Ardi
melirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 lewat 10. Sekarang
waktunya pulang. Mandi dan makan malam, lalu menulis. Rutinitas itu sudah
dijalaninya selama hampir dua puluh tahun. Kadang menuliskan hasil
penelitiannya untuk dipublikasikan di media cetak, atau menyusun materi kuliah
di fakultas kedokteran pada berbagai universitas yang membutuhkan ilmunya. Hanya bedanya, dulu Edo selalu ada di
dekatnya. Namun sekarang, karena konsekuensi atas kedewasaan Edo, ia harus melakukannya
sendiri.
Beberapa
saat yang lalu, seluruh asistennya sudah pamit karena akan mempersiapkan
weekend dengan keluarganya masing-masing. Tinggal seorang penjaga yang masih
setia menunggu, karena akan bertugas menutup semua pintu dan jendela gedung itu,
dan memastikan semua peralatan di dalam lab aman hingga hari senin yang akan
datang.
Ardi
mengemasi seluruh pekerjaannya. Beberapa lembar berkas ditumpuknya secara
serampangan dan dijejalkan ke dalam tas kerjanya. Namun, tiba-tiba matanya
tertumbuk pada sebuah surat bersampul Organisasi Persatuan Ulama yang tadi
diantarkan oleh penjaga tapi belum sempat dia baca.
Ardi
sudah bisa menduga isi surat itu. Sejak dipublikasikan beberapa hari yang lalu,
baik melalui seminar maupun melalui media cetak, gagasan rekayasa genetika
terhadap manusia melalui inseminasi buatan telah berkembang menjadi issu yang
hangat dan menimbulkan pro dan kontra. Pada umumnya masyarakat tidak terlalu
sepakat dengan konsep itu. Ia jadi teringat dua puluh tahun lalu, ketika hasil
percobaan kloningnya terhadap sebuah spesies hewan berhasil. Kecuali kepada
Minarti istrinya, hasil penemuan itu disimpannya sendiri karena khawatir
terjadinya cultural shock. Masyarakat
belum siap menerima fakta ilmiah itu. Dan di negeri ini, pemahaman yang cenderung
dogmatis telah menempatkan dalil-dalil agama sebagai tujuan. Bukan sebagai alat
untuk mencapai kesalehan sosial.
Ardi
punya seribu satu alasan pembenaran untuk menyembunyikan hasil penemuannya. Karena
jangankan orang lain, istrinya sendiripun pada awalnya tidak mampu menyerap peristiwa
itu sebagai kemajuan ilmiah yang perlu diapresiasi dan dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia.
Merekayasa
gen manusia, sebuah lompatan sejarah dalam ilmu pengetahuan. Pembuahan tidak perlu
lagi terjadi secara konvensional. Sepasang suami istri bisa hidup terpisah,
diantarai jarak ratusan hingga ribuan kilo meter, tidak pernah bertemu hingga
bertahun-tahun, tetapi mereka bisa tetap punya anak. Dan anak itu adalah anak
mereka sendiri. Mereka cukup mengirimkan ‘sperma’ dan ‘ovum’nya kepada Ardi.
Melalui sebuah prosedur pengawetan standar yang steril.
Sperma
dan ovum itu akan dikawinkan oleh Ardi melalui in fitro fertilization. Setelah terjadi konsepsi yang berakibat pada terbentuknya zygote. Ardi akan melakukan intervensi terhadap kromosom dengan mengoreksi
struktur DNA yang mengandung kode genetik. Ardi akan melakukan pemisahan untuk
meminimalisir sifat-sifat negatif dari zygote tersebut sehingga nantinya berkembang
menjadi embrio yang dapat menghasilkan individu yang unggul.
Proses
analisis untuk mengenali kelemahan fisiologis pada struktur genetik dalam DNA
yang tidak menguntungkan bagi individu baru telah dilakukan Ardi selama beberapa
tahun belakangan ini. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang obstetri, kemampuan Ardi dalam proses
analisis itu semakin mumpuni pula. Ardi bisa memutus rantai penyakit diabetes
yang biasanya diwariskan oleh orang tua kepada anaknya. Ardi bisa menghilangkan
kecenderungan terjadinya kebotakan dini, menderita penyakit jantung bawaan dan
penyakit generatif lainnya. Ardi juga bisa menghindarkan anak dari tinggi badan
yang kurang memadai. Apalagi jika hanya sekedar menentukan jenis kelamin.
Generasi
muda yang unggul dengan kelebihan fisik yang terbebas dari berbagai penyakit
keturunan dan penyakit bawaan, adalah jembatan bagi masa depan bangsa yang
lebih cerah. Dalam lima puluh tahun ke depan, melalui ilmu yang diterapkan oleh
Ardi, bangsa ini bisa melahirkan generasi emas yang unggul dan kompeten dalam berbagai
bidang.
Ardi
menghela napas panjang. Sekarang organisasi agama ikut terseret masuk dalam
dunia ilmu pengetahuan. Melibatkan diri dan membuat fakta-fakta ilmiah menjadi
sesuatu yang terbelit dogma halal dan haram. Sejauh ini, Imran tidak pernah merasa
dirinya melakukan campur tangan terhadap kekuasaan Tuhan. Yang terjadi adalah
ia menegaskan kebesaran Tuhan. Dengan ilmu yang dimilikinya, Ardi menghadirkan
Tuhan dalam konteks yang memberikan kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.
Ardi membuka
sampul surat itu. Dibacanya sekilas dan dia mengerti, bahwa dia harus hadir
dalam sebuah sesi dengar pendapat di hadapan sejumlah ulama untuk
mempertanggung jawabkan hasil penemuannya.
No comments:
Post a Comment