa
mengingat aroma tubuhnya. Dan ketika aku memeluk Tenri, aku merasa pernah
mencium aroma speerti itu sbebelumnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wah, hebat, Sudah berapa kali kamu
memeluk Tenri.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jangan mengalihkan pembicaraan, Ngka. Bukan
itu yang sedang kita bahas.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala tersenyum. “Ok, lanjut.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wajah dan aroma tubuh. Aroma tubuh
dihasilkan oleh kalenjer .... yang merupakan hasil reaksi kimia antara zat-zat
dalam tubuh dengan kulit. Jadi, aroma tubuh seseorang itu juga khas dan unik,
seperti sidik jari. Karena merupakan hasil metabolisme sel yang diatur dalam
DNA.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala manggut-manggut<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu paham, nggak sih?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak, aku mengangguk tanda tak
mengerti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sialan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu sedang jatuh cinta, doy. Makanya kamu
berusaha menjadikan Tenri semakin mirip dengan ibumu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ngka. Aku harus segera mengirim
foto ini ke ayah. Barangkali dia tahu sesuatu.”<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Edo segera mengirim foto itu ke inbox ayahnya. Dengan sebuah
pesan : Ayah, dia sangat mirip dengan salah satu foto ibu.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-50739820019751074182012-01-30T10:05:00.001+08:002012-01-30T10:05:29.855+08:00Chapter Fourty<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Imran berdiri mematung. Matanya menatap
tajam pada sebuah foto berpigura besar yang menempel di dinding ruang tamu
rumah dinasnya. Sejak kepergian tamunya sepuluh menit lalu, ia terus memandangi
foto itu, menatap postur, kulit, mata, hidung dan garis bibir seorang gadis
muda yang duduk anggun dengan dagu terangkat. Pandangannya lalu berpindah ke
sebuah foto keluarga yang juga berukuran besar. Di foto itu ada gambar dirinya,
istrinya dan Tenri, anak tunggalnya. Ia kembali memfokuskan pandangan pada
gambar sang anak.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Foto-foto itu dipindahkan dari rumah
pribadinya ketika ia mulai mendiami rumah dinas ini. Foto itu sendiri sudah dia
miliki sejak dua tahun lalu. Tapi baru kali ini ia luangkan waktu berlama-lama
memandanginya. Tidak ada yang salah dengan foto-foto itu, juga tidak dengan
gadis yang ada di foto itu. Rasa penasarannya untuk memandangi foto itu hanya
gara-gara celetukan tamunya barusan bahwa gadis di foto itu berwajah khas
Priangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Setelah mencapai usia remaja, wajah gadis
itu memang sama sekali tidak mirip dirinya atau istrinya. Dulu ketika
rekan-rekannya bercanda<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahwa anak
itu bukan anaknya, ia tidak merasa resah. Toh biasa terjadi wajah seorang anak
berbeda jauh dari orang tuanya. Begitu tangkisnya waktu itu. Namun celetukan
tamunya yang menyebut anak itu sebagai berwajah priangan, mulai merasuki
pikirannya. Priangan? Kenapa bisa priangan? Padahal gadis itu adalah anak
kandung satu-satunya yang lahir dari rahim istrinya satu-satunya. Istrinya
melahirkan bayi itu lewat persalinan normal dan dia sendiri mendampingi
istrinya di sepanjang waktu kritis itu. Bagaimana mungkin bisa berwajah
Priangan? Ia kembali mengamati wajah gadis itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia teringat bahwa anak itu lahir setelah
upaya panjang tak kenal lelah yang dia lakukan bersama istrinya. Pikirannya
melayang ke masa sekitar dua puluh tahun lalu. Ketika usia pernikahannya sudah
memasuki tahun ketujuh, namun belum juga dikaruniai anak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Imran berasal dari keluarga besar yang
rata-rata punya banyak anak. Ia sendiri adalah anak ketujuh dari delapan
bersaudara. Sementara istrinyapun demikian, anak pertama dari enam bersaudara.
Ya, keluarga besar dengan jumlah anak-anak yang fantastis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Baik saudara-saudaranya maupun saudara
istrinya yang sudah lebih dahulu menikah paling tidak sudah menggendong
momongan. Bahkan adik bungsunya yang menikah empat tahun setelahnya, waktu itu
juga sudah punya seorang anak. Hati mereka terkadang merasa minder, ketika
seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah orang tuanya atau di rumah
mertuanya, tinggal pasangan Imran yang tidak mengikutsertakan seorang anakpun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tahun pertama pernikahan mereka, semua
masih berjalan normal. Bahkan bulan madu ke Singapura dan Bangkok, belanja
perabotan baru untuk rumah baru, serta kesibukan di tempat kerja membuat mereka
belum berpikir tentang anak. Tahun kedua menjadi target waktu minimal, dengan
toleransi yang masih sangat longgar untuk memiliki momongan. Tapi rencana sudah
mulai disusun. Jika sedang tidak mood, mereka pakai alat kontrasepsi. Tapi
kadang jika tiba-tiba mereka menggebu-gebu untuk segera punya anak, maka alat
kontrasepsi dijauhkan dari rumah itu. tapi sekali lagi, masih ada toleransi
yang sangat longgar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Memasuki tahun ketiga, mereka mulai
memasang target. Pada ulang tahun ketiga pernikahan, mereka sudah harus punya
anak. Sekarang alat kontrasepsi benara-benar diharamkan. Setiap malam mereka
berupaya sungguh-sungguh, hingga berpeluh-peluh. Mewujudkan keinginan untuk
mencapai target menimang momongan pada ulang tahun ketiga pernikahan mereka.
Bulan januari, februari, maret, dan seterusnya berlalu, dan setiap bulan mereka
harus memendam kekecewaan ketika Nurani mendapati dirinya tetap menstruasi
secara teratur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tahun keempat, upaya mereka lebih
intensif. Diet penyubur kandungan dilakoni dengan tekun dan telaten. Petunjuk
dan saran orang-orang “pintar” diikuti dengan taat, termasuk mandi kembang
tujuh rupa. Tidak sedikit dukun dan kiai yang mengajari mereka mantera dan
do’a-do’a. Tidak jarang pula mereka berkendara ke pedalaman, sekedar untuk
menemui orang yang bisa membantu. Namun, seiring dengan semakin membesarnya
harapan mereka, janin di dalam rahim justru makin tak kunjung hadir. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tahun kelima, mereka mulai gelisah.
Jangan-jangan ada sesuatu yang salah dengan diri mereka berdua. Lalu dokter
ahlipun menjadi sasaran kunjungan mereka berikutnya. Klinik kesuburan, Sin She,
dan tabib jadi alternatif yang menyelingi konsultasi mereka ke dokter ahli,
namun hingga akhir tahun keenam pernikahan mereka, upaya itu tidak berhasil sama
sekali. Istri Imran masih tetap menstruasi setiap bulan secara teratur. Sebuah
keteraturan yang menjengkelkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di tahun ke tujuh, keadaan itu semakin
menyesakkan dada Imran dan Istrinya. Bukan saja karena upaya-upaya mereka yang
tidak membuahkan hasil. Tetapi juga karena dari kalangan keluarga, kolega dan
rekan-rekan bisnis, mulai terdengar keraguan mengenai ‘keaslian’ mereka sebagai
laki-laki dan perempuan. Itu menyakitkan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aku
pria jantan</i>, jerit Imran.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Beberapa orang kemudian mulai menyarankan
untuk mengadopsi anak, katanya sebagai pancingan. Konon, setelah mengadopsi
anak, banyak pasangan yang langsung dikaruniai anak kandung. Tapi ide itu tidak
terlalu mereka respon. Bagaimanapun anak adopsi bukan anak kandung. Dan mereka
tidak bisa membesarkan anak yang tidak jelas asal usulnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di saat Pasangan imran dan Nurani sudah
mulai putus asa, seorang rekan bisnis Imran menyebutkan nama seorang dokter di
Bandung yang sudah berhasil menolong sejumlah pasangan suami istri melalui
program bayi tabung. Tapi katanya biayanya cukup tinggi. Imran tidak peduli
pada soal biaya. Selama ini mereka bisa membeli apa saja. Kecuali anak. Apalagi
kebahagiaan menimang anak kandung tak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan
memiliki harta benda dan kekayaan. Kebahagiaan itu tidak bisa dibandingkan,
katanya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jangankan ke Bandung. Ke
luar negeri sekalipun akan mereka datangi, jika itu memang menjanjikan
keberhasilan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Pesawat
Boeing 747-400 Garuda Indonesia Airways dari Makassar mendarat dengan mulus di
Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Ketika pesawat itu telah terparkir dengan
rapi, pintu-pintunya mulai terbuka. Beberapa mobil pengangkut barang segera
menyelinap ke bagian bawah lambung pesawat, siap menerima tumpahan barang
bawaan penumpang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Sekitar
setengah jam kemudian, Imran dan istrinya berjalan keluar dari terminal
kedatangan domestik dengan dua buah koper berukuran sedang. Mereka disambut
oleh seorang sopir perusahaan yang sudah menunggu sejak sejam lalu. Namanya
Didin. Usianya sekitar lima puluh tahun. Konon ia berasal dari kawasan
Banjarwangi, sebuah kecamatan di pedalaman Kabupaten Garut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Wilujeng
Sumping, bapak, Ibu.” Katanya dengan logat Sunda yang kental, “Apa kabar?”
tanyanya, seraya meraih barang Imran dan istrinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Baik,
Din. Kamu sendiri bagaimana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Alhamdulillah
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sae</i>, bapak.” Jawabnya sambil
mengarahkan Imran dan istrinya berjalan menuju tempat parkir dan mendekati
mobilnya. Ia buka pintu bagasi mobil lalu menempatkan dua buah koper itu ke
dalam. Ia biarkan Imran dan istrinya masuk ke dalam mobil lalu berjalan ke pintu
kemudi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Didin
tidak berani membukakan pintu untuk Imran, tidak seperti direksi atau komisaris
perusahaan lainnya yang dia layani di Jakarta, Imran benci diperlakukan seperti
itu. Ketika pertama kali ia menjemput Imran beberapa tahun lalu dan ia membukakan
pintu, Imran mendampratnya. Imran bahkan duduk di samping kursi pengemudi. Tip
Imran juga biasanya lebih besar daripada pejabat lainnya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal itu membuatnya jadi lebih hormat
kepada Imran di banding siapapun di perusahaan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Mereka
keluar dari kompleks bandara lalu berkendara menuju sebuah gedung di kawasan
Slipi yang difungsikan sebagai mess bagi petinggi perusahaan yang berkunjung ke
Jakarta. Di sana, Imran meminta Didin agar menjemput mereka keesokan harinya
untuk diantar ke Bandung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Nurani
menyibak tirai yang membatasi ruang tamu dengan ruang tengah rumah dinas itu.
kemunculannya yang tiba-tiba mengagetkan Imran dan membawanya kembali ke masa
kini. “Tamunya sudah pulang, Yah?” tanyanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Iya
Ma, dari tadi.” Jawab Imran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Kok
ayah bengong di situ?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Imran
mendekati istrinya, lalu mengajaknya memandangi foto Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyText2" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">“Mau
ngapain, sih? Pakai narik-narik segala?” <o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">“Perhatikan foto ini.” Kata Imran, tanpa menghiraukan
pertanyaan istrinya. Sekarang Imran dan Nurani memandangi foto di ruang tamunya
itu. Sebuah gambar lain tiba-tiba tersembul dari memori mereka, menyeruak
mengambil alih kesadaran mereka. Mereka merasa pernah melihat foto yang hampir
sama dengan foto di hadapan mereka sekarang, di suatu tempat, di suatu waktu di
masa lampau. Tapi mereka lupa entah di mana. Mereka hanya saling pandang tak
mengerti.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-74195437347831417052012-01-30T10:04:00.001+08:002012-01-30T10:04:40.990+08:00Chapter Thirty Nine<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pemerintahan di daerah berjalan normal
kembali. Upaya Imran mempertahankan sistem yang sudah dibangun oleh Sufri
membuahkan hasil. Dengan kepercayaan diri yang penuh ia jalankan roda
pemerintahan laksana seorang expert. Hal itu telah membungkam berbagai anggapan
miring orang-orang yang meragukan kapasitas dan kemampuannya dalam
pemerintahan.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo mengamati, ada orang-orang yang
merasa kecewa dengan situasi itu. Harapan mereka bahwa suasana kembali seperti
semula setelah Sufri dirawat di rumah sakit tidak terwujud. Dalam hati ia
memuji Imran yang dengan cepat bisa melakukan pemulihan. Manajemen perusahaan
yang diterapkan pada beberapa aspek yang bersesuaian dilihat Edo sebagai sebuah
terobosan positif, dan trend itu harus dipertahankan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Memang semenjak terpilihnya pasangan
kepala daerah ini, kalangan birokrat terpecah menjadi dua kelompok besar.
Kelompok yang ingin mempertahankan status quo karena bisa mengambil keuntungan
dari situasi itu, dan kelompok pembaharu yang sepenuhnya mendukung upaya bupati
dan wakil bupati baru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo merasa berada di pihak pembaharu.
Sebagai seorang pamong praja yang berusia muda dan baru melaksanakan tugas, ia
membutuhkan situasi kerja yang kondusif untuk menunjang kariernya ke depan.
Bersama Sangkala ia bekerja dengan baik sambil belajar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika sedang duduk di ruang kerja
mereka, tiba-tiba kepala bagian humas dan protokol, atasan mereka menerobos
masuk. Berdiri berkacak pinggan di depan meja Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo memandangnya dengan heran. Selembar
kertas dilemparkan di hadapan Edo. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siapa yang buat ini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo mengamati kertas itu dengan seksama.
Sebuah undangan kepada wartawan untuk menghadiri konfrensi pers yang
ditandatangani oleh Imran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kapan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dua hari lalu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa tidak bilang sama saya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo tergagap, mencoba mengingat kenapa
undangan itu bisa dia buat tanpa sepengetahuan kepala bagiannya. Sejenak ia
diam lalu menjawab, “Bapak sedang keluar waktu itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kemana? Perasaan saya tidak pernah
kemana-mana dalam dua hari terakhir ini.” Sanggah kepala bagiannya, sengit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala sekarang yang bicara, “Pak, ini
perintah langsung bapak Bupati.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku tahu, sangkala. Itu masalahnya. Tadi
aku ditanya sama beliau, bagaimana<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>persiapan acara konferensi pers itu. Aku tidak bisa menjawab, malah aku
bertanya, konferensi pers apa. Beliau marah sama aku, dibilangnya aku tidak
peka dan tidak tahu tugas.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kami belum sempat melapor, pak.” Edo membela
diri. Sekarang ia mengerti duduk masalahnya. “Kan bapak baru masuk hari ini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, tapi kan kamu bisa menelpon.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Benar, pak. Kami harusnya menelpon. Kami
minta maaf.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Amarah sang kepala bagian mereda. Ia
ambil surat itu dari meja Edo lalu berjalan menuju pintu keluar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau begitu, segera siapkan acaranya.
Jangan sampai ada masalah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siap, pak.” Edo dan Sangkala menyahut
hampir berbarengan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau di institut kamu sudah saya suruh
jungkir di lapangan.” Katanya sambil berlalu meninggalkan Edo dan Sangkala yang
masih terbengong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Murkanya dari mana tuh, Doy?” kelakar
Sangkala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tahu?” Edo tertawa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kirain ada masalah apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pasti semalam tidak dapat jatah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Hush, ngawur.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala lalu memeragakan gaya sang
Kepala bagian yang berkacak pinggang di depan Edo. Mereka berdua kembali
tertawa. Tenri muncul di pintu sehingga Sangkala terpaksa menghentikan aksinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Makan, yuk!” Katanya pada Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Neng, ini masih pagi loh,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“iya, pagi ‘kan juga harus makan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku sudah sarapan di rumah.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau begitu, temani aku aja. Aku mau
cerita.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo menurut. Sangkala disuruh menjaga
kantor supaya tidak kosong. Siapa tahu ada perintah tiba-tiba dari Pak Bupati
atau Pak Sekda yang harus mereka laksanakan. Sangkala cenberut dan mengepalkan
tinjunya pada Edo. Edo hanya tertawa dan berlalu sambil bergandengan tangan
dengna Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada apa say?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisnu ngamuk.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“kan aku batal ke Australia tahun ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terus?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku bilang tahun depan juga batal.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Lho, memangnya kenapa dibatalkan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Malas.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Malas kenapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kan aku lebih senang tinggal di sini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masa, gara-gara siapa tuh” Edo mencoba
menggoda Tenri. Dalam hati Tenri dongkol juga, ini anak kege-eran amat.
Pikirnya. Tapi dalam hati ia mengakuinya. Itu fakta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pasti karena sangkala,” Jawab tenri
tertawa. Edo juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Lalu, apa hubungannya dengan Bisnu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia ‘kan menunggu aku. Katanya aku harus
ke australia supaya bisa bersamanya lagi, seperti waktu Sekolah dulu. Jadi
kemarin aku janji, nanti tahun depan. Ternyata aku tetap tidak bisa pergi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu punya rencana lain?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, aku mau pergi ke tempat yang sangat
jauh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Serius ah, mau kemana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ke mana-mana, aku maunya di sini
saja.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sampai kapan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sampai aku bosan sama kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya ampun, apa tidak menunggu aku yang
bosan duluan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sialan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisnu tahu nggak alasan kamu nggak mau
pergi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kayaknya sih dia tahu. Apalagi waktu
kita ke Makassar kemarin dia sudah nanya-nanya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wah bahaya, dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya kamu harus hati-hati. Sekarang kamu
masuk dalam daftar hitam Bisnu.” Kata Tenri dengan nada mengancam, tapi sambil
tertawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku nggak takut. Kan ada kamu yang jaga
saya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisnu itu orangnya kekar, macho, terus
kuat berantem.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia ‘kan nggak ngamuk sama aku, tapi
sama kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, tapi kan gara-gara kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu mau ngapain?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada. Aku cuma sekedar curhat.
Kapan-kapan kalau ketemu Bisnu, kamu harus hati-hati.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“O... kirain kamu minta aku menghabisi
Bisnu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu yang bakal dihabisinya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Belum tentu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Hidangan mereka datang, mereka berdua
makan dengan lahap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu cinta nggak sih sama aku?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri mengangguk<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Beneran?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri mengangguk lagi<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bilang dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri mendelik. “Ini orang nggak
percayaan banget. Orang sudah mengangguk masih nggak percaya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa sih susahnya bilang cinta?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nggak ada.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“So?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Telpon Edo berdering, telponnya dari
Sangkala. Katanya pak kepala Bagian muncul lagi dan marah-marah karena Edo
belum menyiapkan acara pak Bupati.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-78742656070717713922012-01-30T09:54:00.002+08:002012-01-30T09:54:49.118+08:00chapter Thirty Eight<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli dan ajudan Wakil Bupati sudah
tuntas menjalani pemeriksaan Polisi. Dari mereka berdua, polisi tidak bisa menerima
banyak informasi yang berharga untuk mendukung penyidikan lebih lanjut. Namun
seiring dengan membaiknya kesehatan salah seorang pelaku, berkat pemeriksaan
intensif yang dilakukan penyidik terhadap pria yang berhasil dilukai oleh
Sufri, polisi berhasil menemukan fakta bahwa kejadian itu merupakan skenario
pembunuhan berencana terhadap Sufri.</span></div>
<a name='more'></a> Perampokan itu hanya semacam kedok. Tapi
ia tidak tahu siapa orang yang menyuruhnya. Yang dia tahu, Bram, pemimpinnya
mendapatkan order pembunuhan itu dari seseorang melalui sms. Ia hanya kebagian
tugas sebagai pembantu yang disewa oleh Bram dan dijanjikan akan mendapat upah
lima belas juta rupiah. Ia menjelaskan ciri-ciri wajah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bram kepada penyidik untuk dibuatkan
gambar sketsa wajah.<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bilkis tertangkap di ujung selatan
Sulawesi Selatan ketika akan menyeberang ke Selayar. Seorang petugas pelabuhan
mengenalinya dan langsung mengontak petugas kepolisian setempat. Dia sempat
naik ke kapal feri yang akan menyeberangkannya. Dia sempat membantah ketika
akan dibawa ke kantor polisi lewat sebuah motor boat yang menyergap feri itu.
Gadis yang sebenarnya bernama Masayu itu adalah seorang PSK yang disewa oleh
Bram untuk menyamar sebagai penduduk kecamatan dan menjebak Barli lalu
meracuninya dengan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">narkoba</i></b>. Ia menjelaskan ciri-ciri wajah Bram kepada penyidik
untuk dibuatkan gambar sketsa wajah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Seorang Petugas SPBU melapor bahwa ia
pernah menemukan catatan yang tercecer dari seorang pengemudi mobil yang
angkanya menunjukkan peristiwa perampokan itu. berdasarkan laporan petugas SPBU
tersebut, Polisi menduga bahwa ada keterkaitan yang erat antara peristiwa
perampokan itu dengan catatan yang ditemukan pelapor. Petugas SPBU itu kemudian
menjelaskan ciri-ciri wajah Bram kepada penyidik untuk dibuatkan gambar sketsa
wajah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketiga gambar sketsa wajah itu
dibandingkan satu sama lain dan akhirnya mereka menyimpulkan bahwa Bram yang
dikenal oleh salah seorang pelaku, Masayu dan sang petugas SPBU adalah orang
yang sama. Hal itu semakin memperkuat keyakinan polisi bahwa Bram adalah
pemimpin usaha perampokan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gambar sketsa wajah Bram disebar ke
seluruh pelosok negeri dan namanya dimasukkan dalam DPO. Sketsa wajahnya ditempel
di mana-mana dan bisa diunduh dari situs kepolisian negeri ini. Intel polisi
disebar, petugas berpakaian preman terus menerus mengendus jejak Bram dari
berbagai informasi yang bisa mereka dapatkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Usaha tidak kenal lelah itu akhirnya
membuahkan hasil. Beberapa hari kemudian, Bram tertangkap di rumah salah
seorang istrinya di pedalaman Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Ia bersembunyi di
sebuah rumah kebun yang letaknya jauh di tengah hutan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Informasi domisili Bram muncul ketika
seorang pedagang barang kebutuhan sehari-hari di Pasar Parigi, mengenali Bram
sebagai seeorang yang membeli banyak bahan makanan. Katanya untuk persiapan
satu tahun, katanya. Ketika melihat sketsa wajah Bram. Ia langsung melapor ke
polsek setempat dan menyebutkan bahwa orang ini pernah berbelanja di tokonya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Konsentrasi pencarian langsung diarahkan
ke Kabupaten Parigi Moutong. Gambar Sketsa wajah Bram berkibar di mana-mana.
Setiap orang bisa melihatnya terpampang di papan-papan pengumuman, koran-koran
lokal dan lewat publikasi polisi sendiri. Akhirnya seorang tukang ojek
menjelaskan bahwa ia pernah mengantar orang dengan wajah seperti yang ada dalam
sketsa itu ke sebuah tempat di kecamatan Parigi Tengah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dari Ibu kota Kecamatan Parigi Tengah,
Polisi diarahkan ke Desa Matolele oleh seorang imam, karena ia pernah
menikahkan orang yang wajahnya seperti dalam gambar sketsa wajah itu dua tahun
lalu di Desa Matolele. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Untuk menemukan rumah Bram di Desa
Matolele, polisi membutuhkan waktu lebih dari dua hari. Luas daerah dengan
topografi yang bergunung-gunung membuat proses pengejaran sedikit tersendat.
Akhirnya, setelah dikepung selama dua jam, tanda-tanda keberadaan Bram di
tempat itu dikonfirmasi kebenarannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Personil polisi dari daerah yang bekerja
sama dengan petugas setempat berhasil meringkus Bram ketika sedang makan malam
di rumahnya bersama istri dan seorang anaknya yang masih balita. Istrinya
menangis histeris ketika ia dibawa dengan paksa. Katanya suaminya hanya seorang
petani yang membuka kebun kakao di tempat itu, tidak mungkin terlibat kejahatan
di Sulawesi Selatan. Tapi polisi tidak peduli dan berjanji akan mengembalikan
Bram ke rumah itu jika ia tidak terbukti bersalah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bram diangkut lewat udara dari Bandara
Mutiara Palu ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Selanjutnya dari sana dia diangkut
lewat darat ke daerah ini. Setelah melalui perjalanan melelahkan selama lebih
kurang dua belas jam, akhirnya Bram tiba dan lansung dijebloskan ke dalam sel
tahan Polres.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dalam pemeriksaan polisi, ia menyebut
nama teman-temannya beserta kemungkinan tempat domisili dan keberadaannya.
Dengan data dari Bram, polisi segera melakukan menuju ke titik yang
disebutkannya dan mendapati keempat pelaku. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, lima orang rekannya yang lain juga tertangkap dan dijebloskan ke dalam
tahanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kapolres menggelar jumpa pers untuk
mengumumkan hasil kerjanya. Di Aula Mapolres, Kapolres didampingi Kompol Baso
menjelaskan kepada para wartawan bahwa terhitung mulai kemarin sore, seluruh
pelaku perampokan, termasuk yang terlibat sebagai pembantu-pembantunya, telah
tertangkap dan sementara berada di dalam sel tahanan Polres. Satu orang di
antaranya masih dirawat di Rumah Sakit tetapi berada di bawah pengawasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pemeriksaan secara marathon akan
dilaksanakan terhadap seluruh tersangka pelaku mulai hari ini dan seterusnya.
Oleh karena itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama, para pelaku bisa
diberkaskan dan dilimpahkan ke kejaksaan negeri. Kompol Baso sempat ditanyai
mengenai upayanya menangkap para pelaku yang dijawabnya bahwa semua itu karena
jaringan kepolisian negara telah memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan
polisi di negara-negara maju. Jadi percayakan urusanmu kepada polisi, polisi
akan membantu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bram adalah seorang mantan prajurit
berpangkat rendah. Pernah bertugas di sebuah kesatuan yang bermarkas di Srondol
Semarang. Karena desersi dan melakukan berbagai bentuk pelanggaran disiplin
selama bertugas ia dipecat dan dihukum di rumah tahanan militer selama beberapa
tahun. Usai menjalani hukuman dan bebas, ia menjelma menjadi pembunuh bayaran.
Menikah dengan dua orang peempuan, terakhir ia menikah dengan seorang perempuan
di Kabupaten Parigi Moutong.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Hasil pemeriksaan terhadap komplotan Bram
membuka fakta baru terhadap kasus itu. ternyata, berdasarkan pengakuan Bram,
sebagai satu-satunya orang yang menerima order, bahwa perampokan itu hanya
sekedar kedok. Maksud sesungguhnya adalah membunuh Sufri. Pengakuan Bram itu
cukup mengejutkan, walaupun sebelumnya sudah pernah diperkirakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bram menerima order itu dari seseorang
yang menghubunginya lewat telpon dan pesan singkat. Ia tidak pernah bertemu
dengan pemberi order. Ia jugalah yang menjadi otak skenario percobaan pembunuhan
berkedok perampokan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia meminta waktu untuk mempelajari
situasi dan kemungkinan waktu terbaik untuk melakukan aksinya selama lebih
kurang satu bulan. Selama itu ia menugaskan orang-orang kepercayaannya untuk
memantau pergerakan dan kegiatan sehari-hari calon korbannya. Pemberi order
menyanggupi mencari akses untuk mengetahui jadwal kegiatan calon korban. Foto-foto
Sufri, Ajudan dan Barli beserta profilnya digandakan agar anggota komplotan itu
bisa melakukan aksinya dengan tepat. Setelah merasa yakin mampu melakukan tugas
itu, iapun menyatakan kesanggupan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia menuntut upah seratus juta rupiah
sebagai harga atas nyawa Sufri. Orang yang memberinya order memberi panjar
melalui sebuah toko swalayan yang meletakkan uang di bawah sebuah rak minuman
ringan beserta pesan dan perkiraan waktu yang tepat untuk pelaksanaan rencana
itu. ia lalu mengontak lima orang temannya untuk membantu sebagai petugas
lapangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di samping itu, ia juga merekrut seorang PSK
bernama Masayu yang ditempatkan di lokasi untuk meracuni Barli. Seorang lagi
dari anggotanya dia tugaskan untuk membawa pemilik rumah berjalan-jalan
sepanjang hari agar si gadis yang menyamar sebagai Bilkis leluasa menggunakan
rumah itu sebagai rumahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pada hari yang ditentukan, mereka bersiap
di lokasi. Masayu yang bertugas menjebak Barli tidak menemukan banyak
kesulitan, karena ternyata pemuda itu justru membawa dirinya ke dalam pelukan
Masayu. Jika keadaannya tidak seperti itu, Masayu sudah menyiapkan jurus lain
agar bisa menjerat Barli dan meracuninya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan takaran dan dosis yang tepat,
sesuai dengan perkiraan selesainya acara di Kecamatan, Masayu sukses
menjalankan aksinya dan membuat Barli tidak mampu melaksanakan tugas dengan
baik lima belas menit setelah mobilnya berjalan. Saat itulah, dengan mengendarai
sepeda motor, Bram bersama lima orang rekannya yang lain menyergap mobil dinas
itu dan melakukan usaha pembunuhan yang diakhiri dengan perampokan. Seluruh
barang berharga, termasuk telpon genggam mereka gasak, sekedar untuk
menyamarkan perbuatan mereka yang sesungguhnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sayangnya, ada satu hal yang tidak mereka
perhitungkan, Sufri, sang wakil bupati yang berperawakan kecil ternyata
bernyali sebesar gajah, tidak ingin berdiam diri dan membiarkan dirinya
dikerjai. Dengan sebilah obeng yang diambilnya dari kantong jok mobil, ia
berhasil menikam dada salah seorang pelaku hingga sekarat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Komplotan bra, memang berhasil melukai
Sufri sangat parah, sehingga peluangnya untuk hidup sangat tipis. Sekali lagi
rekannya yang memeriksa Sufri melakukan kesalahan. Sufri yang sudah tidak
bergerak dan terkapar di tanah disebutkannya sudah tewas. Meskipun kehilangan
salah seorang rekannya, ia puas. Misinya berhasil dijalankan. Bayangan uang
seratus juta sudah terpapmpang di depan patanya. Namun peristiwa yang diliput
berbagai media itu membuatnya tersadar, bahwa uang itu gagal menjadi miliknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Polisi kemudian mengarahkan penyelidikan kepada
orang yang memberi order kepada Bram. Dari berbagai nomor yang dipakai
menghubungi Bram, polisi mengetahui bahwa pemilik nomor berdomisili di daerah
ini.Polisi mencoba menghubungi nomor-nomor itu, tetapi sudah tidak ada yang
terpakai. Nomor-nomor telepon sekali pakai itu tidak terdaftar dengan baik
karena proses registrasi hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Data apapun yang
dilaporkan bisa diterima.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 16px;">Polisi tidak kehilangan akal. Seluruh counter telpon genggam
yang mendistribusikan nomor GSM dimintai keterangan mengenai penjualan
nomor-nomor tertentu yang berlangsung dalam dua bulan terakhir. Tidak semua
bisa memberikan keterangan. Tapi ada juga beberapa yang kemudian
mengidentifikasi pembeli nomor-nomor itu sebagai seorang pria paruh baya dengan
postur sedang.</span></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-8683395375531796802012-01-30T09:53:00.003+08:002012-01-30T09:53:50.352+08:00Chapter Thirty Seven<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah terus menunggui suaminya yang
masih dirawat di dalam ruang perawatan VVIP rumah sakit umum pusat. Beberapa
hari terakhir ini, proses pemulihannya berjalan dengan baik. Meskipun belum
bisa diajak berkomunikasi dalam waktu yang cukup lama dan masih terlalu lemah,
tetapi seluruh anggota badan dan organ vitalnya sudah berfungsi kembali dengan normal.
Sembilan jahitan yang telah menyambung kembali kulit di ulu hatinya yang robek
oleh senjata tajam. Luka itu ditutup perban. Wajah dan beberapa bagian tubuh
Sufri yang semula lebam dan memar sudah berangsur pulih kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dokter bilang, luka itu bisa saja
membunuh Sufri jika mengenai organ vital. Gegar otak yang dideritanya akibat
pukulan juga sudah berangsur membaik, walau sekarang Sufri masih harus
berbaring tanpa bantal. Naimah bersyukur, hal itu tidak terjadi dan nyawa
suaminya masih bisa diselamatkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Menjelang tengah malam, Sufri mengalami
kejang-kejang yang membuat Naimah hampir pingsan. Untung dokter jaga cepat
datang dan memberikan pertolongan. Menurut dokter yang memeriksanya, gejala itu
normal karena masih adanya reaksi obat-obatan dalam tubuh Sufri. Dan jantungya
belum bisa beradaptasi dengan baik. Tapi seiring dengan semakin kuatnya daya
tahan tubuh Sufri, gejala itu akan hilang dengan sendirinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di dalam ruang perawatan itu, Naimah
ditemani seorang adiknya. Anak-anak terpaksa dia titipkan pada ibunya agar bisa
tetap bersekolah di daerah. Di luar ruangan itu, dua orang polisi berpakaian
lengkap dengan senjata berupa revolver bersiaga sepanjang hari. Naimah tahu
mereka bergilir setiap empat jam sehingga tidak ada waktu sedikitpun yang
terlewat tanpa pengawasan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Setiap pengunjung yang datang membezuk
dipindai dengan metal detektor. Kadang Naimah merasa ngeri sendiri dengan perlakuan
para polisi itu terhadap tamu-tamu yang akan memasuki ruangan itu. Tapi setelah
menerima penjelasan mereka, bahwa ini demi keselamatan Pak Wakil Bupati,
akhirnya Naimah bisa menerima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Peristiwa mengerikan yang menimpa
suaminya menyisakan trauma mendalam. Bukan hanya karena akibat yang ditimbulkan
bagi Sufri dan keluarga besarnya, khususnya bagi anak-anak, tetapi lebih karena
resiko-resiko yang berkaitan dengan masa depan mereka di daerah ini. Jika
selentingan kabar mengenai adanya motif politik di balik peristiwa itu benar
adanya, maka sisa masa jabatan mereka sebagai wakil kepala daerah tetap
merupakan ancaman serius.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bagaimana jika memang ada orang yang
tidak menghendaki mereka berada di daerah, memimpin daerah dengan cara yang
mereka jalankan selama ini? Naimah mencoba menguatkan hati. ini adalah resiko
dari sebuah perjuangan. Mudah-mudahan tidak ada motif seperti itu. semoga
kejadian ini murni kriminal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri, jika berhasil selamat dari
peristiwa ini mungkin akan tetap tampil garang, sesuai karakter atau
pembawaannya selama ini. Tapi Naimah akan selalu mengingatkan suaminya untuk
berusaha lebih santun, agar orang-orang tidak memendam sakit hati kepadanya.
Naimah mengagumi suaminya sebagai orang teguh pada pendirian. Menjunjung tinggi
kejujuran dan memiliki wawasan serta pola pikir yang positif dalam menjalankan
pemerintahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kadangkala memang dalam diskusi malam
menjelang tidur, suaminya mengeluh, betapa sekarang birokrasi sudah kehilangan
jati diri dan identitas. Profesionalisme birokrasi yang menjadi dibutuhkan oleh
para birokrat sebagai aktor utama dalam pemerintahan dan pembangunan sudah
jarang ditemukan karena sistem yang terbangun membunuh profesionalisme itu
secara sistematis. Padahal, jika birokrasi profesional kemajuan bangsa dan
negara ini bisa dicapai dengan lebih cepat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah sungguh-sungguh memuja suaminya.
Meskipun hidup di tengah kebobrokan mental aparat pemerintahan, tetap mampu
bertahan dengan idealisme dan cita-citanya yang luhur. Kalau tidak sekarang,
kapan kita bisa menjadi lebih baik? Begitu katanya berulang-ulang. Tapi kalau
hanya sekedar selalu menjadi bawahan, kapan perbaikan bisa dilakukan? Kita
harus memegang peranan penting untuk bisa berperan. Mustahil mengubah pola
pikir seorang pimpinan dengan usulan dan saran kita. Seorang pemimpin selalu
punya ego. Merasa pintar dan merasa paing tahu segala sesuatunya. Makanya
jangan pilih pemimpin yang bodoh. Semua aparatnya akan ikut jadi bodoh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 16px;">Naimah memandangi tubuh suaminya yang terbaring kuyu. Jiwa
dan semangat besar dalam dirinya tetap berkobar di balik pandangan matanya.
Perlahan Naimah merasakan kehangatan. Optimisme dan harapan besar yang
terpancar dari sorot mata suaminya membakar jiwanya. Didekatinya pria kecil
itu, yang menyambutnya dengan sebuah senyum yang dipaksakan karena deraan rasa
sakit. Keduanya memadukan semangat dan idealisme dalam sebuah genggaman tangan
yang panjang.</span></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-1999516622592233332012-01-30T09:52:00.002+08:002012-01-30T09:52:44.114+08:00Chapter Thirty Six<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli sudah bisa berjalan meninggalkan
tempat tidur. Tubuhnya berangsur pulih seiring dengan telah dikeluarkannya
seluruh pengaruh heroin yang pernah ditelannya. Obat-obatan yang diminumnya
telah memberikan efek yang baik. Jika ia berjalan, selang dan botol infus
diseretnya, bahkan sampai berjalan melewati koridor rumah sakit jika ia kebelet
ingin keluar. Di dalam bosan katanya.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pagi itu, ia duduk di tempat tidur
setelah sarapan. Seharusnya, kalau kondisinya terus membaik seperti ini, dalam
waktu dua hari ke depan ia sudah bisa meninggalkan rumah sakit. Ia tidak betah
berada di rumah sakit, walaupun dari ibnya ia tahu bahwa Pak Bupati sudah
berjanji menanggung semua biaya perawatannya hingga sembuh. Bagaimanapun,
dirawat di rumah jauh lebih menyenangkan. Tidak banyak pantangannya, kata
Barli.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dua orang petugas dari kepolisian datang
menemuinya, menyampaikan surat panggilan untuk diperiksa sebagai saksi.
Waktunya dua hari kemudian. Tapi sebelum pulang mereka meminta waktu untuk
berbincang-bincang. Katanya ini sekedar mencari informasi awal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisa anda ceritakan apa yang terjadi pada
hari Selasa tanggal dua belas Maret yang lalu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya mengantar Bapak Wakil Bupati untuk
menghadiri acara di kecamatan. Tiba di sana, Pak Wakil Bupati dengan ajudan
masuk ke kantor kecamatan, sementara saya menunggu di luar.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa yang kamu lakukan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Saya hanya duduk
menunggu di bawah sebuah pohon mangga. Cuaca sangat panas di dalam ruangan,
jadi saya keluar.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terus?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Biasanya kalau sudah ada tanda dari
Ajudan bahwa pak Wakil Bupati sudah mau pulang, saya bersiap, menyalakan mesin
mobil dan menunggu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada yang aneh waktu Pak Wakil Bupati
naik mobil?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Atau waktu sudah mulai jalan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Juga tidak pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa kamu tiba-tiba menghentikan Mobil?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya pusing, pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apakah memang kamu biasa pusing kalau
sedang mengemudi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pernah, pak. Baru kali itu terjadi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebelum berangkat kamu makan apa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Biasa saja pak. Sarapan pagi di rumah.
Lalu makan siang di rumah dinas Camat. Pernah minum Kopi dan air putih.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Setelah itu tidak makan dan minum
apa-apa lagi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli ragu-ragu. Ia ingat pernah minum
sesuatu di rumah gadis yang disebut sebagai jodohnya. Tapi ia malu kalau
kelakuannya hampir menggagahi gadis itu diketahui oleh orang lain. “Tidak,
pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dari hasil pemeriksaan, darah dan urine
kamu mengandung zat adiktif. Sudah berapa lama mengonsumsi obat-obat terlarang?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pernah pak. Saya tidak pernah
makan begituan. Bahaya pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tapi darah dan urine kamu mengandung
narkoba.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wah, Saya tidak tahu tuh, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jangan bohong, Barli. Jika kamu terbukti
sengaja menggunakan obat-obatan, kamu bisa dihukum berat. Apalagi kalau Pak
Wakil Bupati sampai mengalami hal yang buruk.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak, pak. Saya tidak bohong. Lagipula saya
tidak tahu apa itu narkoba. Bapak juga sering berpesan kepada saya agar tidak
berhubungan dengan barang-barang seperti itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi dari mana kamu dapat barang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya tidak tahu, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Begini, Barli. Kamu mengalami
kejang-kejang saat mengemudi, itu berarti kamu mengonsumsi heroinnya beberapa
saat sebelum pulang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak polisi, saya tidak pernah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengonsumsi narkoba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Atau begini saja. Kamu ingat-ingat
kembali apa saja yang kamu alami hari itu. nanti dalam pemeriksaan resmi kita
bicara lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kedua polisi itu pamit. Barli termenung
sendiri, memikirkan kejadian hari itu. Ia berangkat dari rumah dengan perasaan
sehat. Tiba di sana juga dengan perasaan yang sehat. Kenapa tiba-tiba polisi
itu bilang ia mengonsumsi heroin? Barli bergidik ketika membayangkan bahwa
heroin itu ia dapat di rumah gadis pujaannya. Tapi hati kecilnya mencoba
membantah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tidak mungkin</i>. Katanya
dalam hati. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ia gadis yang sangat baik.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kejadian hampir serupa terjadi di ruang
perawatan di mana Ajudan wakil bupati di rawat. Kedua polisi itu mencoba
menggali informasi awal sebelum sesi oemeriksaan resmi yang akan digelar dua
hari kemudian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisakah anda ceritakan apa yang terjadi
pada waktu itu”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Seperti biasa, Saya mendampingi pak
wakil Bupati di acara itu. Kami makan siang di sana. Setelah acara selesai,
kami bermaksud untuk pulang ke rumah dinas. Tapi dalam perjalanan, tiba-tiba
mobil oleng tanpa sebab dan berhenti tiba-tiba. Kepala saya terantuk pada kaca
depan karena tidak pakai sabuk pengaman,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Itulah pentingnya sabuk pengaman,”
potong seorang polisi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya pak. Baru kali itu saya tidak
mengenakannya. Saya belum sempat. Karena terantuk, saya merasa kesakitan.
Tiba-tiba ada seseorang membuka pintu mobil dan menarik saya keluar lalu
memukuli saya. Saya mencoba melawan tapi karena mereka berdua, saya tidak
sanggup melawan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu kenal orang itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak. Mereka mengenakan topeng. Wajah
mereka tidak terlihat sama sekali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada lagi kira-kira yang bisa kamu
sampaikan. Sementara belum ada, pak. Saya masih shock.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ok. Kita ketemu nanti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Polisi itu pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pada sesi pemeriksaan resmi dua hari
kemudian, kedua orang itu memberikan penjelasan yang tidak berbeda dengan apa
yang telah mereka sampaikan sebelumnya. Hanya saja kali ini Barli mengaku baru
ingat bahwa ia minum syrop di sebuah rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli dicecar dengan sejumlah pertanyaan
mengenai rumah dan siapa yang memberinya minum. Barli terpaksa membeberkan
pengalaman erotiknya bersama gadis bernama Bilqis itu dan bagaimana ia bisa
berkenalan dengannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sepasukan polisi langsung terbang ke
lokasi untuk mengecek rumah itu. Ternyata penghuni rumahnya bukan gadis seperti
yang digambarkan oleh Barli. Melainkan sepasang suami istri yang sudah berumur.
Mereka hanya tinggal berdua di rumah itu, dan pada hari kejadian, mengaku
menerima ajakan seseorang untuk jalan-jalan ke sebuah kabupaten tetangga.
Mereka tidak mengerti untuk apa-apa jalan-jalan itu, tapi mereka menerima
sejumlah uang. Saat ditanya ciri-ciri orang itu, mereka mengaku tidak ingat,
karena mereka duduk di belakang sopir. Tidak sempat melihat wajah mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Lihat wajahnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bisa satu mobil wajahnya tidak kelihatan”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mereka duduk di depan, kami di belakang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi bapak tidak kenal mereka sama
sekali?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Coba bapak ceritakan bagaimana bapak
tertarik ikut sama mereka sementara bapak tidak mengenali mereka sama sekali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya dikasih uang pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dikasi uang, berapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Banyak sekali, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masih ada uangnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masih, pak. Belum dipakai sama sekali.
Rencananya mau ditabung di bank.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Boleh saya lihat uangnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Boleh, boleh. Pak. Tapi tolong jangan dijadikan
barang bukti, ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bapak tahu uang bisa jadi barang
bukti?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di televisi, pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Istri laki-laki tua itu mengambil uang
yang mereka maksud. Dia keluar dengan membawa lima lembar uang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pecahan seratus ribu di tangannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak uang ini saya bawa, tapi saya ganti
dengan ini, katanya sambil merogoh dompetnya dan menyerahkan uang yang
jumlahnya persis dengan uang mereka itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kompol Baso memasukkan uang itu ke dalam
sebuah kantong lalu melanjutkan pertanyaan kepada kedua orang tua itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi bapak tidak tahu kalau ada seorang
gadis yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tinggal di rumah ini pada
hari itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memangnya waktu bapak pergi pintunya
dikunci atau tidak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dikunci, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada orang lain yang pegang kuncinya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Kami hanya tinggal
berdua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Waktu bapak pulang, adakah barang yang
hilang?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Aman 100%.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Seperti tidak pernah terjadi apa-apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Betul, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kompol Baso memerintahkan anak buahnya
melakukan pemeriksaan, siapa tahu ada sesuatu yang tertinggal di rumah itu yang
bisa dijadikan petunjuk. Namun tidak ada jejak apapun yang tersisa. Mungkin
karena waktunya sudah terlalu lama. Pikir Kompol Baso. Mereka pulang
meninggalkan tempat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di kantor, mereka meminta Barli
menjelaskan ciri-ciri wajah gadis itu. Sketsa wajah sang gadis diyang
memberinya minum syrop, yang diduga telah dicampur dengan heroin untuk
mengganggu kesadaran Barli sehingga rencana perampokan itu berjalan dengan
sukses.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Sketsa wajah gadis itu disebar ke seluruh wilayah negeri ini.
Mulai ke seluruh jajaran kepolisian, hingga kepada semua petugas bandara dan
pelabuhan. Tidak ada jalan keluar baginya dengan wajah yang sementara ia
gunakan. Kecuali jika dalam dua hari terakhir ini ia telah berganti wajah.
Barli tahu, gadis itu pasti tertangkap, karena sketsa wajahnya sangat mirip.
Hanya persoalan waktu sebelum ia tertangkap.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-91694156196306067232012-01-24T22:37:00.000+08:002012-01-24T22:37:08.144+08:00Chapter Thirty Five<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli sudah bisa berjalan meninggalkan
tempat tidur. Selang dan botol infus diseretnya melewati koridor rumah sakit
jika ia kebelet ingin keluar. Di dalam bosan katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"></span></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><a name='more'></a></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pagi itu, ia duduk di tempat tidur
setelah sarapan. Seharusnya, kalau kondisinya terus membaik seperti ini, dalam
waktu dua hari ke depan ia sudah bisa meninggalkan rumah sakit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dua orang petugas dari kepolisian datang
menemuinya, menyampaikan surat panggilan untuk diperiksa sebagai saksi.
Waktunya dua hari kemudian. Tapi sebelum pulang mereka meminta waktu untuk
berbincang-bincang. Katanya ini sekedar mencari informasi awal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisa anda ceritakan apa yang terjadi
pada hari Selasa tanggal dua belas Maret yang lalu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya mengantar Bapak Wakil Bupati untuk
menghadiri acara di kecamatan. Tiba di sana, Pak Wakil Bupati dengan ajudan
masuk ke kantor kecamatan, sementara saya menunggu di luar.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa yang kamu lakukan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Saya hanya duduk
menunggu di bawah sebuah pohon mangga. Cuaca sangat panas di dalam ruangan,
jadi saya keluar.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terus?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Biasanya kalau sudah ada tanda dari
Ajudan bahwa pak Wakil Bupati sudah mau pulang, saya bersiap, menyalakan mesin
mobil dan menunggu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada yang aneh waktu Pak Wakil Bupati
naik mobil?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Atau waktu sudah mulai jalan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Juga tidak pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa kamu tiba-tiba menghentikan Mobil?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya pusing, pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apakah memang kamu biasa pusing kalau
sedang mengemudi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pernah, pak. Baru kali itu terjadi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebelum berangkat kamu makan apa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Biasa saja pak. Sarapan pagi di rumah.
Lalu makan siang di rumah dinas Camat. Pernah minum Kopi dan air putih.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Setelah itu tidak makan dan minum
apa-apa lagi?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli ragu-ragu. Ia ingat pernah minum
sesuatu di rumah gadis yang disebut sebagai jodohnya. Tapi ia malu kalau
kelakuannya hampir menggagahi gadis itu diketahui oleh orang lain. “Tidak,
pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dari hasil pemeriksaan, darah dan urine
kamu mengandung zat adiktif. Sudah berapa lama mengonsumsi obat-obat terlarang?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pernah pak. Saya tidak pernah
makan begituan. Bahaya pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tapi darah dan urine kamu mengandung
narkoba.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wah, Saya tidak tahu tuh, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jangan bohong, Barli. Jika kamu terbukti
sengaja menggunakan obat-obatan, kamu bisa dihukum berat. Apalagi kalau Pak
Wakil Bupati sampai mengalami hal yang buruk.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak, pak. Saya tidak bohong. Lagipula saya
tidak tahu apa itu narkoba. Bapak juga sering berpesan kepada saya agar tidak
berhubungan dengan barang-barang seperti itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi dari mana kamu dapat barang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>seperti itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya tidak tahu, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Begini, Barli. Kamu mengalami
kejang-kejang saat mengemudi, itu berarti kamu mengonsumsi heroinnya beberapa
saat sebelum pulang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak polisi, saya tidak pernah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengonsumsi narkoba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Atau begini saja. Kamu ingat-ingat
kembali apa saja yang kamu alami hari itu. nanti dalam pemeriksaan resmi kita
bicara lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kedua polisi itu pamit. Barli termenung
sendiri, memikirkan kejadian hari itu. Ia berangkat dari rumah dengan perasaan
sehat. Tiba di sana juga dengan perasaan yang sehat. Kenapa tiba-tiba polisi
itu bilang ia mengonsumsi heroin? Barli bergidik ketika membayangkan bahwa
heroin itu ia dapat di rumah gadis pujaannya. Tapi hati kecilnya mencoba
membantah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tidak mungkin</i>. Katanya
dalam hati. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ia gadis yang sangat baik.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kejadian hampir serupa terjadi di ruang
perawatan di mana Ajudan wakil bupati di rawat. Kedua polisi itu mencoba
menggali informasi awal sebelum sesi oemeriksaan resmi yang akan digelar dua
hari kemudian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisakah anda ceritakan apa yang terjadi
pada waktu itu”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Seperti biasa, Saya mendampingi pak
wakil Bupati di acara itu. Kami makan siang di sana. Setelah acara selesai,
kami bermaksud untuk pulang ke rumah dinas. Tapi dalam perjalanan, tiba-tiba
mobil oleng tanpa sebab dan berhenti tiba-tiba. Kepala saya terantuk pada kaca
depan karena tidak pakai sabuk pengaman,”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Itulah pentingnya sabuk pengaman,”
potong seorang polisi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya pak. Baru kali itu saya tidak
mengenakannya. Saya belum sempat. Karena terantuk, saya merasa kesakitan.
Tiba-tiba ada seseorang membuka pintu mobil dan menarik saya keluar lalu
memukuli saya. Saya mencoba melawan tapi karena mereka berdua, saya tidak
sanggup melawan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu kenal orang itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak. Mereka mengenakan topeng.
Wajah mereka tidak terlihat sama sekali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada lagi kira-kira yang bisa kamu
sampaikan. Sementara belum ada, pak. Saya masih shock.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ok. Kita ketemu nanti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Polisi itu pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pada sesi pemeriksaan resmi dua hari
kemudian, kedua orang itu memberikan penjelasan yang tidak berbeda dengan apa
yang telah mereka sampaikan sebelumnya. Hanya saja kali ini Barli mengaku baru
ingat bahwa ia minum syrop di sebuah rumah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli dicecar dengan sejumlah pertanyaan
mengenai rumah dan siapa yang memberinya minum. Barli terpaksa membeberkan
pengalaman erotiknya bersama gadis bernama Bilqis itu dan bagaimana ia bisa
berkenalan dengannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sepasukan polisi langsung terbang ke
lokasi untuk mengecek rumah itu. Ternyata penghuni rumahnya bukan gadis seperti
yang digambarkan oleh Barli. Melainkan sepasang suami istri yang sudah berumur.
Mereka hanya tinggal berdua di rumah itu, dan pada hari kejadian, mengaku
menerima ajakan seseorang untuk jalan-jalan ke sebuah kabupaten tetangga.
Mereka tidak mengerti untuk apa-apa jalan-jalan itu, tapi mereka menerima
sejumlah uang. Saat ditanya ciri-ciri orang itu, mereka mengaku tidak ingat,
karena mereka duduk di belakang sopir. Tidak sempat melihat wajah mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Lihat wajahnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bisa satu mobil wajahnya tidak kelihatan”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mereka duduk di depan, kami di belakang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi bapak tidak kenal mereka sama
sekali?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Coba bapak ceritakan bagaimana bapak
tertarik ikut sama mereka sementara bapak tidak mengenali mereka sama sekali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya dikasih uang pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dikasi uang, berapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Banyak sekali, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masih ada uangnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masih, pak. Belum dipakai sama sekali.
Rencananya mau ditabung di bank.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Boleh saya lihat uangnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Boleh, boleh. Pak. Tapi tolong jangan dijadikan
barang bukti, ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bapak tahu uang bisa jadi barang
bukti?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di televisi, pak.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Istri laki-laki tua itu mengambil uang
yang mereka maksud. Dia keluar dengan membawa lima lembar uang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pecahan seratus ribu di tangannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak uang ini saya bawa, tapi saya ganti
dengan ini, katanya sambil merogoh dompetnya dan menyerahkan uang yang
jumlahnya persis dengan uang mereka itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kompol Baso memasukkan uang itu ke dalam
sebuah kantong lalu melanjutkan pertanyaan kepada kedua orang tua itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi bapak tidak tahu kalau ada seorang
gadis yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tinggal di rumah ini
pada hari itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memangnya waktu bapak pergi pintunya
dikunci atau tidak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dikunci, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada orang lain yang pegang kuncinya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Kami hanya tinggal
berdua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Waktu bapak pulang, adakah barang yang
hilang?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada, pak. Aman 100%.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Seperti tidak pernah terjadi apa-apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Betul, pak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kompol Baso memerintahkan anak buahnya
melakukan pemeriksaan, siapa tahu ada sesuatu yang tertinggal di rumah itu yang
bisa dijadikan petunjuk. Namun tidak ada jejak apapun yang tersisa. Mungkin
karena waktunya sudah terlalu lama. Pikir Kompol Baso. Mereka pulang
meninggalkan tempat itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di kantor, mereka meminta Barli
menjelaskan ciri-ciri wajah gadis itu. Sketsa wajah sang gadis diyang
memberinya minum syrop, yang diduga telah dicampur dengan heroin untuk
mengganggu kesadaran Barli sehingga rencana perampokan itu berjalan dengan
sukses.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Sketsa wajah gadis itu disebar ke seluruh wilayah negeri ini.
Mulai ke seluruh jajaran kepolisian, hingga kepada semua petugas bandara dan
pelabuhan. Tidak ada jalan keluar baginya dengan wajah yang sementara ia
gunakan. Kecuali jika dalam dua hari terakhir ini ia telah berganti wajah.
Barli tahu, gadis itu pasti tertangkap, karena sketsa wajahnya sangat mirip. Hanya
persoalan waktu sebelum ia tertangkap. </span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-36424452682024109892012-01-24T22:33:00.002+08:002012-01-30T10:11:38.996+08:00Chapter Thirty Four<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';">
<!--StartFragment-->
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Malam harinya, Edo menerima telpon
ayahnya. Ayahnya menceritakan bahwa Fatwa Majelis ulama tidak berpihak pada
hasil penemuannya. Fatwa Majelis Ulama dengan tegas mengharamkan praktek
rekayasa Genetika dilakukan terhadap manusia. Melalui juru bicara yang
membacakan fatwa itu melalui siaran langsung di beberapa stasiun televisi,
Majelis Ulama Nasional menyimpulkan bahwa rekayasa genetika terhadap manusia
haram hukumnya. Alasannya banyak. Tapi pada umumnya karena para ulama itu
berpendapat tidak semestinya manusia mencampuri urusan manusia dalam penentuan
nasib. Jika suatu ketika anda sakit, maka itu merupakan bagian dari cobaan atau
ujian Tuhan yang harus dijalani oleh manusia untuk mengetahui kadar imannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ardi menerima salinan fatwa itu beberapa
hari kemudian dan memutuskan untuk melakukan klarifikasi terhadap fatwa itu.
Dalam pandangannya, ada substansi yang tidak dipahami oleh sebagian anggota
Majelis ulama, dan itu sangat memengaruhi fatwa yang mereka ambil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pertama, bahwa rekayasa genetika bukan
menduga-duga, melainkan melakukan sesuatu berdasarkan fakta-fakta ilmiah yang
kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan. Tidak ada yang tidak bisa
diperhitungkan dengan perangkat dan metode ilmiah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kedua, rekayasa genetika memiliki
maslahat yang jauh lebih besar di bandingkan musharatnya. Lebih baik mencegah
daripada mengobati. Itulah prinsip dasarnya. Jika sesuatu bisa dihindari,
bukankah itu menjadi jauh lebih baik daripada meunggu terjadinya, dan itu
adalah sesuatu yang pasti berdasarkan data ilmiah, untuk diobati. Biayanya bisa
saja menjadi jauh lebih mahal dan lebih menguras energi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketiga, rekayasa genetika ini tak ubahnya
dengan transplantasi organ dalam bentuk yang sangat mini. Karena melalui
prosedur itu, bisa dilakukan penggantian kode genetik jika dianggap merugikan
calon individu yang akan dilahirkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo mencoba menyabarkan ayahnya dengan
mengatakan bahwa hal itu biasa tejadi dalam kehidupan, tapi ia buru-buru meralat
ucapannnya. Ia tahu, ayahnya telah mengahdapi banyak hal buruk dalam
kehidupannya dan fatwa haram yang merupakan penolakan terhadap hasil
penemuannya adalah sesautu yang tidak ada artinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku telah kehilangan ibumu, dan itulah
kehilangan terbesar yang pernah terjadi dalam hidupku.” Katanya pada anaknya. “Seandainya
tidak ada kamu, maka apa artinya hidupku ini? So, Don’t worry, son. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Life goes on</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo senang ayahnya tidak terpengaruh
dengan fatwa itu. Setelah berbincang tentang berbagai hal, iapun memutuskan
untuk menceritakan pengalamannya selama dua hari terakhir ini di Makassar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Rupanya kamu serius, ya?” Tanya sang
ayah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">To
be honest</i>, dad. Ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Entahlah, Dad. Ada sesuatu yang membuat
semuanya berbeda dari biasanya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">She’s so
special</i>. Susah dijelaskan dan kayaknya ayah harus melihatnya langsung untuk
bisa mengerti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Begitu ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Serius dad. Kalau ketemu, aku kira ayah
akan tahu. Kapan-kapan aku akan mengajaknya ke Bandung.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Okelah, Ayah percaya kamu akan melakukan
yang terbaik. You know the best for yourself.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo kembali berpesan pada ayahnya untuk
tidak bersedih, dan dia berjanji akan segera mengirimkan foto gadis itu begitu
ia bisa. Soalnya dalam dua hari terakhir ini, Tenri seolah tidak memberinya waktu
untuk melakukan apapun selain menemaninya kemanapun ia pergi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di kamarnya sendiri, Tenri menerima
telpon dari Bisnu yang kecewa karena Tenri tidak jadi berangkat ke Australia
tahun ini. Bisnu penasaran dengan alasan Tenri yang terkesan tidak masuk akal
dan dibuat-buat. Tapi Tenri meyakinkan Bisnu bahwa tahun depan ia pasti akna
menyusul.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kak, Ternyata jadi anak bupati enak,
loh. Pantas anak-anak bupati di sekolah kita dulu suka bergaya borjuis.
Kemana-mana diantar dan selalu bawa uang banyak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ok kalau begitu. Tapi tadi Tante Amira telpon
katanya kamu sama seseorang di Makassar. Siapa itu?” Tante Amira adalah istri
salah seorang saudara ayah Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bukan siapa-siapa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bukan siapa-siapa? Tapi katanya kamu
dengan dia mesra sekali.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tante Amira tahu dari mana?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia lihat kamu di mall kemarin malam.
Ngapain ke mall berdua malam-malam.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya cuma nonton, trus jalan-jalan keliling
kota.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jawab pertanyaanku, Tenri. Siapa dia?”
Nada suara Bisnu terdengar tidak bersahabat. Terasa menghakimi dan terasa
menyalahkan. Tenri tidak suka nada itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bukan siapa-siapa.” Jawabnya lagi, tapi
asal-asalan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu tidak jujur.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Teman.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Teman dari mana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dari daerah. Pegawainya bapak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ngapain dia ikut kamu ke situ?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Haruskan Tenri menjelaskan siapa Edo
kepada Bisnu. Memangnya apa urusan Bisnu mau tahu apa yang dia lakukan dengan
Edo di sini? Tapi ia memilih diam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri...?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri masih membisu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Halo... Tenri?” Suara Bisnu di seberang
sana meninggi. Tenripun meledak,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memangnya kamu siapa mau tahu semua
urusanku??!! Kamu bukan ayahku. Apa urusanmu dengan orang yang kutemani di sini?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bisnu terdiam di seberang sana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri menjatuhkan Bomnya, “kalau kau
berpikir bisa mendikte apa yang harus kulakukan, berarti kamu melakukan
kesalahan.” Tenri menutup telponnya lalu keluar menuju ke kamar Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo baru saja berhenti bicara dengan
ayahnya ketika ia mendengar ketukan di pintu. Ia beranjak dan membuka pintu
kamar. Tenri menerobos masuk dan langsung menuju ke pintu teras. Dengan kasar
dibukanya pintu itu lalu keluar dan berdiri sambil membungkuk di terali besi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo hanya bisa memandanginya dengan tanda
tanya memenuhi kepalanya. Ragu-ragu ia ikuti gadis itu lalu berdiri di
sampingnya. Cukup lama keduanya terdiam sebelum akhirnya Edo menyentuh pundak
Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada apa? Ada masalah?” Tanya Edo. Tenri
hanya menggeleng. Edo ingat ketika Tenri ngambek pada seseorang, Ia hanya
mengajak main Tennis dan melampiaskannya kepada raket dan bolanya. Kali ini apa
yang akan menjadi pelampiasan Tenri? Jangan-jangan ia mau lompat dari Teras
itu. dirasuki pikiran seperti itu, Edo mendekap Tenri. Lagi-lagi Tenri balas
memeluknya dan menangis di dadanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo tiba-tiba teringat film-film romantis
di hollywood yang menampilkan tokohnya berpelukan di sebuah teras di gedung
yang tinggi. Dan seseorang meneropong dengan menggunakan teleskop. Edo menarik
tangan Tenri dan mengajaknya ke dalam kamar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sekarang kamu boleh cerita. Apa yang
sebenarnya terjadi?” Tanya Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri duduk di tepi tempat tidur. Edo
duduk di sisinya. Mereka berpandangan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>sambil berpegangan tangan. Terasa ada kehangatan yang mengalir dari
tangan masing-masing dan berkumpul di jemari mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ini karena Bisnu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siapa <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bisnu itu sepupuku. Selama ini dialah
orang yang selalu membantuku. Termasuk rencana keberangkatanku ke Australia
yang gagal itu. tadi dia nelpon dan marah-marah, karena ada tante yang melihat
kita jalan bareng. Aku sebel banget.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mungkin dia suka sama kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maksudnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya aku tahu dia suka sama aku, bukan
hanya sebagai sepupu. Kalau tidak kenapa dia bela-belain nelpon malam-malam
begini dari Australia. Sekarang di sana pasti sudah jam satu malam.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Berarti aku ada saingan, dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Edo sayang, dia bukan saingan kamu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maksud kamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia orang yang spesial. Sama seperti
kamu, orang yang spesial bagiku. Tapi dalam konteks yang berbeda. Dia memang spesial
untuk masa kanak-kanak hingga awal masa remajaku. Tapi kamu spesial di masa
dewasaku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu belum dewasa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siapa bilang. Aku sudah sembilan belas
tahun. Tahun depan bulan agustus aku akan berusia dua puluh tahun.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tetap aja belum cukup umur.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Belum cukup umur untuk apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Untuk menikah tanpa izin orang tua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, kan yang boleh menikah tanpa izin dari
orang tua cuma janda.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri tertawa. Suara tawanya lepas. Dia
kembali ceria. Seperti kebiasaannya yang sudah mulai dikenal oleh Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sudahlah, Edo. Kamu memang paling bisa
membuatku pulih dari berbagai persoalan. Tidurlah. Besok kita punya banyak
acara.” Tenri berdiri dan menghadiahi Edo sebuah kecupan di kening. Edo menarik
tangannya dan balas mengecup bibir Tenri. Karena tidak mampu menahan dirinya,
Tenri jatuh ke tempat tidur. Edo memanfaatkan kesempatan itu untuk segera
mendekap Tenri dan melanjutkan kecupan singkatnya di bibir Tenri. Bibir Edo
mengulum bibir Tenri, sementara kedua tangannya membelai wajah dan rambut
Tenri. Ia merasa seluruh nafsunya telah berkumpul di ujung bibirnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di luar dugaannya, Tenri membalas dan
membelai punggung Edo, serasa memberi dorongan untuk bertindak lebih jauh.
Malam kedua di Makassar di dalam sebuah rumah gedung yang megah, dengan kamar
dan tempat tidur yang nyaman, menjadi kombinasi sempurna yang mendukung
terbitnya keinginan mereka berdua untuk melakukan sesautu yang lebih berani.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Perlahan tapi pasti tangan Edo mulai
menyusup ke balik baju tidur Tenri yang berkain licin. Menyentuh sesuatu yang
kenyal. Tenri Menggeliat,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sambil
melenguh dengan nafas memburu. Edo menyingkap baju tidur itu dan berusaha
membenamkan wajah di lembahnya yang curam, ketika tiba-tiba aroma tubuh dari
masa lalunya kembali menyerbu ke dalam indera penciumanya. Itu bukan aroma yang
penuh dengan ransangan nafsu. Melainkan aroma yang terbit oleh kasih sayang dan
cinta yang sejati. Yang tidak mungkin terbit terhadap perempuan yang disayangi
sepenuh jiwa. Mendadak nafsu yang telah mencapai ubun-ubun Edo hilang begitu
saja. Tapi ia terus memeluk dan mendekap tubuh Tenri dengan kerinduan membuncah
yang terbit entah dari mana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kerinduan selama sekian puluh tahun tanpa
kasih sayang seorang ibu, seolah menggumpal dan meledak dalam pelukan dan
dekapannya dengan Tenri. Edo memejamkan mata, menghirup aroma tubuh Tenri
sedalam-dalamnya . Menyimpannya di seluruh hati dan pikirannya. Rasa kehilangan
bertahun-tahun seolah terbayar tuntas malam ini. Rasa bahagia yang tidak
terperi melingkupi seluruh jiwa Edo. Ia pernah merasa seperti ini, sekian puluh
tahun yang lalu. Tapi malam ini, semua terulang dan Edo bisa merasakannya
dengan segenap jiwa dan raganya. Bukan hanya di dalam mimpi dan gambar-gambar
masa lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri juga menikmati moment itu dengan
segenap jiwa dan raganya. Merasa aneh karena seharusnya, mereka telah terlibat
dalam sebuah pertempuran fisik yang panas dan menggairahkan. Merasa heran
karena seharusnya mereka sudah terbeanm dalam lautan asmara yang membara. Kedua
fisik yang berbeda jenis itu seharusnya sudah lebur dalam kebersamaan yang indah
dan mendebarkan. Tapi mereka berdua justru merasakan getaran berbeda yang
muncul entah datang dari mana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka hanya terus berpelukan. Tak mampu
melakukan apa-apa selain berpelukan selama beberapa saat. Hingga kemudian Tenri
menggeliat dan mencoba untuk bangun. Edo mengendurkan pelukannya lalu bangun
lebih dahulu untuk membantu Tenri bangun dari tempat tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka masih berdiri di tengah kamar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>selama beberapa saat, saling pandang,
saling berpegangan tangan. Kemudian Tenri bergerak perlahan meninggalkan kamar,
diiringi tatapan mata Edo. Tenri tersenyum dan Edo membalasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika tinggal sendiri di dalam kamar,
Edo menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Ia mencoba menyelami perasaan aneh
yang timbul seketika saat mereka bersama tadi. Secara sepintas ia mulai bisa
mengenali keanehan perasaannya selama ini terhadap Tenri. Mulai saat pertama
kali melihatnya, hingga sekarang dalam kebersamaan mereka yang sudah
berlangsung lebih dari dua bulan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika dulu ia merasa bahwa wajah Tenri
tidak asing, ia tidak terlalu heran. Barulah ketika ia merasakan aroma tubuh
tenri yang mengingatkannya pada sesuatu yang pernah sangat ia akrabi. Ia mulai
merasakan keanehan. Juga wajah damai yang tertidur pulas seolah mengingatkannya
pada seseorang yang selalu pernah tertidur dengan wajah seperti itu. dan puncak
keheranannya terjadi pada malam hari ini. Ketika nafsu menguasai dirinya, namun
mendadak padam kerena wajah dan aroma tubuh itu kembali menguasai panca
inderanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Apa yang terjadi dengan diriku? Edo
mencoba memecahkan sendiri teka-teki itu, namun ia tidak mampu mencari hubungan
yang jelas antara masa lalunya yang kabur dengan masa kininya yang terang
benderang.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Edo tertidur dan bermimpi tentang ayahnya yang menyebutkan
bahwa Tenri adalah ibunya. </span><!--EndFragment-->
</span></div>Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-91992742224887813872012-01-24T22:29:00.002+08:002012-01-30T10:12:36.459+08:00Chapter Thirty Three<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo menangkap reaksi yang beragam dari
orang-orang yang ditemuinya di kantor terkait peristiwa yang menimpa Wakil
Bupati. Walau<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada umumnya menampakkan
keterkejutan dan keprihatinan, namun ada juga satu dua orang yang terlihat
tidak begitu peduli. Sejauh ini, ia berusaha untuk tidak membicarakan peristiwa
itu. Baginya, itu hanya peristiwa kriminal biasa, yang bisa terjadi kapan saja,
di mana saja dan terhadap siapa saja.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Perubahan sikap Edo terhadap peristiwa
itu justru terjadi ketika sore harinya saat mereka berjalan-jalan di sebuah
mall di kawasan Tanjung Bunga. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri bicara bahwa menurut ayahnya,
peristiwa ini adalah sebuah konspirasi yang besar. Edo berpikir bahwa Pak
Bupati mungkin shock dengan peristiwa itu sehingga berimajinasi macam-macam.
Tapi ia mencoba menggali lebih jauh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Atas dasar apa?” Tanya Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Banyak. Pertama, kata ayah, pilihan
tempat dan waktunya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa dengan tempatnya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tempatnya di luar kota, sebuah ruas
jalan yang sepi dengan hutan di kiri kanan jalan. Sangat ideal untuk melakukan
kejahatan seperti itu tanpa diketahui orang lain.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau menurut saya sih, lokasi seperti
itu memang menjadi pilihan tepat bagi para pelaku kejahatan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Betul, Do. Tapi selama ini tempat itu
selalu aman. Bahkan kata Kapolres, kalaupun ada perempuan telanjang lewat di
situ, nggak bakalan diperkosa.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu mau coba?” Tenri menyikut
pinggangnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ih, jahat amat.” Tenri mendelik. Edo tertawa
sambil menyeruput kopinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terus?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nah, kalau daerahnya seaman itu, Kenapa
tiba-tiba pada hari itu muncul serombongan orang yang melakukan kejahatan di
tempat itu. Dan mereka itu diyakini bukan penduduk asli.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kok bisa yakin? Kan orangnya belum
ketahuan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nah, ini yang harus kamu tahu, Do. Polisi
sudah menyusuri daerah sekitar situ dan berusaha mencari orang dengan ciri-ciri
fisik seperti deskripsi <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ajudan
Wakil Bupati. Tapi mereka tidak menemukannya. Pelakunya pasti orang yang
berasal dari luar daerah.” <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Boleh. Boleh dipertimbangkan untuk
diterima.” Kata Edo. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Nah,
bagaimana dengan waktu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Waktunya direncanakan dengan sangat
cermat. Ingat waktu saya bilang Lokasi kejadian relatif selalu aman karena
jarang dilalui. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa kejadian itu bukan
sebuah kebetulan. Artinya, ada seseorang yang mengatur kejadian ini secara
sistematis.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo terdiam. Sambil berusaha mencoba untuk
mencerna kata-kata Tenri. Gadis itu terlalu muda untuk bisa mengaitkan
peristiwa-peristiwa seperti itu sebagai rentetan kejadian yang saling
berhubungan satu sama lain. Tetapi kalau katanya itu menurut sang ayah, maka
bisa jadi hal itu merupakan fakta, bukan sekedar asumsi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Melihat lawan bicaranya bungkam, Tenri
melanjutkan. “Kata ayah juga, perubahan drastis terhadap berbagai kebijakan
pemerintahan membuat banyak orang yang sakit hati. itu motif yang sangat kuat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya juga, sih. Sepertinya memang banyak
orang yang merasa dirugikan dengan kebijakan baru ini.” Edo mencoba merenung.
“Tapi kenapa bukan... maaf ya say.... kenapa Bukan Pak Bupati yang jadi
target?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri diam. Pertanyaan itu membuat semua
teori mengenai konspirasi itu mentah kembali. Ya, bukankan seharusnya jika
memang mereka tidak setuju pada kebijakan Bupati dan Wakil Bupati, maka
Bupatilah yang seharusnya lebih dahulu dilenyapkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku tahu, aku tahu.” Tenri tiba-tiba
bicara, seperti menemukan ilham. “Aturannya ‘kan berbunyi, kalau bupati
berhalangan, maka wakil bupati yang menjalankan tugas sebagai bupati hingga
periode jabatannya habis. Kalau itu yang terjadi, bisa-bisa keinginan mereka
justru makin sulit terwujud. Karena pak Wakil Bupati juga punya komitmen yang
tinggi untuk daerah ini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo lalu mencoba menanggapi dengan
menyatakan pikirannya mengenai respon setiap orang yang kebetulan ditemunya.
Dia ingat bincang-bincangnya dengan Sangkala beberapa hari lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“O... memang. Biasalah, Doy. Kan ada juga
orang yang tidak senang pada Wakil Bupati. Makanya, reaksi mereka biasa-biasa
saja. Bahkan mungkin mereka merasa senang. Kata Sangkala waktu itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tapi ini lain, ngka. Aku juga mulai
terpengaruh pada ulasan Tenri. sepertinya aku merasa ada sesuatu yang aneh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ah, masa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu lihat nggak kemarin, waktu pak
Bupati ngasih briefing. Mereka seperti acuh tak acuh dan cenderung tidak
memperhatikan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku juga mulai curiga, ngka, peristiwa
ini bermotif politik.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau begitu, kita tunggu saja
keterangan dari pelaku yang tertangkap. Kan ada satu orang yang berhasil
ditangkap. Mungkin kalau dia bicara, semua bisa terungkap.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sudahlah, itu bukan urusan kita. Pungkas
Edo. Ia lalu menoleh pada Tenri dan mengajaknya pulang. <o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-31968379942422780342012-01-24T22:28:00.001+08:002012-01-30T10:13:24.570+08:00Chapter Thirty Two<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo membelokkan mobil sport merah darah
itu memasuki halaman sebuah rumah makan. Setelah mengemudi selama lebih kurang
dua jam, ia merasa agak lelah dan mengantuk. Ia butuh segelas kopi susu. Mobil
itu berhenti sempurna di antara mobil-mobil lain yang sudah lebih dahulu
terparkir. Di sisi kirinya, di tempat duduk, Tenri masih tertidur pulas setelah
menyetel sandaran kursinya hingga hampir lurus.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo bermaksud membangunkan gadis itu,
namun niat itu diurungkannya. Matanya tiba-tiba terpaku pada wajah dengan mimik
damai yang sedang tertidur itu. Sesuatu dari alam bawah sadarnya seperti
membawa gambar-gambar masa silam yang terekam di memorinya yang paling dalam
tiba-tiba muncul. Sesuatu dari masa lalu yang pernah begitu akrab dengan
pandangan matanya berkelebat. Gambar tentang perempuan yang tertidur dengan
wajah damai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gambar-gambar itu hanya hadir sekilas.
Tapi tetap membekas di dalam hatinya dan tersimpan dalam memori yang lebih
segar. Edo terdiam, dan terus memandangi gadis itu. Ditatapnya wajah damai itu
sekali lagi, lalu ia menyentuh wajah Tenri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri, bangun...” bisiknya lembut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri menggeliat, sesaat ia membuka mata
dan membiasakan diri dengan pemandangan di sekitarnya. “Di mana kita?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di warung. Kita istirahat dulu, yuk.
Pegel nih.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri menegakkan sandaran kursinya.
Memandang berkeliling dan tersenyum malu-malu. “Wah, aku pasti tertidur pulas.
Aku ngorok, gak ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dikit.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri meninju lengan Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka keluar dari mobil memasuki rumah
makan yang lebih tepat di sebut sebagai kedai itu. Tidak banyak pilihan menu
yang tersedia. Kebanyakan menu makanannya hanya berupa mi instant yang dimasak
dengan tambahan sebutir telur, juga dilengkapi beberapa jenis makanan khas
sulawesi selatan seperti burasa dan gogos. Tapi kalau keadaan sedang penat
sehabis mengemudi seperti sekarang, menu itu bisa menjadi penawar lapar dan
dahaga yang cukup nikmat. Kalau menemani kepala Bagiannya ke Makassar, biasanya
juga Edo akan diajak mampir di tempat ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka mencari-cari meja yang kosong.
Sore hari pengunjung biasanya tidak terlalu banyak. Rata-rata memang yang masuk
ke tempat itu adalah para musafir yang ingin sejenak beristirahat. Edo memesan
kopi susu. Tenri hanya minum air putih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri mengajak Edo ke Makassar. Katanya
untuk lebih mengenalkan Edo kepada teman-teman club tennisnya. Sekalian
berjalan-jalan ke mall, atau nonton film di bioskop. Edo sudah jarang ke Mall
atau ke bioskop. Sejak bertugas di daerah itu, Edo tak pernah sekalipun
menginjak lantai Mall atau menonton film di cineplex. Edo setuju, apalagi yang
mengajak adalah anak Boss yang kalau tidak dituruti, bisa menimbulkan kemurkaan
Boss. Yang penting Imran memberinya izin. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Masalah
izin urusan saya. Yang penting kamu mau</i>. Kata Tenri. Tentu saja Edo mau.
Imran memberinya izin selama yang Tenri mau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo memang sedang membutuhkan waktu lebih
lama bersama Tenri. Hubungan mereka selama ini memang mengalami peningkatan.
Tapi bagi Edo, itu terasa sangat lambat. Sudah lama ia terang-terangan
menyatakan cintanya pada Tenri, tapi gadis itu belum sekalipun memberikan
jawaban yang tegas. Ia bilang, ia sayang pada Edo. Ia juga sering bilang bahwa
senang kalau Edo ada di dekatnya. Tapi tak pernah sekalipun ia bilang cinta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sebenarnya Edo tak pernah bermaksud
mengejar penyataan cinta dari Tenri secara verbal. Sikap, perilaku dan tutur
kata Tenri kepadanya selama ini sudah cukup menjadi tanda yang sempurna kalau
perasaan cinta itu ada pada diri Tenri. Namun ia ingin sebuah kepastian. Jika
sesekali ia mencoba mendesak, Tenri akan berkelit dan berkata, aku selalu ada
untukmu, Edo. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka menyantap hidangan mi rebus dengan
lahap. Kadang dalam suasana tertentu seperti ini. Mi instant pun terasa sangat
lezat. Tenri berkomentar bahwa Edo merasa begitu karena ia makan dengan
dirinya. Edo hanya tertawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di makassar kita nginap di mana?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di rumahku. Emang mau di mana lagi? Mau
nginap di hotel?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ah, nggak. maksudku, apa tidak aneh
seorang pemuda dan seorang gadis hidup satu atap selama beberapa hari.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Di rumahku banyak kamar. Kamu perlu
waktu satu minggu untuk tidur di semua kamar tidurnya.” Edo percaya itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kupikir kita akan satu kamar.” Bisik Edo.
Tenri mendelik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka berangkat kembali. Jalanan berliku
dan menanjak dengan gunung batu atau jurang yang dalam di sisi jalan membuat
Edo mengemudi dengan santai tapi cukup hati-hati. Tenri menggoyang-goyangngkan
kaki mengikuti alunan suara musik yang menyembur dari sound system mutakhir dari
dashboard belakang mobilnya. Konon untuk sound systemnya saja, Tenri
mengeluarkan uang hingga lebih enam puluh juta. Belum untuk aksesories lainnya.
Gila, pikir Edo. Seandainya itu buat disumbangkan ke panti asuhan, pasti cukup
untuk makan dan sekolah mereka selama beberapa tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Buat bikin panti asuhan itu cukup, kayaknya.”
Ujar Edo. Bernada menyindir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ayah punya yayasan yang bergerak di
bidang pendidikan dan pembinaan anak-anak yatim piatu. Gedungnya berdiri di
atas lahan seluas lima hektar, mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA. Semua anak
yang sekolah disitu tidak dipungut biaya sepeserpun. Mereka tinggal di asrama
dengan makan, minum dan pakaian sepenuhnya dari yayasan. Ratusan anak yatim
dari berbagai daerah ditampung di situ dan biayanya setiap tahun tidak kurang
dari dua milyar. Untuk pengadaan lahan dan membangun gedung-gedungnya, ayah
mengucurkan dana hingga lima belas milyar.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo merasa malu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kita bisa jalan-jalan ke sana nanti.
Pengajarnya didatangkan dari berbagai sekolah dan universitas terkemuka di
daerah ini. Yang berprestasi akan diberi beasiswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi dan pulangnya dipekerjakan di perusahaan keluarga.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sekarang Edo hanya bengong. Menyesal
setengah mati telah mengeluarkan kata-kata itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, itu hanya ungkapan spontan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak apa-apa, sayang.” Tenri tersenyum
mengerti. “Kamu harus lebih mengenal ayah dan ibuku jika ingin menjadi bagian
dari keluarga mereka.” Kata Tenri sungguh-sungguh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo terkejut dengan ungkapan itu. Tapi ia
menahan diri untuk tidak bertanya lebih jauh. dalam hati ia mencoba berharap
bahwa itu adalah lampu hijau bagi hubungan yang lebih serius antara dirinya
dengan Tenri. Sekarang ia betul-betul sudah jatuh cinta pada gadis itu. walau
sesungguhnya ia kadang tidak mengerti, mengapa sesuatu dari masa lalunya,
kadang membayangi rasa cintanya. Suatu saat ia akan tahu, apa hubungan dari
gambaran itu dengan masa kininya sehingga sering hadir dalam suasana yang
justru tidak terduga. Dan biasanya hanya terjadi dengan Tenri.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka memasuki Kota Makassar ketika
matahari mulai terbenam. Tenri mengarahkan Edo untuk lewat jalan tol ke pusat
kota. Nanti terhalang kemacetan di Daya dan di Perintis. Katanya. Kalau
menjelang malam, apalagi kalau malam minggu, kawasan itu sering macet total
karena banyaknya kendaraan yang menuju ke pusat kota.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan petunjuk dari Tenri yang bertugas
sebagai navigator, Edo berbelok memasuki sebuah kompleks perumahan Elit di
kawasan jalan Hertasning. Rumah-rumah megah dengan pagar besi yang tinggi
tersebar di kiri kanan sepanjang jalan itu. Edo mulai menduga-duga, seperti apa
gerangan rumah keluarga ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka lalu berhenti di depan sebuah
pagar besi dengan ornamen versace yang besar. Di baliknya, sebuah gedung
setinggi tiga lantai dengan arsitektur minimalis yang megah berdiri kokoh. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pintu pagar itu terbuka, dan Tenri
menyuruh Edo masuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pandangan Edo segera tertumbuk pada
halaman yang luas dan teduh, dengan tanaman-tanaman hias yang ditata rapi
berbaris memenuhi halaman itu. Edo terkesan dengan cita rasa dan nilai estetika
yang terpancar dari taman itu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sesuai
dengan yang sering kubayangkan</i>. Pikirnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan aku akan menjadi bagian dari keluarga yang mendiami rumah ini</i>?
Ah. Jangan ngelantur, Doy. Bayangan wajah Sangkala melintas memperingatkan. Edo
tersenyum sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mobil sport merah itu diparkir di dalam
garasi yang luas. Dua unit mobil mewah terparkir di tempat itu. Edo hanya bisa
berdecak kagum. Mereka memasuki rumah lewat pintu di bagian dalam garasi yang
langsung terhubung dengan ruang tengah rumah yang luas. Tidak ada furniture di
ruangan itu, kecuali sebuah piano berukuran besar yang diletakkan di sudut
ruangan. Ruangan ini tampak seperti ballroom di hotel-hotel berbintang. Langit-langitnya
tinggi. Sebuah lampu kristal yang sangat besat tergantung dengan rantai besi yang
menjulang dari atap lantai tiga yang berbentuk kubah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri mengantarnya naik ke lantai dua.
Betul kata Tenri. Rumah itu terdiri atas banyak kamar. Mereka memasuki sebuah
kamar yang luas dengan interior seperti suite room di hotel berbintang. Sebuah
tempat tidur king size dengan lampu baca di sisi kiri dan kanan. Vas bunga
besar diletakkan di atas sebuah meja besar yang berfungsi sebagai voyeur. Sebuah
pintu kaca menuju ke teras dengan pemandangan ke pusat kota dengan gorden
transparan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kamu tidur di sini, ya.” Kata Tenri.
“itu lemarinya. Pakaianmu bisa diatur di situ.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pakaianku tidak banyak. Emang kita
tinggal di sini berapa lama?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sampai kamu puas.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo menduga, perjalanan ini hanya untuk
satu dua hari. Tapi dari nada bicara Tenri, sepertinya ia akan butuh waktu
lebih lama. No problem. That’s what I want the most. Tenri keluar dan berjanji
ketemu pukul delapan malam untuk keluar makan malam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka memilih makan malam di sebuah
restoran terapung di pinggir laut. Tepatnya di Pantai Losari. Baru dia tahu,
Tenri punya kebiasaan makan yang unik. Tenri tidak terlalu suka makan nasi. Ia
lebih sering makan ikan, udang dan cumi-cumi yang menjadi lauk ketimbang
nasinya sendiri. Kalaupun dia menyendok nasi, itu haya sekedar untuk menyimpan
cadangan tenaga yang dia butuhkan dalam beraktifitas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Usai makan malam, mereka menuju
Panakkukang. Di Mall mereka menuju ke lantai tempat bioskop berada. Beberapa
pilihan film hollywood terbaru sedang ditayangkan. Pilihan mereka adalah sebuah
filme tentang gadis bertatto naga yang diperankan oleh Daniel Craig.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mereka kembali ke rumah hampir pukul satu
dini hari. Karena setelah menonton mereka masih berkeliling kota melihat-lihat
pemandangan Kota Makassar di malam hari sambil menyantap hidangan Mie goreng
kering yang terkenal kelezatannya. Edo benar-benar dimanjakan oleh Tenri.
Beberapa pakaian sempat dibeli untuk dipakai Edo beberapa hari ke depan, meski
Edo menolak dengan segala cara. Kalau tidak mau di bawa pulang di simpan saja.
Nanti kalau kamu datang lagi kamu bisa memakainya, kata Tenri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Hampir jam tujuh pagi, Tenri tiba-tiba
muncul di samping tempat tidur Edo. Edo kaget setengah mati dan berusaha
menyembunyikan sesuatu yang menonjol di bawah perutnya dengan berbalik
tengkurap. Tenri tertawa cekikikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bangun, Do. Kita harus cepat-cepat ke
lapangan Tennis.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masih capek.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mandi sana, biar seger.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aduh... bisa nggak sebentar lagi? Masih
pingin tidur.” Katanya sambil menguap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Huh, Bau, tau?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebentar, ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dasar pemalas.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri berlalu. Meninggalkan Edo yang
masih terbaring.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Kurang dari setengah jam kemudian, mereka sudah berada di
mobil dan siap berangkat.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-39316307427730123892012-01-24T22:15:00.000+08:002012-01-30T10:15:44.927+08:00Chapter Thirty One<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bodoh, bodoh, bodoh! Ini tindakan paling
bodoh yang pernah kamu lakukan, Burman!” Teriak Ibong. Tinjunya mengepal. Sorot
matanya berapi-api menatap Burman.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, Boss.” Burman terkulai layu di
kursinya. Tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk menunggu kata-kata Ibong yang
meluncur bagai air terjun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, maaf, maaf!<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Katamu mereka profesional, efektif dan
tidak akan ada yang meninggalkan jejak. Eh, malah ada yang menyerahkan dirinya
bulat-bulat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dia itu tidak menyerah, Boss. Seharusnya
dia juga sudah tewas di tempat.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Memang, kalau dia cerdas, seharusnya dia
bunuh diri kalau tidak mau ditangkap.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak sempat, boss. Kata temannya, dia
sudah mati. Makanya ditinggal begitu saja.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mereka juga bilang Sufri sudah tewas,
ternyata dokter dan perawat bedebah itu berhasil menyelamatkan nyawanya. Mereka
tahu tidak tandanya orang yang sudah mati?” Cecar Ibong sambil mendengus, makin
kesal, “dari mana kamu dapat orang-orang itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Burman tidak menjawab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Burman, jawab pertanyaanku. Dari mana
mereka itu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Burman memilih terus berdiam. Sia-sia
baginya sekarang untuk bicara. Semua rencana mereka berantakan karena
kesalahan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>satu orang yang tidak
bisa membedakan antara mayat dengan orang hidup. Mungkin karena terlalu tergesa-gesa
sehingga ia tidak bisa memeriksa keadaan Sufri dengan teliti. Ketika dilihatnya
Sufri sudah tidak bergerak dengan luka tusukan di ulu hatinya, maka
disimpulkannya Sufri sudah tewas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kalau sampai mereka bicara, kita habis,
Burman. Kita semua habis.” Bentak Ibong, tepat di depan wajah Burman. Ludah
Ibong bahkan sempat memercik di wajah Burman. Burman hanya bisa memejamkan
mata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Dasar kampungan.” Tambah Ibong. Itupun
ternyata belum bisa menuntaskan emosinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Boss. Mereka tidak mungkin bicara. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mereka pasti sudah ada di suatu tempat
yang jauh.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, yang lain. Tapi bagaimana dengan
yang satu itu? Yang satu itu, yang harusnya bunuh diri, sekarang masih
terbaring di rumah sakit. Tidak bisa dibesuk oleh siapapun. Dijaga dengan ketat
oleh polisi siang dan malam. Dan jika dia bangun, kau pikir apa yang akan dia
lakukan. Dia pasti akan bicara, Burman. Dia pasti akan bicara.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Burman diam membisu. Kecemasan membayang
dengan jelas di wajahnya. Seperti jelasnya kemarahan Ibong. Selama beberapa
hari belakangan ini, mereka terus memantau peristiwa itu dari media. Sufri
ternyata berhasil selamat dari usaha pembunuhan yang mereka rancang. Ia bisa
diselamatkan, walau mungkin tidak bisa bekerja dalam waktu yang cukup lama. Tapi
apa bedanya? Dia tetap saja masih hidup dan bisa mengendalikan jalannya pemerintahan
dari tempat tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Saat menerima konfirmasi terbunuhnya
Sufri pada hari kejadian dari Burman, Ibong sudah melapor kepada ‘Boss’nya
bahwa pekerjaan mereka <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sudah
selesai. Sang Boss senang dan mengucapkan terima kasih kepada mereka. Tapi sekita
empat atau lima jam kemudian, si Boss menelponnya kembali dan mengatakan bahwa
Sufri selamat. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dan itu berarti anak buahmu
gagal total</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ibong, Burman, Arhim dan Junaid langsung
berkumpul untuk membicarakan rencana yang akan mereka tempuh akibat kegagalan
itu. Beberapa skenario, seperti menyusup ke rumah sakit dan menyamar jadi
dokter atau perawat sempat dibahas. Namun berita baru tentang tertangkapnya salah
seorang terduga pelaku membuat situasi mereka menjadi jauh lebih sulit. Orang
itu mungkin belum bisa bicara, tapi suatu saat nanti, saat dia sudah mulai
sehat, dia pasti akan bicara. Apalagi jika sudah menjalani pemeriksaan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi, apa yang akan kita lakukan, Boss?”
tanya Burman, ragu-ragu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ibong diam. Pikirannya menerawang jauh
entah ke mana. Apa yang akan dia lakukan? Kabur, pergi meninggalkan istri dan
anak-anaknya? Oh tidak mungkin. Istri dan anak-anaknya tidak akan bisa hidup
dengan tenang di daerah ini lagi. Mereka akan menerima hukuman sosial. Hukuman
yang jauh lebih berat dari vonis pengadilan manapun. Bisa saja massa pendukung
Sufri mendatangi mereka lalu merajamnya beramai-ramai. Ibong bergidik
membayangkan kemungkinan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Membawa mereka pergi? Itu juga sebuah
alternatif yang kurang menguntungkan. Mereka akan pergi ke mana? Dengan keadaan
keuangan mereka sekarang, sulit bagi mereka memulai hidup baru. apalagi di
sebuah tempat yang jauh yang mungkin tidak mereka kenal. Lagipula, bagaimana
Ibong akan membicarakan hal itu kepada istri dan anak-anaknya? Bagaimana ia
akan bicara dengan saudara-saudara dan mertuanya? Bagaimana ia bicara dengan
handai tolan mereka? Perlahan-lahan ia lepas kaca mata tebalnya, lalu menggosok-gosok
kedua matanya, mulai dari kening hingga ke pangkal hidungnya. Ini kiamat.
Pikirnya. Ia menoleh, mencari Burman, tapi pria itu sudah tidak ada di tempat
duduknya tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di luar sana, spekulasi, perkiraan dan tebakan,
perlahan tapi pasti semakin tumbuh dan berkembang seiring dengan belum
terungkapnya kasus itu. Semua orang menduga-duga. Kadang-kadang hanya dengan
berbekal hasil diskusi di warung kopi, orang-orang sudah berani menyimpulkan
sendiri apa yang telah terjadi, walau tanpa dasar pengetahuan yang memadai.
Pokoknya asal bicara. Kalau bicara tentang kasus itu terlihat keren dan
berwawasan luas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Larilah Ibong.
Mumpung masih ada waktu</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">.
Bisik hatinya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tapi, ke mana</i>? Yang
lebih meresahkan Ibong, si Boss terus menerus mendesaknya untuk melakukan
sesuatu agar perbuatan itu tidak dapat diusut hingga mencapai mereka. Ini
ancaman serius bagi kedudukan sosial, harkat dan martabat kita. Kata si Boss. “Kita
bukan saja akan jatuh miskin. Istri dan anak-anak kita juga akan menanggung
akibatnya.” Katanya lagi pada Ibong pada suatu waktu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Tahu kamu dengan ancaman hukuman atas
pembunuhan berencana? Lima belas tahun penjara. Kalau kau tidak sanggup menerima
itu, lakukan sesuatu, Ibong. Lakukan sesuatu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, Boss. Saya akan berusaha.” Jawab
Ibong, tapi tak yakin dengan apa yang dikatakannya sendiri. Ia sudah memutar
otak, mencari sesuatu jalan yang bisa ia lakukan untuk menuntaskan tugasnya,
sekaligus menyelamatkan kelompok mereka, tapi ia sama sekali buntu. Tidak ada
jalan. Semua sudah dijaga dengan sangat ketat oleh polisi. Sang target, Sufri
ditunggui polisi berpakaian preman. Tidak bisa dibezuk sebelum diperiksa dengan
metal detector dan penggeledahan badan. Demikian pula dengan pelaku yang
tertangkap itu, justru diisolasi di sebuah ruangan di Rumah sakit polisi. Tidak
bisa dikunjungi dan ditemui oleh siapapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Semua jalan buntu. Dan ia tidak bisa lagi
memikirkan cara apapun untuk menyelesaikan persoalan ini. Berpikir untuk bunuh
diri? ya itu mungkin alternatif dengan tingkat resiko paling rendah. Ia mati,
orang-orang bersimpati pada keluarganya dan mungkin mereka akan diselamatkan
oleh pemerintah daerah. Tapi pikiran itu ia buang jauh-jauh. mereka harus
berusaha. Apapun caranya. Atau paling tidak menunggu hingga tertangkap dan
menyalahkan si boss yang hanya tahu menyuruh.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-77231386198906905512012-01-24T22:12:00.001+08:002012-01-30T10:16:22.898+08:00Chapter Thirty<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mohon maaf, saudara-saudara sekalian. Sementara
ini, kami belum bisa memberikan banyak informasi kepada rekan-rekan sekalian
terkait dengan penyelidikan ini. Tetapi berdasarkan fakta-fakta yang kita
temukan di TKP, korban, dalam hal ini Bapak Sufri Wakil Bupati, dirampok oleh
sekelompok orang, yang salah satu terduga pelakunya juga terluka parah dan
sementara di rawat intensif di rumah sakit Bhayangkara.” Kata Kapolres dalam
sebuah sesi konferensi pers yang digelar di aula mapolres dua hari kemudian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jadi, sampai sekarang belum ada
tersangka lain, Pak?” tanya salah seorang wartawan dari sebuah media
elektronik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Belum, belum. Kita perkirakan pelakunya
lebih dari satu orang. Kita belum bisa memastikan berapa orang, tetapi termasuk
yang terluka, kita duga ada pelaku lainnya yang sekarang masih dalam proses
pengejaran.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bagaimana dengan Sopir dan Ajudan, pak.
Katanya luka mereka tidak terlalu parah. Apakah mereka sudah memberikan
keterangan?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Belum. Selama dua hari ini, mereka masih
dalam perawatan. Segera setelah mereka siap untuk dimintai keterangan, kita
akan lakukan pemeriksaan.” Katanya, “Ok, saya kira sementara begitu...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Maaf, satu lagi pak. Apakah peristiwa
ini bermotif politik?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kapolres tertawa, “Kalian ini,...
sementara ini kita belum menggali hingga sejauh itu. Modus operandinya masih
perampokan biasa. Tentu kalau dalam pemeriksaan nanti kita menemukan hal-hal
yang penting, maka penyidikan akan kita kembangkan. Oke, saya kira sementara itu
saja yang bisa kami informasikan, selamat siang.” Katanya, seraya meninggalkan
kursinya. Para wartawan itupun bubar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Potongan-potongan informasi dari berbagai
pihak, fakta-fakta yang berhasil direkam, dan hasil laboratorium forensik yang
sudah diolah, dihimpun oleh polisi untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai peristiwa itu. Pihak-pihak yang diduga terlibat sudah diinventarisir. Schedule
pemeriksaan sudah di susun dan tinggal dilaksanakan oleh tim penyidik. Sejauh
ini, polisi masih menunggu saat yang tepat untuk mendapatkan informasi dari
saksi korban yang sementara dalam perawatan.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Sementara itu, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kapolres memerintahkan
pengamanan di instalasi-instalasi vital ditingkatkan, termasuk pengamanan VIP
untuk menghindari kejadian serupa terjadi pada pejabat lainnya, sekaligus
sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan adanya motif lain dari
perampokan tersebut. Pemeliharaan keamanan dengan melibatkan masyarakat lewat
siskamling digalakkan oleh para Kapolsek dan babinkamtibmas, bersama-sama
dengan pemerintah setempat. Intel polisi disebar ke berbagai tempat, terutama
yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan kejadian itu.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-59302013488411406162012-01-24T22:09:00.000+08:002012-01-30T10:17:10.891+08:00Chapter Twenty Nine<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Perlu waktu lebih dari dua belas jam bagi
Barli untuk siuman dan sadar sepenuhnya atas apa yang telah terjadi. Saat
terbangun, ia mendapati dirinya terbenam di sebuah tempat tidur dengan jarum
infus menancap di lengan kanannya. Kepalanya terasa berat, pandangannya
berkunang-kunang. Seluruh persendiannya kaku dan tak bisa ia gerakkan. Ia
mengerjapkan matanya berkali-kali, berharap agar penglihatannya bisa menjadi normal
kembali.</span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika penglihatannya makin jelas, orang
pertama yang dilihatnya adalah ibunya yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya
terbaring. Lalu tidak jauh dari ibunya, salah seorang adik perempuannya juga
sedang duduk membaca sesuatu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mak?” panggilnya lirih. Kedua perempuan
itu terkejut. Keduanya serentak berdiri mendekati tempat tidur Barli. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Oh, kamu sudah sadar, nak.
Alhamdulillah, ya Allah. Anakku, kamu sudah sadar...” katanya seraya
menggerakkan kedua telapak tangannya menghadap ke atas seperti orang yang
sedang berdoa lalu mengusapkannya ke wajah. Di sela tangisnya ia tertawa
bahagia sambil memeluk adik perempuan Barli yang berdiri di sisinya. Barli
bingung. Ia biarkan suasana itu berlangsung. Ia bisa melihat bahwa ibunya benar-benar
larut dalam kegembiraan. Ia memejamkan matanya kembali sambil mencoba
mengumpulkan ingatan atas apa yang telah terjadi pada dirinya, tapi ia gagal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia buka kembali matanya. Dinding berwarna
putih dan gorden yang juga putih mengirim sinyal ke oraknya, bahwa ia berada di
rumah sakit. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ya ini pasti rumah sakit</i>,
katanya dalam hati. Ketika ibu dan adiknya sudah lebih tenang, Barli bertanya, “saya
kenapa, Mak? Saya sakit apa, Santi?” Perempuan tua itu mengambil napas panjang untuk
menenangkan dirinya sebelum menjawab, “kamu hampir mati.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mati? Aku hampir mati? Aku sakit apa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kata dokter, kakak over dosis?” yang
menjawab adalah Santi, adiknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Over dosis apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Heroin.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Heroin?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Santi lalu menceritakan bahwa Barli tiba
di rumah sakit dalam keadaan kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Ada cairan
seperti busa berwarna putih yang keluar dari mulutnya. Untungnya, kata dokter,
Barli cepat tiba di rumah sakit sehingga bisa mendapatkan pertolongan. Jika
seandainya Barli tidak mendapatkan perawatan yang semestinya, Barli bisa mengalami
kegagalan sistem pernapasan yang berujung pada kematian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli habis mengkonsumsi heroin, dan dia
over dosis. Barli mendengar penjelasan adiknya dengan seksama. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aku over dosis?</i> Tanyanya pada diri
sendiri. Ia bingung, bagaimana bisa ia mengalami over dosisi padahal ia tidak
pernah bersentuhan dengan narkoba atau barang-barang semacam itu. ia biarkan
tanda tanya di kepalanya mengambang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia memejamkan mata kembali. Mencoba
menenangkan dirinya yang masih berada dalam gelombang kebingungan. Perlahan-lahan
ingatannya ketika sedang mengemudikan mobil Sufri dari kantor kecamatan mulai muncul
di dalam benaknya. Itulah hal terakhir yang diingatnya. Ia mengemudikan mobil Sufri
dan menghentikannya secara tiba-tiba. Rasa penasaran muncul dalam hatinya
mengenai apa yang terjadi setelah itu? Ia tidak pernah merasa turun dari mobil,
apalagi berjalan pulang dan masuk ke rumah sakit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mak, siapa yang membawaku ke sini?”
Tanya Barli pada ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Emak tidak tahu. Li. Kata orang
Ambulance dari kecamatan. Emak diberitahu kamu sakit saat kamu sudah berada di
sini.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mobil Bapak mana? Apa yang terjadi
dengan mobil Bapak?” Kalau Barli bilang ‘Bapak,’ orang tua dan adiknya sudah
tahu bahwa yang dia maksud adalah Sufri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada di Kantor Polisi.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ada apa, kenapa mobil itu di kantor polisi?”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ibunya menggeleng. Ia menoleh kepada
adiknya yang juga hanya bisa terdiam. Mobil itu adalah tanggung jawabnya. Barli
harus tahu apa yang terjadi dengan mobil itu. Mengapa di saat terakhir yang ada
dalam ingatannya, ia mengemudi dan berhenti tiba-tiba?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli merasa ada sesuatu yang salah dalam
dirinya. Dan kenyataan bahwa ia sekarang sedang terbaring di rumah sakit, lalu
mobil atasannya ada di kantor polisi merupakan pertanda bahwa ia telah
melakukan kesalahan. Tapi ia sendiri tidak bisa menyimpulkan kesalahan seperti
apa yang telah dia perbuat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bapak marah, nggak?” tanyanya kemudian,
kepada ibunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">perempuan tua itu lagi-lagi hanya
menggeleng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Saya mungkin salah. Tapi sampaikan pada
Bapak, bu. Saya pasti tidak sengaja melakukan kesalahan.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bapak tidak ada, Li.” Kata ibunya,
wajahnya kini terlihat sangat sedih. Kebaikan Sufri kepada keluarganya,
terutama kepada Barli terbayang di pelupuk matanya, dan itu membuat hatinya terenyuh.
Iapun menagis tersedu-sedu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli heran. Mengapa ibunya menangis. Diliriknya
adiknya yang juga diam-diam tertunduk menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa? Bapak kemana, bu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bapak sekarang di Makassar, kak.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kenapa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ibunya hanya terdiam. Tak kuasa menjawab
pertanyaan Barli. Tangis Ibu Barli makin keras. Santi adiknya mencoba
menenangkan ibunya lalu mencoba menjelaskan pada Barli bahwa Sufri nyaris tewas
dalam kejadian yang menimpa mereka bertiga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli mencoba memahami penjelasan
adiknya. Setiap kata didengarnya dengan hati-hati, sampai ia merasa paham.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bagaimana dengan pak ajudan?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak Ajudan juga terluka. Ada di ruang
sebelah. Masih dirawat. Dia dipukuli oleh para perampok hingga pingsan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli terdiam. Ia mencoba merangkai
peristiwa itu dalam kepalanya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Perlahan-lahan
ingatannya pulih. Ia lihat dirinya mengemudi mobil dan karena merasakan gejala
aneh dalam dirinya, ia menghentikan mobil. Selanjutnya, ia tidak ingat apa-apa
lagi. Dari penjelasan ibu dan adiknya, serta teman-teman yang datang
menjenguknya, akhirnya Barli tahu, bahwa sebuah peristiwa besar telah terjadi
dan hampir saja merenggut nyawanya, nyawa Ajudan Wakil Bupati dan bahkan nyawa
Sufri.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Barli termenung sedih.</span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-68704754540908717042012-01-24T21:59:00.001+08:002012-01-30T10:17:52.446+08:00Chapter Twenty Eight<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Berita tentang perampokan terhadap Sufri
dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru daerah. Bahkan melintas hingga ke
daerah tetangga dan ibukota provinsi. Banyak pihak menyampaikan pernyataan
simpati atas peristiwa yang menghebohkan itu.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Koresponden dan reporter berbagai media
massa, baik nasional, regional maupun lokal sibuk mengumpulkan informasi,
mewawancarai narasumber dan bertanya ke sana kemari agar bisa segera menyusun
berita untuk disampaikan kepada redaktur mereka agar esok pagi berita itu muncul
sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">head line</i>. Media elektronik
bahkan melakukan liputan langsung dari TKP, rumah sakit umum daerah dan dari kediaman
dinas Sufri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Imran dan istrinya, Ketua DPRD beserta
ibu, Sekretaris Daerah serta sejumlah kepala perangkat daerah beserta istrinya
masing-masing sudah berdatangan ke rumah sakit untuk membezuk sekaligus mencari
tahu kondisi terakhir Sufri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Peristiwa perampokan itu pertama kali dilaporkan
oleh seorang pria paruh baya bernama Beddu. Tadinya, ia juga mengikuti
pertemuan di Kantor Kecamatan dengan Sufri. Kebetulan ia menjabat sebagai kepala
dusun di salah satu desa di kecamatan itu. Usai acara, ia pulang ke rumahnya
yang tidak jauh dari Kantor Camat lalu pamit pada istrinya untuk menjenguk anak
mereka yang sekolah di kota.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Saat mengendarai sepeda motor dan
melewati jalan tempat terjadinya perampokan itulah ia mendapati wakil bupati,
ajudan dan sopirnya tergeletak di jalanan. Bersama mereka juga ada seorang pria
lainnya yang terduduk bersandar di salah satu roda mobil. Ia segera menghubungi
kepala desanya untuk melaporkan peristiwa itu. Kapolsek juga dia lapori.
Sebagai kepala dusun, ia memang sering berhubungan dengan polsek untuk
urusan-urusan keamanan warganya. Ia juga menghubungi kepala Puskesmas agar
datang memberikan pertolongan pertama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kepala Desa, Kapolsek dan Dokter tiba dalam
waktu yang hampir bersamaan. Mereka langsung memeriksa keadaan empat orang yang
terluka. Ternyata dua orang di ataranya, yaitu Sufri dan seorang pria bertopeng
yang badannya kekar berotot yang kondisinya sangat kritis. Sepintas lalu
keduanya bahkan sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Ajudan wakil
bupati hanya mengalami luka ringan, karena sepertinya memang hanya dibuat tidak
berdaya. Sedangkan Barli, relatif tidak terluka, karena sebelum peristiwa itu
terjadi, ia sudah pingsan lebih dahulu, tapi dari mulutnya keluar cairan
seperti busa berwarna putih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan bantuan peralatan seadanya, dokter
puskesmas melakukan tindakan gawat darurat yang diperlukan agar Sufri, Barli dan
orang bertopeng itu bisa bertahan hingga tiba di rumah sakit umum daerah di
kota. Sebuah ambulance yang disiapkan oleh kepala Puskesmas meraung ketika
membawa tubuh keempat orang itu menuju Rumah Sakit Umum Daerah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tidak lama kemudian, tempat itu sudah
dipenuhi oleh warga yang ingin menyaksikan kejadian itu dari dekat. Untunglah Kapolsek
sudah memasang batas berupa garis polisi yang mengisolasi tempat itu dari gangguan
dan terobosan massa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Laporan kejadian dari kapolsek ke
kapolres itu segera direspon. Kapolres memerintahkan agar seluruh akses keluar
daerah di semua jalan poros ditutup. Ia juga memerintahkan anggotanya untuk
mengawasi jalan-jalan keluar alternatif yang tersebar di beberapa kecamatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kapolres lalu memerintahkan tim Buser
untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian untuk mencari kemungkinan
masih adanya pelaku di sekitar TKP. Sebuah tim lain yang dipimpin langsung oleh
Kasat Serse melakukan olah TKP. Mereka memeriksa jejak ban, jejak kaki, sidik
jari atau apapun yang tersisa dari TKP yang bisa memberikan petunjuk tentang
pelaku perampokan itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri masih terbaring tidak sadarkan diri
di ruang tindakan IGD Rumah Sakit Umum Daerah. Sejumlah dokter dan perawat
berjuang menyelamatkan nyawanya. Namun sesudah semua upaya yang dilakukan,
mereka berkesimpulan bahwa Sufri harus dilarikan ke rumah sakit umum pusat di
Provinsi untuk mendapatkan perawatan yang lebih berkualitas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tunggu sampai istrinya datang.” Kata
seorang dokter. “Kita membutuhkan tanda tangannya untuk persetujuan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak usah.” Kata Imran. “Saya yang
bertanggung jawab. Bawa saja sekarang. Setiap detik terlalu berharga untuk
disia-siakan” Katanya tegas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sebuah ambulance berukuran besar segera disiapkan
dan akan membawa Sufri menuju ke ibukota Provinsi. Ketika Naimah tiba dan
mencari suaminya, Imran dan Nurani memberikan penjelasan bahwa Sufri harus
segera dibawa ke Makassar tanpa menunggu persetujuannya karena kondisinya
sangat kritis. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Setiap detik terlalu
berharga untuk disia-siakan. </i>Apalagi jika hanya sekedar menunggu tanda
tangan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nyawa Pak Wakil Bupati penting
untuk kita semua, </i>kata Imran. Naimah hanya tertunduk sambil terus terisak,
ditemani dua orang anaknya. Nurani, Istri Imran terus menghiburnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Kita akan segera menyusul ke Makassar</i>,
katanya.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Mobil pribadi Imran digunakan untuk mengantar Naimah ke
Makassar ditemani oleh Nurani, Istri Imran. Sepanjang perjalanan Naimah dan
anak-anaknya tak pernah berhenti berdoa atas keselamatan suaminya. Mobil mewah
berkecepatan tinggi itu nyaris berhasil menyusul ambulance yang membawa Sufri.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, mereka tiba di rumah sakit umum pusat dan
Sufri segera mendapatkan perawatan yang semestinya. Nyawa Sufri berhasil
diselamatkan. Naimah menangis karena bahagia. </span><!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-60183961328581233732012-01-19T13:34:00.002+08:002012-01-30T10:18:31.858+08:00Chapter Twenty Seven<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah sebenarnya tidak terlalu resah
menunggu suaminya pulang. Walau saat itu maghrib sudah hampir lewat. Ini
kejadian yang sangat lazim, jadi tidak perlu khawatir. Bukankah tadi pagi Sufri
sudah minta izin untuk tidak pulang makan siang karena ada acara di salah satu
kecamatan. Kebetulan letak kecamatan itu cukup terpencil. Hanya saja, menurut
perhitungannya, seharusnya suaminya sudah pulang.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah mencoba menenangkan diri dengan
menonton siaran televisi. Beberapa stasiun menampilkan acara yang cukup menarik,
dan itu membuatnya sedikit rileks. Tapi hanya untuk beberapa saat. Ketika
ingatannya kembali tertuju pada sang suami, seberkas kekhawatiran kembali
terbersit dari dalam hatinya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mengapa ia
belum pulang</i>?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia coba hubungi nomor ponsel Barli.
Terdengar nada panggil lalu disusul bunyi tut tut yang cepat. Telpon itu tidak
diangkat. Ia coba mengontak nomor Ajudan, keadaannya agak berbeda. Ponsel Ajudan
justru tidak aktif sama sekali. Ragu-ragu ia memberanikan diri menghubungi
nomor suaminya, tapi sebelum sempat tersambung ia putuskan panggilan itu. Sufri
kadang merasa tidak nyaman ketika sedang berada dalam sebuah acara ia menerima
panggilan telpon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tensi kegelisahannya perlahan meningkat
ketika jam sudah menunjukkan angka 8. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Beberapa kali ia menengok ke luar, berharap pada tengokannya
ia meliaht mobil dinas suaminya berbelok masuk ke halaman rumah. Tapi harapan
itu tidak terwujud. Sekarang ia benar-benar akan menelpon suaminya. Kalau nanti
Sufri mengomel soal gangguan telpon di tengah-tengah acara, ia akan balik
mengomel dan menjelaskan bahwa keingintahuannya sebagai istri harus terjawab.
Dan itu jauh lebih berarti daripada seabrek acara yang harus di hadiri Sufri. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Aku berhak tahu kamu berada di mana</i>.
Geramnya dalam hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Harapan mendengar suara suaminya di
seberang sana tidak terkabul. Tombol jawab memang sepertinya ditekan, tetapi
tidak ada suara orang yang berbicara. Ia ulangi sekali lagi, keadaannya tetap
saja sama. Sekali lagi, hasilnya sama. Ia merasa dipermainkan. Di luar
kebiasaannya ia berteriak : “Angkat telponnya, bangsat!!” ia sendiri kaget
mendengar suaranya. Tapi teriakan itu tidak direspon sama sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Khawatir, marah, dan jengkel membaur jadi
satu, dan menyesaki ubun-ubun Naimah. Ia bayangkan suaminya mempermainkannya.
Sengaja tidak mau menjawab telpon darinya. Jangankan dengan melihat namanya di
layar, dari nada deringnya saja Sufri tahu kalau panggilan itu dari Naimah. Ia
paham betul hal itu. Makanya, kalau Sufri sengaja tidak mau menjawab telponnya,
berarti ia telah melakukan kesalahan yang sangat besar. Laki-laki itu harus
diberi pelajaran. Mentang-mentang sudah jadi wakil bupati, seenaknya saja memperlakukan
istri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Upaya menelpon itu terhenti ketika <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>salah seorang anggota Polisi Pamong
praja yang bertugas sebagai penjaga di rumah dinas itu muncul di pintu depan.
Dengan sikap hormat ia memberitahu Naimah, bahwa ada seseorang yang mau menemui
Naimah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah hendak bertanya, tapi tamu yang
dimaksud sang penjaga itu sudah berdiri di depan pintu, ia merasa tercekat. Tamunya
adalah seorang pria berusia akhir tiga puluhan. Berambut cepak dengan kumis
tebal melintang. Ia mengenal orang itu sebagai Kompol Baso, Polisi berpangkat
Komisaris <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang menjabat sebagai
Wakapolres. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Oh, Pak Wakapolres. Mari pak. Silakan
duduk.” Katanya ragu. Melihat polisi itu, perasaan Naimah mendadak tidak enak.
Pasti telah terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya. Meski demikian, hati
kecilnya tetap berharap semoga bukan berita buruk yang dibawa oleh Pak
Wakapolres.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bu, sebelumnya kami mohon maaf. Tapi
kami harus segera menyampaikan berita ini. Bapak mengalami kejadian yang kurang
menyenangkan.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Jantung Naimah berdebar kencang. “Kejadian
apa itu, pak?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kami belum bisa memastikan, bu. Tapi
tampaknya Bapak dirampok oleh seseorang, ah, maksud saya sekelompok orang di
jalan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masya Allah,” itu bukan peristiwa yang
kurang menyenangkan. Itu sangat tidak menyenangkan. Parasnya tiba-tiba berubah
pucat. Seluruh persendiannya terasa lemas. Pandangannya berputar. Ia terhuyung
dan mencari pegangan pada benda terdekat yang bisa diraihnya. “Jadi... jadi
sekarang bapak ada di mana?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Beliau sudah berada di rumah sakit.
Sementara dirawat, bu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa? Apakah dia terluka?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, bu. Beliau terluka.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah sekarang menangis. Hampir
histeris, tapi ia tetap berusaha mengendalikan dirinya sekuat tenaga. Kedua
tangannya menutup wajah sambil tersedu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebaiknya ibu bergegas ke rumah sakit.”
Kata Kompol Baso, sambil minta izin untuk pergi. Ia sempat mendekati Naimah dan
menjabat tangannya seraya berpesan agar Naimah bersabar.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-85086866856818935012012-01-19T13:27:00.001+08:002012-01-30T10:19:28.477+08:00Chapter Twenty Six<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli, sang sopir, berusia dua puluh
sembilan tahun. Anak pertama dari tiga bersaudara. Ia hidup bersama ibu dan dua
orang adik perempuannya. Ia sebenarnya punya seorang adik laki-laki yang lahir
lima tahun setelah kelahirannya. Tapi anak itu meninggal ketika masih berusia
delapan bulan akibat penyakit DBD. Setelah hampir sepuluh tahun menjadi anak
tunggal, ibunya melahirkan anak perempuan, dua orang dalam waktu tiga setengah
tahun. Ayahnya pensiunan pegawai negeri golongan II. Bekas Penjaga Sekolah di
salah satu SD di desanya. Tapi meninggal karena penyakit paru-paru akibat
kebanyakan merokok.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia Masih lajang dan belum punya pacar.
Meski usianya sudah terbilang terlalu matang untuk berumah tangga, ia masih
betah menjomblo. Belum ada yang cocok katanya. Lagipula, selama enam tahun
terakhir ini, ia harus membiayai sekolah dua orang adik perempuannya. Gaji
pensiun janda ibunya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Itupun kadang masih
harus ditambah dengan embel-embel ngutang jika ada kebutuhan mendesak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Berbekal ijazah SMA, ia mendaftar menjadi
pegawai negeri dengan formasi tenaga administrasi. Beruntung, dengan sekali mendaftar
ia langsung berhasil lulus dan ditempatkan di salah satu kantor kecamatan sebagai
tenaga administrasi dengan pangkat II/a. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kariernya sebagai sopir berawal ketika
Sufri menjadi Camat di kantor tempatnya bekerja. Sopir Sufri yang asli
berhalangan hadir karena kebetulan orang tuanya meninggal. Saat hendak pergi
melayat, Sufri mencari seseorang yang bisa mengantarnya agar ada orang yang memarkir
kendaraannya di tempat aman ketika ia measuki rumah duka. Kebetulan lokasi
rumah sang sopir asli berada di pinggir jalan protokol yang pasti sudah
dipenuhi kendaraan di kiri kanan jalan. Kalau ia sendiri yang berangkat, ia
khawatir mobilnya terparkir terlalu jauh. Dan itu menyulitkannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli memberanikan diri untuk mengambil
tugas itu. hitung-hitung pendekatan kepada sang Camat. Sebelum menjadi pegawai,
Barli pernah bekerja serabutan sebagai kondektur bis yang sesekali menjadi
sopir bantu angkutan umum antar kota dalam provinsi. Sehingga kemampuannya
mengemudi cukup memadai. Ternyata Sufri merasa lebih sreg kalau Barli yang
mengemudikan mobilnya. Karena kemampuannya mengemudi itulah, Sufri kemudian memintanya
menjadi driver resminya di kecamatan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Bahkan karena Sufri menyenangi ketekunan
dan kejujurannya, Sufri memintanya untuk ikut kemanapun ia pindah. Lama
kelamaan, Sufripun sudah menganggapnya sebagai anggota keluarga sendiri. Barli
biasa sarapan dan makan siang di rumah Sufri. Hal itu sedikit banyak
meringankan beban ibunya yang sudah tua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Saat Sufri mengundurkan diri, iapun
memilih berhenti menjadi sopir dan kembali menjadi staf administrasi. Sama
sekali tidak berminat untuk ikut ke majikan yang lain. Walau beberapa orang
kepala perangkat daerah memintanya. Dengan sangat menyesal, katanya, saya sudah
tidak berminat menjadi sopir. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli kembali menjadi sopir ketika Sufri
terpilih menjadi Wakil Bupati. Ia memang berjuang untuk itu. seluruh anggota
keluarga, handai tolan dan famili jauhnya diajak untuk mencoblos Sufri dan
pasangannya dalam Pemilu kepala Daerah. Meskipun mungkin tidak terlalu
berpengaruh terhadap keseluruhan perolehan suara, tapi Barli telah menunjukkan
loyalitasnya yang tinggi kepada Sufri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Hanya satu persoalan yang masih
membelitnya. Ia belum berminat untuk menikah, walau kadang ia merasakan
dorongan libidonya tak tertahankan. Beberapa kali Sufri menawarkan bantuan
untuk menikahkannya selalu dia tolak. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Saya
mau menikah dengan uang saya sendiri, pak. Sekarang masih kumpul-kumpul. Nanti
kalau saya sudah siap, saya akan sampaikan pada bapak</i>. Katanya. Padahal,
tidak jarang Sufri bercerita tentang keterlambatannya menikah yang berdampak
pada pendidikan anak-anaknya kelak. Bayangkan, Li. Jika kamu sudah pensiun,
anak-anakmu justru butuh biaya yang lebih besar untuk pendidikannya, mau dikasi
apa? Kata Sufri selalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Acara pertemuan di kecamatan itu sudah
berlangsung lebih dari lima jam. Tiga jam sebelum makan siang dan sekarang satu
jam setelah makan siang. Entah apa yang mereka bahas di dalam sana. Barli tidak
mau tahu. Tugasnya hanya satu, mengantar Sufri kemanapun dengan menggunakan
mobil dinas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Karena kelelahan menunggu di dalam
ruangan yang pengab dan sumpek, Barli memutuskan keluar areal kantor. Cari
angin, katanya dalam hati. Sambil menunggu Sufri yang sedang memimpin pertemuan
dengan camat yang dihadiri oleh kepala Desa dan lurah di Kantor Kecamatan,
Barli duduk menunggu atasannya di bawah sebuah pohon mangga yang besar yang
terletak di depan sebuah rumah panggung. Rumah itu terlihat kosong. Jadi Barli tidak
perlu merasa tidak nyaman. Ia bahkan membiarkan dirinya terkantuk-kantuk
dihembus angin sepoi-sepoi yang serta-merta menggodanya untuk berbaring. Tapi
ia menahan diri. Tidak etis berbaring di tempat terbuka seperti ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Jalanan poros yang berada di depan kantor
kecamatan terus menerus lengang.sangat jarang ada kendaraan yang lalu lalang.
Letak kecamatan yang memang merupakan kecamatan terjauh ini menjadi
penyebabnya. Mobil dinas sufri yang dikenudikannya di parkir di depan rumah
dengan pohon mangga besar di depannya, di mana ia duduk menunggu. Selain
beberapa unit sepeda motor terparkir di sekitar tempat itu, tak ada satupun
makhluk yang bergerak di luar kantor kecamatan itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ktika tengah asyik bermain-main dengan
hand phonenya, sayup-sayup dari kejauhan, Barli mendengar suara sebuah sepeda
motor mendekat. Dari bunyi mesinnya, Barli bisa menduga bahwa orang yang sedang
naik sepeda motor itu bukan orang yang mahir. Bunyi mesinnya naik turun tidak
teratur. Sekitar satu setengah menit kemudian, sumber suara itu muncul.
Pengendaranya adalah seorang gadis. Mendekati lokasi tempatnya duduk, pengendara
sepeda motor itu melambat dan bermaksud berbelok ke rumah di mana pohon mangga
tempatnya bernaung berada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tiba-tiba, entah karena apa, pengendara
motor itu tiba-tiba terjatuh. Suara mesin motornya mati. Refleks Barli melompat
dan berlari mendekati gadis itu. Ia angkat sepeda motornya lalu memasang
standar sehingga benda itu berdiri. Selanjutnya ia mencoba menolong gadis yang
masih terduduk di jalanan sambil meringis kesakitan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Hey, kamu baik-baik saja?” Tanyanya,
agak sungkan. Apalagi setelah ia mnyadari bahwa gadis itu ternyata berparas
cantik dengan kulit putih mulus bagai pualam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sejenak gadis itu hanya dia memandangnya,
lali menjawab, “Iya. Mungkin cuma keseleo. Tolong dong, saya mau berdiri.”
Jawabnya, seraya mengulurkan tangan ke arah Barli. Barli terkesima melihat
tangan lembut berjari lentik itu ditawarkan kepadanya. Ia sentuh tangan itu
dari pergelangan lalu turun ke telapak tangan. Ia eratkan pegangannya lalu
dengan tenaga seperlunya, ia bantu gadis itu berdiri. Seolah terdorong oleh
gaya waktu ditarik oleh Barli, gadis itu terhuyung dan hampir roboh kembali,
tapi kali ini menuju ke badan Barli. Mau tidak mau, Barli terpaksa menangkap
tubuh sintal itu dan memegangnya dengan kedua tangan. Dada mereka beradu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Aroma rambut dan tubuh gadis itu menyerbu
ke hidung Barli dan mempengaruhi saraf-saraf yang menuju ke pusat rangsangan
libidonya. Barli yang muda dan polos, serasa hendak menjerit dalam hati karena
senang. Wajahnya memerah. Tapi ia buru-buru menguasai diri dan berusaha
menjauh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Eh, maaf.” Katanya salah tingkah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku yang harusnya minta maaf.” Kata
gadis itu. “Terima kasih, sudah mau menolong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Eh, oh.. iya. Bukan masalah.” Katanya. “Rumah
kamu di mana?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Itu.” jawab gadis itu, sambil menunjuk
rumah yang ada pohon mangga di depannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Oh yang itu?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Iya, memangnya kenapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sudah lebih dua jam aku duduk di bawah
pohon mangga itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“O ya?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli mengangguk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Masuklah. Biar aku yang bawa motor kamu
ke kolong rumah.” Gadis itu setuju dan berjalan terpincang-pincang menuju ke
tangga rumahnya. Barli lalu menuntun sepeda motor itu ke bawah kolong rumah
gadis itu, sementara si gadis sendiri naik dan membuka pintu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Naik yuk.” <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ajak si gadis, suaranya terdengar ramah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Terima kasih. Lain kali saja. Saya
sedang menunggu atasan saya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Siapa atasan kamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pak Wakil Bupati.” Gadis itu tampak
bingung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli lalu menjelaskan bahwa ia adalah
driver wakil bupati yang sedang dalam kunjungan kerja di kantor kecamatan yang
kebetulan ada di depan rumah gadis itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“O, kalau begitu tidak apa-apa dong kalau
kamu naik. Kan kalau acaranya selesai, kamu bisa langsung tahu karena kantornya
bisa terlihat dari sini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli berpikir sejenak, dalam hati ia
membenarkan pendapat gadis itu. Akhirnya iapun menurut. Lagipula siapa yang
tahan menolak ajakan gadis secantik itu? Ia naik ke rumah gadis itu. Pada
awalnya ia hanya bermaksud duduk di teras. Kebetulan di teras itu terdapat dua
buah kursi kayu dan sebuah meja. Tetapi gadis itu memaksanya masuk. Barlipun
memasuki ruang tamunya. Mereka berkenalan. Barli mendengar gadis itu menyebut
namanya dengan Bilkis. Dengan cepat ia menyebutkan bahwa namanya juga berawal
dengan huruf B. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Gadis itu terlihat
antusias.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gadis itu menyilakannya duduk, lalu
berjalan ke ruang dapur untuk menyiapkan minum. Barli memandangnya dari
belakang. Darahnya berdesir melihat pinggul gadis itu bergoyang indah. Matanya
lekat, hingga gadis itu kemudian menghilang dari pandangannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Diedarkannya pandangan berkeliling ke
seisi rumah. Rumah itu tergolong amat sangat sederhana, bahkan terlalu
sederhana. Pengaturan ruang-ruangnya masih berkonsep tradisional. Tidak ada
sama sekali kamar tidur. Ruang dapur yang berada di bagian belakang rumah itu
terlihat jelas dari tempatnya duduk. Dinding rumah itu hanya terbuat dari
bilah-bilah bambu yang ditetak sehingga bisa dilebarkan membentuk plat yang
berpori. Angin dari luar rumah bisa menerobos lewat celah-celah kecil itu
sehingga hawa panas tidak terlalu mengganggu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dua buah tempat tidur tampak terlihat
dari ruang tamu. Yang satu terlihat sudah mulai usang, diletakkan pada bagian
rumah yang lebih dalam, sedangkan yang satunya diletakkan di bagian tengah
rumah. Mungkin di sinilah gadis itu tidur. Barli membayangkan. Darahnya
mendesir membayangkan gadis itu tidur disitu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ruang tamunya sendiri hanya diisi dengan
dua set kursi tamu yang terbuat dari besi yang dudukan dan sandarannya diberi
jok. Tidak cukup tebal namun lumayan nyaman diduduki. Sebuah lemari pajangan
berisi peralatan makan dan minum menjadi penghias dengan beberapa bagian
kacanya sekaligus berfungsi sebagai pigura foto. Anehnya, Barli tidak melihat
ada foto gadis itu dari sekian banyak foto yang ada. Tapi Barli tidak ambil
pusing. Lemari pajangan itu juga menjadi sekat antara ruang tamu dengan ruang
tidur yang terbuka itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Siapa sangka di rumah seperti ini hidup
seorang gadis cantik dengan penampilan yang glamor dan modis seperti seorang
bintang sinetron? Ini bukan yang pertama kalinya Barli berada di kecamatan ini.
Ketika Sufri masih menjabat sebagai kepala dinas, ia juga sering mengantar
Sufri ke kecamatan ini. Tapi ia tidak pernah melihat gadis itu. Barangkali gadis
ini sekolah atau bekerja di tempat lain sehingga ia jarang berada di tempat
ini, pikirnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gadis itu keluar dengan membawa nampan
berisi minuman dingin. Di bawah sorot sinar matahari yang terik dan hawa panas
yang membakar di luar rumah, minuman dingin memang merupakan sesuatu yang
paling didambakan oleh Barli saat ini. Dengan cepat, isi gelas itu sudah
berpindah ke dalam perutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya mereka lalu berbincang
tentang berbagai hal. Pembawaan yang ramah dari gadis itu membuat Barli dengan
cepat merasa akrab. Mereka tertawa, mereka bercanda, dan itu membuat
batas-batas kecanggungan yang tadi mengantarai mereka mulai runtuh. Bahkan ketika
gadis itu mengeluh kakinya masih sakit karena keseleo akibat terjatuh tadi,
Barli tidak merasa sungkan menawarkan diri untuk mengurut kaki gadis itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di luar dugaan Balir, gadis itu ternyata
setuju. Ia mengajak Barli ke tempat tidur terdekat setelah terlebih dahulu
memberinya minyak tawon. Di tempat tidur, Bilkis membaringkan diri.
Sementara<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Barli duduk di sisi
tempat tidur, tepat di mana kakinya berada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Menggosok kaki gadis itu dengan minyak membuat
Barli kelimpungan. Ia mulai merasa tidak mampu mengendalikan sesuatu yang menggeliat
di selangkangannya. Betis dan paha yang tersingkap menampilkan kulit yang
bersinar, menyilaukan Barli. Terdorong oleh insting, tangannya tidak lagi
sekedar mengosok dan mengoleskan minyak. Ia membelai dan mengelus kulit mulus
itu hingga melewati lutut, nafas Barli memburu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kak, Barli. Jangan terlalu ke atas,
dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tidak apa-apa. Harus diurut sampai ke
situ. Nanti kakinya bengkak.” Barli bohong. Tangannya bergerak makin berani.
Apalagi dilihatnya gadis itu tidak terlalu berusaha menghalangi tangannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sudah, dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sebelah lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Yang sebelah nggak sakit.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Nanti menular loh, sini kakinya yang
sebelah juga diurut.” Itu adalah kebohongan terang-terangan yang pernah
diucapkan Barli kepada seseorang. Anehnya, si gadis membiarkan saja, dan
menyerahkan sebelah kakinya untuk diurut oleh Barli. Awalnya memang hanya
mengurut kaki hingga ke paha, namun tidak lama kemudian, tangan Barli tiba-tiba
berpindah ke lengan gadis itu. meremasnya perlahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Yang itu gak sakit Kok, Kak Barli.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli tidak menanggapi. Hanya tangannya
yang terus bergerak meremas lengan dan bahu gadis itu dengan lembut. Wajahnya perlahan
mendekati wajah gadis itu. Aroma rambut dan tubuh gadis itu kembali menyerbu
hidungnya, membuatnya lupa diri dan membuat akal sehatnya lupuh. Gadis itu
terdiam. Di mata Barli, gadis itu menunggu kelanjutan gerakannya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ia mendekatkan bibirnya ke bibir gadis
itu. Persentuhan bibir itu menyetrum Barli. Ia mendorong gadis itu dan berusaha
menindihnya. Gadis itu mengeliat menghindar, tapi tidak meronta, apalagi
menampar wajahnya. Seolah ia hanya pura-pura berusaha menghindar. Tangan Barli yang
kokoh mendekapnya dengan erat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Gadis itu merintih sambil menggerakkan
tubuhnya menjauh. Dalam pikiran Barli, itu bukan penolakan. Jika gadis itu
menolak, ia pasti sudah menjerit. Gumpalan syahwat merubung makin banyak di
otaknya dan itu membunya lupa diri. Tangannya mulai menerobos celah baju gadis
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kak, jangan.” Bilkis berbisik, tapi
membiarkan tangan Barli beraksi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Itu adalah lampu hijau paling terang yang
dilihat Barli. Dengan berani ia susupkan tangannya makin jauh ke dalam. Sekarang
atau tidak sama sekali. Mumpung masih ada waktu. Dengan bernafsu ia menciumi
bibir gadis itu dan ia merasa mendapat balasan yang setimpal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Suara gaduh dari kantor kecamatan yang
memberi tanda bahwa acara sudah bubar, ditambah dengan dering telponnya,
membuat ia terpaksa menghentikan aksinya. Beberapa bagian pakaian gadis itu
sudah tersingkap, dan Barli hanya bisa memandanginya sambil menelan ludah. Ia
harus segera keluar. Barli kembali tersadar bahwa ia punya tugas yang harus dilaksanakan.
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dengan berat hati ia pamit dan berjanji
pada gadis itu bahwa kalau ada waktu luang, besok atau lusa, atau suatu hari nanti,
ia akan kembali berkunjung. Gadis itu setuju dan memberikan senyumnya yang
terindah sambil mengangkat tangan di samping telinganya dengan jempol dan kelingking
yang lurus sehingga membentuk seperti pesawat telpon. Barli paham bahwa gadis
itu minta ia menelponnya. Ia mengangguk senang sambil bergegas turun. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Inilah jodohku. Pikirnya dalam hati. Ya
ini mungkin jodohku. Kalau tidak, mengapa gadis itu tiba-tiba muncul dalam
kehidupannya dan membuka jalan kebersamaan baginya dengan cara yang begitu
mudah dan begitu menggairahkan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri naik ke dalam mobil. Ia dan ajudan
menyusul kemudian. Sesudah Camat dan para pengantar memberi hormat pada Sufri,
ia menjalankan mobilnya menuju ke ibukota kabupaten.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sempat dilayangkan pandangan ke rumah Bilkis dan mendapati
gadis itu melambai kepadanya sambil tersenyum. Ia hanya bisa tersenyum, walau
tak yakin gadis itu bisa melihatnya. Hati Barli berbunga-bunga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Barli mengemudi dengan santai, seperti
biasa, dan seperti yang selalu diminta oleh Sufri. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hargai nyawa orang lain. Tapi yang utama, hargai nyawamu sendiri</i>.
Begitu selalu pesan Sufri kepadanya. Ajudan Wakil Bupati duduk di sisi kirinya.
Sufri sendiri duduk di jok belakang dan sedang sibuk menelpon seseorang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tidak sampai lima belas menit kemudian, tiba-tiba
ia merasa jalanan di hadapannya bercabang dua. Ia mengerjapkan matanya beberapa
kali, sambil berusaha tetap fokus, Namun penglihatannya justru makin kabur. Kepalanya
terasa sangat berat. Hawa dingin yang menyembur dari <i style="mso-bidi-font-style: normal;">air conditioner </i>mobil menyesakkan dadanya. Dengan sisa-sisa
kesadaran yang masih dimilikinya, ia mencoba menginjak pedal rem. Mobil itu
berhenti mendadak dengan suara ban berdecit ketika karet bannya bergesekan keras
dengan aspal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ajudan Wakil Bupati terdorong ke depan
sehingga kepalanya membentur kaca depan mobil. Sementara itu Sufri yang sedang
asyik menelpon dan sama sekali tidak siap dengan kejadian itu terlontar dari
tempat duduknya. Untung badannya tertahan oleh jok depan yang diduduki oleh
Ajudan. Telpon genggamnya terpental. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sebelum Sufri memperbaiki posisi dan menyadari
apa yang sedang terjadi, enam orang pengendara sepeda motor muncul dari
belakang. Keenam orang itu berhenti lalu meninggalkan sepeda motor mereka
begitu saja menuju ke mobil Dinas Sufri. Sufri tidak bisa melihat wajah mereka
karena semuanya menggunakan penutup kepala dan wajah berwarna hitam. Hanya satu
hal yang bisa Sufri perhatikan, badan mereka gempal dan berotot.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ada dua orang yang mendatangi setiap
pintu. Seorang diantaranya bertugas membuka pintu, sementara seorang lainnya
meraih Barli dan Ajudan lalu menariknya keluar dari mobil.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Barli tidak berkutik. Ia sudah pingsan
sebelum mobilnya berhenti. Sedangkan ajudannya masih sempat meronta, namun
karena ia belum pulih benar akibat benturan kepala di kaca depan mobil, dengan
cepat iapun dilumpuhkan oleh orang yang meringkusnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri melihat kejadian itu dengan
pandangan tidak percaya. Semua berjalan begitu cepat. Ia sama sekali tidak
siap. Namun ia berusaha membuat pikirannya tetap jernih. Ia meraih sebuah obeng
dari kantong jok di depannya lalu dengan cepat ia menyelinap ke belakang jok
tempatnya tadi duduk. Orang-orang yang memburunya mendapati tempat itu kosong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri membuka pintu belakang mobil lalu
melompat keluar. Seseorang melihatnya. Orang itu berteriak memanggil
rekan-rekannya. Empat orang pria besar mendatanginya. Persis seperti empat ekor
singa jantan merubung seekor rusa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sufri berusaha sebisanya menyembunyikan
obeng di tangannya. Sepertinya usaha itu berhasil karena tak seorangpun
penyerangnya terlihat memperhatikan tangan kanannya. Ketika salah seorang pria
besar mendekat dan bermaksud meringkusnya, secepat kilat tangannya bergerak
menikam dada pria itu berkali-kali. Terakhir, obeng itu tertanam cukup dalam
dan terlepas dari tangan Sufri. Pria itu memandang obeng yang menancap di dadanya
dengan pandangan tidak percaya. Darah menyembur dari lukanya. Ia mundur
memegangi benda itu sambil terhuyung sebelum akhirnya terjatuh dan bersandar di
roda mobil dinas Sufri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tiga orang rekannya juga tak kalah kagetnya.
Sesaat mereka terkesima, lalu seorang di antara mereka mengeluarkan senjata
tajam. Mereka serentak mengepung Sufri. Sekarang mereka jauh lebih waspada. Dua
orang lainnya yang sudah melumpuhkan Barli dan Ajudan Bupati turut membantu.
Mereka tidak punya banyak waktu, dan fakta bahwa Sufri sudah tidak punya
senjata sama sekali, adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan. Empat orang
menyerbu Sufri secara bersamaan dan berusaha meringkusnya. Meski bernyali besar
dan pantang mundur, Sufri bukan tandingan empat orang berbadan kekar itu.
dengan cepat keempat orang itu berhasil memegangi kedua tangannya, sehingga
yang seorang bisa dengan leluasa memukul dan menendang kepala dan tubuh Sufri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kepala Sufri terkulai dengan darah
mengucur dari hidung, mulut dan matanya. Terakhir, si pria yang memegang
senjata tajam menikam Sufri tepat di ulu hati. Dua orang rekannya melepaskan
pegangan mereka terhadap tangan Sufri. Sufripun roboh tak berdaya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Salah seorang pria besar itu memeriksa
nadi di leher Sufri. Tangannya menempel di bawah dagu Sufri. Selang beberapa
saat kemudian, ia memberi isyarat dengan jari tangan berbentuk huruf ‘O’ yang
dipahami oleh rekannya bahwa Sufri<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>telah tewas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sebelum meninggalkan tempat itu mereka menjarah
barang-barang berharga, baik yang ada di mobil maupun yang menempel di tubuh atau
pakaian Sufri, Barli dan ajudan wakil bupati. Rekan mereka yang terluka hanya terdiam,
dengan tangan masih membekap luka di dadanya. Matanya memandang kosong ke depan
tanpa berkedip. Darah segar membanjir di dada dan perutnya. Panggilan temannya
yang bermaksud kabur sama sekali tak dihiraukannya. Salah seorang rekannya
datang menghampiri, meraba nadinya sejenak lalu mengangkat ibu jari yang
kemudian dibalik menghadap ke bawah. Rekan lainnya memahami tanda itu bahwa
yang bersangkutan telah tewas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tinggalkan saja, cepat. Kita harus pergi.
Seru seseorang yang memimpin kawanan itu. Sepeda motor mereka menggerung
meninggalkan tempat itu <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sebuah pesan singkat masuk di ponsel
Ibong: ‘Target sudah dibereskan.’ Saat itu, cahaya matahari sudah memerah di
langit barat.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-63657233281964415402012-01-19T13:25:00.002+08:002012-01-30T10:20:24.454+08:00Chapter Twenty Five<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Istri Sufri bernama Naimah, ia adalah
seorang ibu rumah tangga biasa. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The real
housewife</i>. Meski berpendidikan sarjana, ia memilih untuk tidak bekerja di
luar rumah. Konon karena itu permintaan Sufri sendiri, beberapa hari setelah
mereka menikah. Biar perawatan dan pendidikan anak-anak dilakukan oleh tangan
pertama, yaitu ibunya sendiri.</span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sejauh ini anak mereka memang cuma dua
orang. Yang sulung sudah kelas II sekolah menengah pertama, sedangkan yang
kedua kelas empat SD. Terlalu kecil untuk ukuran pasangan seusia mereka. Tapi
itu bukan salah siapa-siapa, melainkan salah Sufri seorang diri. ia memutuskan
untuk menikah ketika usianya sudah mendekati kepala empat. Entah apa yang
dipikirkannya saat itu, tapi kegilaannya pada pendidikan membuat dia lupa pada
salah satu hal paling esensil dalam kehidupan pribadinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Yang penting, kata Sufri waktu itu, sang
istri bisa merasa puas dengan penghasilan Sufri sebagai Pegawai negeri yang
pas-pasan. Ia setuju. Walau sesekali terjadi juga pertengkaran kecil karena naluri
sebagai wanita kadang menuntutnya tampil modis dan berkelas sesuai dengan
status sosial yang mereka sandang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Selama enam belas tahun, mereka hidup
berpindah-pindah dari rumah kontrakan yang satu ke rumah kontrakan yang lain.
Pernah pula menumpang hidup di rumah orang tua atau mertua. Sampai anak mereka
berjumlah dua orang. Sebuah rahmat tidak terduga, membuat mereka bisa memiliki
sebuah rumah sangat sederhana di sebuah kompleks perumahan yang terletak di
luar kota. Rumah itu diperoleh tanpa harus membayar DP, tinggal langsung
dicicil di sebuah Bank Pemerintah setiap bulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kehidupan mereka mulai berubah ketika
Sufri menjadi camat. Penghasilan mereka meningkat drastis. Di samping karena tunjangan
jabatannya meningkat, penghasilan lain berasal dari kedudukan Sufri yang juga
merangkap sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPATS). Sufri mulai
berani mengambil pinjaman yang lebih besar dari bank sehingga bisa melunasi
cicilan rumahnya. Bahkan karena masih ada sisa uangnya, rumah sangat sederhana yang
mereka tempati itu bisa direhab sehingga lebih layak dihuni oleh orang dengan
jabatan seperti itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kehidupan boleh berubah, tapi
kesederhanaan jangan sampai ditinggalkan. Pesan Sufri kepada Naimah dan
anak-anaknya. Keluarga mereka tetap hidup sederhana. Itu pula sebabnya, hingga
saat-saat menjelang pengunduran dirinya, kendaraan Sufri masih kendaraan dinas yang
sudah berusia lebih dari sepuluh tahun. Karena usianya, setiap saat kendaraan harus
selalu dicarikan biaya perawatan dan pemeliharaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Kadang biaya perawatan itu berasal dari
kantor, tapi lebih sering berasal dari kantong pribadinya. Jika ia ditanya,
mengapa tidak minta biaya dari kantor, ia akan bilang bahwa tidak selamanya ia
harus mendapatkan sesuatu dari kantor, karena seringkali ia mendapatkan sesuatu
yang lebih dari semestinya. Makanya, ia berkata bahwa lebih baik ia menggunakan
uang pribadi karena itu bisa menutupi kelebihan uang yang bisa ia dapatkan dari
hal-hal lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Naimah sempat komplain ketika Sufri
mengundurkan diri dari jabatannya. Tapi ia tidak bisa menyalahkan alasan
suaminya yang merasa harga dirinya terluka dan terabaikan. Mereka sempat
bertengkar beberapa hari, karena Naimah mempersoalkan biaya sekolah anak-anak
yang sudah beranjak dewasa dan membutuhkan biaya yang lebih besar. Akan tetapi
Sufri menjelaskan bahwa kalaupun ia membayar untuk jabatan itu, seluruh
pendapatan dan penghasilan yang didapatnya adalah uang haram, da ia tidak ingin
menyekolahkan anaknya dengan uang seperti itu. akhirnya, Ia dukung suaminya
sepenuh hati. Ia hormati suami dan keputusan yang diambilnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Di saat masa-masa sulit menjelang
pemilihan kepala daerah yang mendebarkan itu, Naimah hadir di sisi suaminya
sebagai pendukung yang paling setia. Ia tampil penuh kelembutan, menghadirkan
citra seorang ibu yang penyayang. Karakter keras suaminya yang kadang tidak kenal
kompromi, dinetralisir oleh kelembutan sikap, tutur kata dan perilakunya kepada
orang lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika akhirnya mereka terpilih, hidup
mereka kembali berubah. Tapi jabatan wakil bupati yang diemban suaminya tidak
membuatnya berubah sikap. Ia tetap seorang ibu rumah tangga sejati. Pendamping
suami yang setia. The real housewife. Ia tetap menggoreng nasi untuk sarapan
suami dan anak-anaknya di pagi hari. Ia tetap mencuci dan menyetrika pakaian seperti
yang selama ini ia lakukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pagi itu, seperti biasa Naimah
menjalankan rutinitasnya. Menyiapkan sarapan pagi berupa nasi goreng sosis ayam
dengan sebuah telor mata sapi yang menjadi kegemaran suaminya. Tidak ada yang
berbeda. Sufri makan dengan lahap dan tak pernah lupa memuji masakan istrinya
sebagai masakan terlezat di dunia, yang kadang ditanggapi oleh naimah dengan
kata : Gombal atau Boring. Itulah rutinitasnya sebelum berangkat ke kantor.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mungkin saya nggak makan siang di
rumah.” Katanya pada sang istri. “Saya mau meninjau sebuah kecamatan di luar
kota. Mungkin sore baru pulang.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Istrinya tidak menjawab. Ia bereskan
peralatan makan suaminya sambil bersenandung lirih. Ketika Sufri pamit
berangkat ke kantor dan menghadiahinya dengan sebuah kecupan di pipi, ia hanya
tersenyum, lalu berpesan, “hati-hati ya, pa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sekarang ia tinggal sendirian di rumah
dinas yang berdiri di atas tanah seluas satu hektar. Rumah itu terletak di
sebuah jalan protokol sehingga relatif sangat mudah diakses dan disorot. Banyak
bangunan lain yang berada di sekitarnya. Pagi itu, ketika Sufri berangkat,
seseorang dari seberang jalan mengirim pesan singkat ke sebuah nomor. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Target sudah bergerak.<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tidak ada firasat apa-apa, juga pertanda
apa-apa. Ia lanjutkan aktifitasnya sambil menunggu anak-anaknya pulang dari
sekolah. Si sulung yang sudah berusia lebih dua puluh tahun sementara menempuh
pendidikan di ibukota provinsi. Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama
sudah akan kembali sebagai seorang dokter. Seorang anak yang masih menemaninya
hingga kini adalah seorang siswa Sekolah menengah pertama kelas tiga.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-80383380213109586882012-01-19T13:22:00.002+08:002012-01-30T10:20:58.160+08:00Chapter Twenty Four<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pria berperawakan tinggi dan berbadan kekar
itu memasuki toko swalayan, menuju ke tempat botol-botol minuman ringan yang
ditata rapi di rak bertingkat empat. Pesan singkat – dengan kode tertentu yang
sudah dihapalnya di luar kepala – yang diterimanya barusan dari sebuah nomor
telepon asing, menyebutkan bahwa target dan panjar upahnya ada pada bagian
bawah sebuah rak botol <i style="mso-bidi-font-style: normal;">soft drink </i>di
toko swalayan itu.</span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Diam-diam ia memuji ide kode tertentu itu
sebagai sesuatu yang sangat brillian. Orang itu tidak pernah menghubunginya
dengan nomor yang sama hingga dua kali. Tetapi kode tertentu berupa karakter
khusus menjadi ciri yang khas sekaligus sebagai bukti bahwa pesan itu berasal
dari orang yang tepat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pertama-tama, orang itu akan mengirimkan
sebuah pesan singkat tanpa isi, yang harus ia dengan sebuah kata sandi, bunyinya
hanya mereka berdua yang tahu. Jika ia sudah menjawab demikian, maka pengirim
pesan singkat itu yakin bahwa yang menerima pesannya adalah orang yang tepat,
bukan istri atau anaknya apalagi orang lain. Barulah setelah itu, orang
tersebut akan mengirimkan instruksinya yang dibubuhi dengan kode tertentu tadi.
Itu untuk meyakinkan dirinya sebagai penerima pesan bahwa pesan itu sah berasal
dari orang yang tepat. Seperti halnya dengan pesan yang barusan dia terima.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Dia berjalan ke lokasi yang dia yakini
sebagai tempat yang ditunjukkan dalam pesan itu. Ia menoleh ke kanan dan ke
kiri, memastikan tidak ada orang yang mengamatinya. Tangannya merogoh ke bawah
rak. Ujung jarinya menyentuh sesuatu, seperti kertas sampul yang tebal. Benda
itu ditempel dengan sebuah lakban, cukup kuat tapi dengan mudah bisa ia
lepaskan dari tempatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Segera setelah benda itu berada di
tangannya, ia selipkan benda itu ke saku belakang celananya. Ia mengambil
beberapa botol soft drink, lalu berjalan menuju kasir dan membayar harga
minumannya. Ia lalu mengendarai mobilnya menuju ke luar kota, dan berhenti pada
sebuah pompa bensin. Ia meminta tanki mobilnya diisi penuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sementara petugas SPBU menjalankan
tugasnya, ia buka benda yang tadi diambilnya di toko swalayan. Kertas sampul
itu dirobeknya. Di dalamnya ia menemukan tiga ikat uang pecahan seratus ribuan
yang nominalnya berjumlah tiga puluh juta. Jangan pakai uang baru, pesannya
waktu ia meminta panjar. Nomor serinya gampang terlacak. Ia juga mendapati
secarik kertas yang berisi tulisan: Selasa 12 Maret, perkiraan waktu 4.50 di
Kilometer 60. Ia simpan pesan itu baik-baik di kepalanya. Dihapalkan dengan
lirih sampai ia yakin ia tidak akan salah mengartikan pesan itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ia lipat kertas itu kecil-kecil, bersiap
untuk memusnahkannya. Namun petugas SPBU mengagetkannya dengan mengatakan bahwa
Tanki mobilnya sudah penuh dan ia harus membayar harganya. Ia rogoh saku
celananya dan mengeluarkan dua lembar pecahan seratus ribuan yang kemudian ia
sodorkan kepada petugas tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Petugas itu mengingatkannya bahwa uangnya
kurang dua puluh lima ribu, ia buru-buru minta maaf dan mengaku tidak
memperhatikan angka yang tertera di pompa bensin. Ia rogoh saku celananya
mencari pecahan yang lebih kecil. Cukup banyak saku yang dia rogoh sebelum
akhirnya ia menemukan tiga lembar pecahan sepuluh ribuan di laci dashboard.
“Ambil kembaliannya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Usai membayar sisa harga BBMnya, mobil
itu kemudian meluncur meninggalkan SPBU itu dan membelah jalan raya. Ia
menelpon seseorang, menyebutkan waktu dan tempat kumpul. Ia hubungi seseorang
yang lain, ia juga menyebutkan waktu dan tempat kumpul. Enam orang seluruhnya
dia hubungi dengan bunyi yang sama. Ia lalu memencet sebuah nomor lain dan
menyebutkan hari dan tanggal seperti yang tertera di pesan singkat yang
tertulis itu. seorang wanita di ujung telpon menyahut dengan nada genit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tiba-tiba ia ingat lembaran kertas yang tadi
sudah dilipatnya kecil-kecil dan hendak dimusnahkannya. Ia menghentikan
mobilnya dan mencari ke seluruh celah-celah tempat duduk. Tapi kertas itu tidak
ditemukannya. Ia keluar dari mobil dan berusaha mencari di seluruh sakunya,
kertas itu tetap tidak ia temukan. Ia menyumpah serapahi dirinya sendiri yang
begitu ceroboh. Namun demi mengingat isi pesan itu, ia menenangkan diri dan
meyakinkan diri bahwa kertas itu tidak akan berarti apa-apa bagi orang lain.
Lagipula, jika ia kembali dan mencari kertas itu ke SPBU, itu justru akan lebih
menarik perhatian. Sudahlah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sementara itu, petugas SPBU yang
ditempati si pria kekar membeli BBM, melihat sesuatu yang tercecer dari
pengemudi mobil yang barusan pergi itu. Ia pungut benda itu. yang ternyata
adalah secarik kertas terlipat yang kemudian dibukanya lalu dibaca isinya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hanya deretan tulisan tentang waktu. Bukan
sesuatu yang penting, pikirnya</i>. Ia bermaksud membuang kertas itu, ketika
tiba-tiba ia menyadari bahwa angka-angka yang tertera di atas kertas itu
memiliki keunikan. Satu dua tiga empat lima puluh enam puluh. Diulang-ulangnya
kalimat itu dan mengagumi kombinasinya yang indah. Ia lalu menyimpan kertas itu
di dompetnya dengan harapan, suatu saat ia bisa mendapatkan keuntungan dari
angka-angka yang unik itu.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6937226609873233871.post-47881236361211204712012-01-19T13:21:00.003+08:002012-01-30T10:27:45.871+08:00Chapter Twenty Three<!--StartFragment-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sangkala menjadi penunjuk jalan. Katanya
ia tahu tempat yang bagus untuk rekreasi di luar daerah, dengan syarat ia dan
pacarnya bisa ikut. Edo setuju, tapi Tenri harus ditanya terlebih dahulu.
Apalagi dia yang punya mobil dan barangkali akan menanggung seluruh biaya
rekreasi itu.</span></div>
<a name='more'></a> <o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Ketika syarat itu disampaikan kepada
Tenri, ternyata Tenri tidak keberatan. Makin ramai justru makin seru, katanya.
Maka pada hari Sabtu berangkatlah mereka menuju ke tempat rekreasi itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo yang mengemudikan mobil, di
sampingnya duduk Sangkala, sementara di jok belakang, Tenri dan pacar Sangkala
duduk berdua. Pacar Sangkala adalah seorang pegawai kontrak di salah satu
instansi pemerintah daerah. Namanya Linda. Usianya hampir sama dengan Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Perjalanan itu membutuhkan waktu lebih
kurang satu jam setengah. Ketika birunya laut sudah terlihat dari jalan raya
yang mereka lalui, Sangkala meminta Edo mengurangi kecepatan. Kita akan tiba
sebentar lagi, katanya. Edo mengiyakan dan mulai mengurangi kecepatan. Saat
mereka tiba pada bagian jalan yang diberi tanda penunjuk arah di depan sebuah
lorong, Sangkala meminta Edo berbelok. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Mobil berguncang-guncang ketika melewati
jalan tanah berbatu yang sempit. Banyak semak belukar yang rimbun di sisi kiri dan
kanan jalanan itu. Edo sempat nyeletuk, ini mau ke hutan ya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Jangan begitu, Doy. Kamu akan kaget
kalau melihat keindahan pantainya nanti.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“O, pantai?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Sekitar lima belas menit kemudian,
hamparan pasir putih sudah mulai terlihat. Pada sebuah belokan ke kanan di mana
semak-semak berakhir, mobil mereka sudah menghadap ke pantai. Sudah ada
beberapa orang yang terlihat mandi dan berenang di laut. Sejumlah anak kecil
bermain pasir dan berkejaran di atas lidah gelombang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Parkir di sana aja, Doy.” Perintah Sangkala.
Menunjuk sebuah pohon besar yang rindang. Beberapa mobil dan sepeda motor sudah
terparkir di situ.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Wah. Ini jauh lebih indah dari pantai
Kuta. Hanya memang butuh sentuhan artisitik agar bisa jadi jualan ke wisatawan
mancanegara.” Komentar Edo, sesaat setelah mereka keluar dari mobil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Tenri membenarkan. Sangkala hanya
tersenyum-senyum lalu balas mengomentari bahwa baginya inilah pantai yang
terindah yang pernah dilihatnya, karena memang ia tidak pernah kemana-mana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Kita makan siang di mana, Doy?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ini belum siang, Ngka.” Sergah Edo.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Seperti kalau sudah direncanakan
sebelumnya, kedua pasangan itu memisahkan diri. Mereka menyewa tikar pada
anak-anak penjaja tikar sewaan lalu duduk menghadap ke laut. Tidak terlalu
berdekatan, tapi cukup jauh untuk mendengarkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pembicaraan masing-masing. Beberapa orang lalu lalang di
sekitar mereka, tapi pasti punya banyak urusan untuk diri mereka sendiri
sehingga tidak peduli pada mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Pantai itu terletak pada sebuah teluk. Di
bagian baratnya, sebuah tebing karang yang tegak, menjulang tinggi tepat di
bibir pantai sehingga menjadi batas dengan dunia luar. Dengan hanya berjarak
sekitar satu kilo meter dengan bagian timur yang juga merupakan tebing karang,
tapi cukup landai sehingga di atasnya terdapat beberapa pondok tanpa dinding
yang cukup untuk ditempati bercengkerama hingga lima orang. Untuk mencapai
pondok itu, sebuah tangga yang dibentuk dari karang dibuat melingkar
mengelilingi tebing, dan itu menjadi salah satu unsur yang menambah keindahan
pantai itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo pikir, ini kesempatan yang cukup lama
ditunggunya. Bicara dengan Tenri dari hati ke hati untuk memastikan arah
hubungan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Tenri, katakan satu hal saja yang paling
ingin kudengar darimu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa sih?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku ingin kau bilang cinta.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Cinta, cinta, cinta.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bukan itu maksudku. Kamu cinta nggak
sih?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sama siapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, siapa lagi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sama siapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sialan, sama aku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Mhm... Aduh, Edo. Kok nanya itu sih?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Aku penasaran aja. Perasaan aku, kita
sudah pacaran. Tapi kamu kok nggak pernah bilang cinta sama aku?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Oo, kita pacaran ya? Hehe, baru tahu
aku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo keki. Tapi ia mencoba sabar. Gadis
itu hanya tertawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sayang..?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Apa sayang...?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bilang dong.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Bilang apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Ya, bilang itu tadi.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Yaaah, Edo. Ribet amat. Kamu maunya apa
sih. Apa selama ini aku kurang sayang sama kamu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Sayang sih. Tapi kamu nggak pernah
bilang cinta sama aku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Coba, deh, Edo. Bedanya cinta ama sayang
apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo bingung. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bedanya cinta sama sayang apa ya</i>? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Saat mereka sedang asyik bercengkrama,
Sangkala mendekat dan langsung menuju ke tempat mereka duduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Halo, saya mau mengganggu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">Edo mendelik, Tenri hanya tersenyum. “Aku
suka diganggu, kok,” katanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Pacar kamu kok ditinggal, ntar ada yang
bawa lari.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman";">“Biarin. Dia ingin sendiri katanya.
Makanya aku ke sini.” Sangkala segera mendominasi pembicaraan. Berbagai informasi
ia sampaikan. Edo hanya terdiam memandangi Sangkala yang menikmati perannya
sebagai pengganggu yang sempurna. Tenri sesekali menyela pembicaraan Sangkala
dan terlihat antusias. Edo makin jengkel sama Sangkala, tapi tidak berusaha
menunjukkannya di hadapan Tenri. Awas kau, Ngka. Rutuknya dalam hati.<o:p></o:p></span></div>
<!--EndFragment-->Andi P. Rukkahttp://www.blogger.com/profile/08340592904505535458noreply@blogger.com0