Monday 30 January 2012

Epilog


Rumah di pinggiran kota itu mendadak ramai. Puluhan orang polisi berpakaian lengkap meloncat dari sebuah mobil pick up. Sebagian besar di antaranya langsung berlari dan menempatkan diri di sekeliling rumah, sementara sebagian kecil lainnya merengsek masuk ke dalam rumah. Seorang pria yang berpakaian preman, berdiri paling depan melambaikan selembar surat perintah penahanan kepada tuan rumah.

Gemetar, lelaki paruh baya berkacamata tebal itu melorot di tempat duduknya. Di dalam surat penahan itu tertulis namanya sebagai: Tersangka tindak pidana percobaan pembunuhan. Ia diangkut dengan tangan terborgol menuju ruang tahanan Polres. Meninggalkan istri dan anak-anaknya yang menjerit pilu.
Di tahanan Polres, tiga orang temannya ternyata sudah lebih dahulumeringkuk di dalam ruang tahanan yang sempit itu. Seorang pria berperawakan gemuk yang selama ini dia panggil boss juga sudah berada di tempat itu.
Kelimanya berkumpul, terdiam menyaksikan pintu berjeruji besi dikunci dari luar. Mareka hanya  saling pandang dan mencoba mencari kekuatan dari rekan masing-masing.
Ibong dan rekan-rekannya ditangkap karena terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa merekalah aktor intelektual di balik usaha pembunuhan terhadap Sufri, Sang Wakil Bupati. Sedangkan si Boss, pria gendut yang selama ini menjabat sebagai Sekreataris Daerah adalah dalang atas semua kejadian itu.

TAMAT

No comments:

Post a Comment