Monday 16 January 2012

Chapter Twenty


Sudah tiga bulan berlalu sejak pelantikan dan pengambilan sumpah Imran dan Sufri sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Perubahan nyata terlah terjadi pada berbagai aspek pemerintahan. Jumlah perangkat daerah yang diciutkan bekerja maksimal mengejar target yang dibebankan kepada mereka.

Imran dan Sufri tampil sebagai dwitunggal yang solid. Imran lebih konsentrasi mengurus investor, membangun jaringan dengan dunia usaha yang memang merupakan lingkungan yang lebih dikenalnya. Promosi investasi yang gencar, ditambah dengan pencitraan sebagai daerah tanpa pungli, menjadikan daerah ini sebagai salah satu tujuan investasi yang menjanjikan.
Urusan pemerintahan menjadi domain Sufri. Hampir tidak ada perangkat daerah yang lolos dari pengamatan dan pengawasannya. Setiap kelemahan yang dia temukan disampaikan secara lugas. Kadang tanpa belas kasihan. Waktu kita terbatas. Kita dikejar tenggat. Tidak ada waktu untuk bersantai. Ikuti arus atau menyingkir.
Jalannya pemerintahan yang dinakhodai kedua orang itu berhasil meningkatkan etos kerja pegawai pada semua tingkatan. Persaingan sehat dengan hanya mempekerjakan yang terbaik membuat para pegawai berlomba meningkatkan kapasitas diri. Imran dan Sufri hanya mengenal Sekretaris Daerah dan kepala perangkat daerah. Eselon di bawah mereka adalah urusan pimpinan mereka masing-masing. Bangun tim kalian, dengan orang-orang kualified yang kalian butuhkan. Tidak ada toleransi bagi pegawai yang malas, bodoh dan tidak terampil.
Jika ada di antara mereka yang tidak bekerja dengan baik, singkirkan. Lalu cari orang lain yang mau bekerja. Segera setelah pengisian jabatan yang diseleksi sendiri oleh pimpinan perangkat daerah, banyak pegawai yang kemudian tersingkir dari jabatannya, karena selama ini, mereka memang hanya berlindung di balik nota boss.
Proyek-proyek APBD yang dulunya dilelang tapi dengan berbagai pengaturan yang bernuansa bagi-bagi keuntungan sekarang sudah tidak terjadi lagi. Pelelangan dilakukan secara on line berbasis web yang memutus rantai perselingkuhan antara pengguna anggaran, pejabat pengadaan dengan rekanan. Kualitas proyek adalah prioritas nomor satu. Jika anda merasa berhemat karena memilih penawaran yang berbudget rendah tapi kualitasnya rendah, anda salah, karena hanya dengan tambahan sebesar dua puluh lima persen dari angka itu, daya tahan proyek bisa dua kali lipat.
Penggunaan kertas sebagai media komunikasi juga dibatasi seminimal mungkin. Setiap kepala perangkat daerah harus memiliki alamat surel di mana setiap informasi dari Imran dan Sufri dialamatkan. Undangan pertemuan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, surat edaran, disampaikan dalam bentuk surel. Demikian pula dengan laporan kegiatan masing-masing perangkat daerah kepada Bupati harus menggunakan media surel. Kalau tidak bisa menggunakan surel, sebaiknya anda mengundurkan diri.
Pertemuan juga dikurangi hingga mencapai angka yang sangat minimal. Buat apa bertemu kalau setelah itu kita tidak mematuhi hasilnya. Lebih baik diskusi dilakukan melalui telekonferensi. Tidak ada yang meninggalkan kantor, tapi koordinasi bisa tetap berjalan.
Acara-acara seremonial di kecamatan dan di desa diminimalkan. Bahkan cenderung dihilangkan. Lebih baik gunakan waktu dan uang yang ada untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Bupati dan Wakil Bupati tidak perlu dijamu. Anggaran makan minum di APBD untuk Bupati dan Wakil Bupati cukup untuk menghidupi mereka sekeluarga bahkan untuk kerabat dekat. Itupun masih harus dirasionalkan.
Pemerintah adalah pengabdian kolektif terhadap masyarakat. Mari kita wakafkan diri kita kepada masyarakat. Jangan cari kekayaan, karena kekayaan tidak bisa berdampingan dengan kekuasaan. Jika engkau kaya karena berkuasa, berarti engkau gunakan kekuasaanmu untuk meraup kekayaan. Dan itu berarti pelanggaran.

No comments:

Post a Comment