Ruangan itu disebut Ruang Rapat
Pimpinan. Terletak di lantai satu. Berukuran 8 kali 10 meter. Biasanya kalau
ada acara dengan jumlah hadirin sekitar dua puluh hingga tiga puluh orang,
cukup dilaksanakan di tempat ini. Sufri duduk di meja pimpinan, diapit oleh
Sekda dan Kepala Bagian Keuangan. Enam belas orang kepala perangkat daerah yang
baru dilantik beberapa saat lalu duduk teratur di kursi-kursi yang disediakan
menghadap ke meja pimpinan. Di depan mereka masing-masing terdapat beberapa
dokumen yang tergelar di atas meja. Seorang pegawai yang lebih muda
mengoperasikan komputer, duduk di kursi paling ujung yang terdekat dengan
Arfah, Kepala Bagian Keuangan.
Agenda pertemuan itu adalah
rasionalisasi anggaran. Sesudah melakukan perampingan struktur birokrasi, lima
perangkat daerah secara resmi telah hilang dari peredaran. Biaya operasional
dari
Seluruh kepala perangkat daerah itu
diminta untuk mempelajari kembali rencana kegiatan unit kerja masing-masing,
yang sudah ditetapkan dalam APBD kemudian melakukan rasionalisasi. Dari
pengamatan sepintas lalu yang telah dilakukannya terhadap sejumlah kegiatan,
Sufri menilai masih banyak kegiatan yang relatif belum terlalu penting untuk
dilaksanakan pada tahun ini. Kriterianya, kata Sufri adalah kegiatan yang tidak
bersentuhan langsung dengan rakyat, dipertimbangkan untuk dibuang. Kegiatan
yang bersentuhan langsung dengan rakyat dikaji kedalaman manfaat dan
mudharatnya. Jika kurang bermanfaat, buang.
Kedua puluh orang itu bekerja dengan
tekun. Berdiskusi, dan sesekali berdebat untuk Beberapa orang pegawai lain silih berganti memasuki ruang
rapat itu mengantarkan makanan dan minuman. Lalu keluar kembali menunggu
perintah selanjutnya. Sesekali mereka secara bergantian istirahat untuk shalat
lalu kembali berkutat dengan angka-angka.
Menjelang maghrib, kegiatan itu
diskors oleh Sufri. “Kita lanjutkan nanti malam pukul 20.00,” katanya. “Tolong
jangan sampai ada yang terlambat. Draft Perubahan APBD sudah harus kita
selesaikan malam ini. Selanjutnya, Bappeda secepatnya akan segera melakukan
sinkronisasi terhadap KUA PPAS.” Merekapun bubar.
Malam harinya, mereka berkumpul
kembali. Pekerjaan membosankan dan membutuhkan ketelitian itu harus mereka
selesaikan secepatnya. Tahun anggaran terus berjalan. Banyak kegiatan yang
proses penyelesaiannya butuh waktu lama. Jika perangkat daerah tidak bergegas,
bisa-bisa pekerjaan mereka nanti tidak selesai pada akhir tahun anggaran dan
mereka mendapat predikat disclaimer.
Sesudah berkutat dengan angka-angka
selama lebih tujuh jam. Mereka tiba pada kesimpulan bahwa hasil rasionalisasi
itu menghasilkan penghematan anggaran dalam jumlah yang fantastis. Yaitu 125
milyar rupiah. Sufri berkata, kecenderungan penganggaran yang selama ini kita
lakukan dalam lima tahun terakhir, sesungguhnya berpotensi untuk dihemat pada
kisaran angka 125 milyar itu. Dengan kata lain, itulah potensi kebocoran yang
secara resmi terjadi selama lima tahun terakhir ini.
Para kepala perangkat Daerah yang
terlibat dalam proses itu sama-sama merasa terkejut. Ternyata jika ditelusuri
secara mendalam seperti ini, banyak sekali item penganggaran yang seharusnya
bisa diakomodir.
Sufri kembali menekankan perlunya
kepedulian kepada masyarakat dengan melaksanakan kegiatan yang sungguh-sungguh
diarahkan pada kepentingan rakyat. Lima tahun ke depan adalah kesempatan
terbesar anda untuk menjadi birokrat yang berprestasi, birokrat yang bersih dan
jujur.
No comments:
Post a Comment