Saturday 7 January 2012

Chapter Nine


Rapat Bamus DPRD berlangsung sengit. Wakil Bupati yang memimpin Tim penyusun kelembagaan menghadapi serangan bertubi-tubi dari anggota Bamus DPRD. Sebagian besar menolak rencana restrukturisasi kelembagaan itu dengan berbagai alasan. Tapi kebanyakan lebih karena pertimbangan kemanusiaan.

Draft Ranperda tentang kelembagaan yang baru itu telah memangkas lebih dari seratus jabatan struktural, tepatnya seratus empat puluh tujuh,  pada semua tingkatan eselon. Bukan saja di level pelaksana, namun bahkan hingga ke level pimpinan. Dengan draft yang baru ini, dua dinas daerah dan tiga lembaga teknis dipastikan hilang, selebihnya, seluruh unit kerja mengalami perampingan.
Yang menjadi dasar utama rencana itu, menurut Sufri adalah efektifitas dan efisiensi lembaga dan aparatur yang akan membantu Bupati mewujudkan visi dan misinya. Menurut Sufri, lembaga perangkat daerah dan aparatnya adalah kaki tangan Bupati. Dari aspek anggaran,  Hilangnya seratus empat puluh tujuh jabatan itu, menurut Wakil Bupati, akan menghemat anggaran untuk tunjangan jabatan sebesar 1,75 milyar setiap tahun. Belum termasuk biaya operasional lima perangkat daerah yang rata-rata berkisar satu milyar pertahun. Total hampir 7 milyar setiap tahun bisa dihemat dan digunakan untuk masyarakat.
Sebagai pimpinan pemerintah daerah, bupati memimpin sebuah tim kerja untuk melaksanakan tugas kepada rakyat dalam masa jabatannya. Tidak semua yang besar bagus, sebaliknya tidak semua yang kecil jelek. Untuk memenuhi harapan rakyat yang dibebankan kepadanya, tim ini harus bekerja maksimal, efektif dan efisien.
Tidak masalah kalau setelah berjalan selama beberapa bulan pemerintah daerah merasa bahwa lembaga yang ada sekarang tidak cukup, maka akan dilakukan penambahan kembali. Tapi yang jelas, untuk saat ini, orang yang diperlukan untuk membantu bupati dan wakil bupati hanya sebanyak jumlah itu.
Kalau anggota DPRD mengatas namakan pertimbangan kemanusiaan, maka tolong pertimbangkan pula berapa banyak manusia yang bisa ditingkatkan kualitas dan kapasitas kehidupannya dari penghematan yang dihasilkan dari perampingan birokrasi ini.
Penjelasan itu sedikit banyak mengendurkan serangan anggota Bamus. Sufri menangkap gelagat itu, lalu menjatuhkan senjata pamungkasnya. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih oleh rakyat untuk melakukan perbaikan. Restrukturisasi adalah langkah awal dari perbaikan sistem pemerintahan secara menyeluruh. Jika DPRD tidak merestui langkah-langkah yang dilakukan Bupati dan wakilnya, berarti DPRD tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Akhirnya, Bamus DPRD memberikan lampu hijau draft ranperda itu diajukan ke rapat paripurna.
Di luar DPRD, desas desus mengenai restrukturisasi ini mulai beredar dan mencemaskan sejumlah pegawai, terutama yang sudah terlanjur merasa nyaman dengan posisinya. Sebagian besar menilai bahwa langkah ini akan menjadi pukulan bagi pegawai negeri, terutama yang berada di level rendah. Apalagi pada periode bupati sebelumnya, banyak pegawai yang menyogok petugas di Badan Kepegawaian sehingga bisa menduduki jabatan struktural.
Sufri mengumpulkan seluruh pejabat struktural di Aula Kabupaten. Kepada Imran, Sufri meminta restu untuk memberikan penjelasan mengenai rencana restrukturisasi kelembagaan yang akan segera diikuti dengan pengisian jabatan tersebut. Imran hanya berpesan, lakukan yang terbaik, Pak Wabup.
Isu mutasi setiap selesainya pelantikan pejabat hasil pemilu kepala daerah memang selalu menjadi agenda yang paling ditunggu-tunggu oleh kalangan birokrat. Biasanya, bupati baru akan merekrut pejabat yang mendukungnya dalam pemilu, dan menyingkirkan yang tidak mendukungnya. Tidak peduli pada potensi SDMnya. Like and dislike. Tapi Sufri dengan tegas menyatakan bahwa pemilu sudah berakhir. Sekarang waktunya bersatu kembali untuk membangun daerah ini. Hal itu sedikit menenangkan perasaan hadirin.
Sufri lalu memberikan penjelasan mengenai rencana itu. Pejabat yang akan duduk dalam lembaga hasil restrukturisasi nantinya adalah pegawai yang cakap dan mampu. Sehingga bagi yang merasa memiliki kompetensi, tidak perlu merasa khawatir. Setiap jabatan akan ditawarkan kepada pegawai yang berminat secara terbuka. Jika peminatnya lebih dari satu, akan dilakukan seleksi dengan indikator penilaian yang jelas dan transparan. Sehingga tidak dimungkinkan adanya kecurangan, kolusi dan nepotisme. Semakin banyak hadirin yang merasa tenang.
Tugas Bupati dan Wakil Bupati, hanya terbatas pada pemilihan level pimpinan. Yaitu pada jabatan Kepala Dinas dan Kepala Lembaga Teknis. Selanjutnya, setelah pejabat-pejabat tersebut menduduki jabatannya, mereka akan diberi kewenangan mengatur bawahannya masing-masing. Merekalah yang akan melakukan seleksi untuk mendapatkan pembantu-pembantu yang menurutnya bisa menjadi bagian dari teamwork. Begitu seterusnya secara berjenjang, sehingga kewenangan hirarkhis setiap pejabat jelas.
Setiap kepala lembaga perangkat daerah wajib membentuk tim yang solid dalam lingkungan  kerjanya. Hubungan antarpegawai berdasarkan fungsi dan tanggung jawabnya, harus berjalan secara jelas dan tegas. Tidak boleh ada seorangpun yang tidak berfungsi dalam lembaga itu, tidak boleh ada seorang pegawaipun yang tidak mempunyai tanggung jawab. Kita bersama-sama bekerja dan kita bekerja sama. Hadirin bertepuk tangan.
Sufri mencontohkan, pada periode sebelumnya, banyak pejabat struktural yang ditempatkan dalam sebuah unit kerja tanpa melalui proses pengusulan dari pimpinan instansi yang bersangkutan. Hanya karena kedekatannya dengan pejabat, seenaknya minta-minta nota agar diberi jabatan. Padahal kompetensi dan kapasitasnya tidak dibutuhkan dalam lembaga itu. Apa akibatnya, pegawai tersebut tidak disiplin. Tidak bisa menjalin komunikasi yang harmonis dengan atasan, rekan kerja dan bawahannya. Tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan tidak sedikit yang kemudian berkonfrontasi  dengan sesamanya.
Hal itu tidak akan terjadi sekarang ini. Orang yang berada di bawah satu lingkungan kerja, harus kompak dan solid, laksana sebuah bangunan yang kokoh. Hadirin bertepuk tangan lagi. Ada juga yang meneriakkan yel yel dukungan untuk bupati dan wakil bupati baru.
Bahkan anda tidak perlu membayar untuk menduduki jabatan. Kata Sufri lagi, makin bersemangat. Bahkan kamilah yang harus memberikan penghargaan dan imbalan kepada para pegawai yang bekerja untuk kepentingan rakyat, untuk upaya pencapaian visi dan misi kami. Hadirin berdiri sambil bertepuk tangan.
Sufri menenangkan mereka. Bukan hanya itu, katanya lagi. Bagi anda yang belum terakomodasi dalam lembaga perangkat daerah pada saat pengisian jabatan nanti, bukan berarti anda tidak dibutuhkan. Saya janjikan bahwa semua orang yang mau bekerja, pasti kita butuhkan dan pasti akan kita akomodir. Oleh karena itu, agar anda bisa berkontribusi, tingkatkan daya saing anda, tingkatkan kemampuan dan kapasitas anda.
Bagi anda yang seperti itu, pemda akan memberikan beasiswa dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan pengembangan kapasitas, baik formal maupun informal, utamanya pada bidang-bidang keahlian yang memang masih sangat kita butuhkan di daerah ini. Sehingga kelak pada saat anda kembali nanti, anda sudah siap untuk berkontribusi bagi daerah ini. Ingat, diberikan beasiswa, anda akan tugas belajar.
Semua hadirin puas. Sufripun meninggalkan aula diiringi tepuk tangan hadirin. Ia puas dengan respon mereka. Sekarang tinggal menjaga agar semua tahapan dan prosedur itu berjalan dengan baik. Jangan sampai ada celah bagi terjadinya kealpaan atau kekeliruan. Karena hal itu akan berakibat fatal. Jangan berhenti bicara, Sufri. Teruslah bicara. Buat mereka paham. Katanya pada diri sendiri.

No comments:

Post a Comment